Suara Kasih: Mempraktikkan Usaha Benar

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Tzu Ching Mempraktikkan Usaha Benar

Jumlah sampah yang terus bertambah akan melukai bumi
Mensosialisasikan pelestarian lingkungan di seluruh dunia
Tzu Ching mempraktikkan usaha benar        
Bersungguh hati dalam meneruskan estafet cinta kasih bagi bumi

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus senantiasa berhati tulus, mawas diri, serta selalu berdoa untuk ketenteraman dunia. Setiap orang yang hidup di kolong langit dan di atas bumi pasti mendambakan sebuah kehidupan yang selaras. Sesungguhnya, keselarasan ini haruslah dimulai dari manusia sendiri. Jika pikiran manusia bisa selaras, maka dunia juga akan aman dan tenteram. Setiap orang harus memiliki pengetahuan benar, pandangan benar, dan perhatian benar, barulah dunia bisa selaras. Jadi, kebenaran sangatlah penting.

Ajaran yang benar ini selalu saya ulas setiap hari. Ajaran yang benar ini haruslah kita praktikkan dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Setiap orang harus memiliki pikiran benar agar bisa merenungkan jalan mana yang harus ditapaki dalam hidup. Jika kita tidak merenungkan dengan baik arah hidup yang benar, maka berjalan menyimpang sedikit saja, kita akan jauh tersesat. Lihatlah, di tengah kondisi cuaca yang panas, sebuah festival musik digelar di tepi pantai. Dalam waktu beberapa hari, festival ini telah menciptakan lebih dari 100 ton sampah. Selain itu, sebanyak 850 orang harus dikerahkan untuk membersihkan pantai tersebut. Orang yang pergi mencari kesenangan ke sana, apakah benar-benar bahagia? Mereka berpikir dengan berteriak, bernyanyi, dan menari seperti itu bisa memperoleh kebahagiaan dan terbebas dari kerisauan. Apakah bisa? Sulit juga. Kita harus benar-benar menenangkan hati untuk menikmati keheningan dan kejernihan alam. Jika bisa menyatukan hati kita dengan alam semesta, barulah kita akan bisa benar-benar merasakan keheningan dan kebahagiaan.

Kebahagiaan dalam keheningan seperti ini merupakan kebahagiaan yang sesungguhnya. Akan tetapi, manusia selalu memiliki pemikiran yang keliru tentang ini. Saya sungguh sedih melihatnya. Akan tetapi, kita juga bisa melihat berita yang positif, yaitu tentang sekelompok Tzu Ching. “Pelestarian Lingkungan  bagai Mentari Tak Terbenam”“Estafet Cinta Kasih bagi Bumi Kita”. Para Tzu Ching mengasihi bumi dan meneruskan estafet cinta kasih untuk melestarikan lingkungan. Anggota Tzu Ching di lima benua sangat mengasihi bumi. Mereka semua membersihkan jalan-jalan  di bawah teriknya matahari. Bahkan anak kecil juga melakukan hal yang sama. Ini adalah pendidikan. Baik orang tua maupun anak muda, semuanya memiliki semangat misi untuk melindungi bumi.

Ini adalah tanggung jawab. Waktu anak muda di dunia lebih panjang dibanding dengan orang tua. Jika anak muda tidak tahu bagaimana mendaur ulang sumber daya alam saat ini, saya yakin kondisi bumi kita kelak akan lebih buruk lagi.Dengan bertambahnya satu orang, kekuatan juga akan semakin bertambah. Bumi kita juga akan bisa bertahan lebih lama. Kita harus membimbing anak muda untuk senantiasa mewariskan semangat ini dari generasi ke generasi. Dengan demikian, setiap orang akan bisa mewariskan semangat untuk mengasihi bumi. Tidak peduli cuaca dingin maupun panas, pada hari yang sama, mereka melakukan kegiatan dengan satu tekad, yaitu mengasihi bumi.

Kita dapat melihat anggota Tzu Ching di Malaysia. Mereka telah melakukan daur ulang lebih dari 10 tahun lamanya. Mereka sering pergi ke gedung-gedung demi mensosialisasikan daur ulang. Kini, banyak orang telah mengetahui kegiatan daur ulang tersebut dan tahu apa yang harus mereka lakukan. Waktu belasan tahun bagaikan satu hari. Setiap kali pergi ke gedung bertingkat, meski gedung itu berlantai dua puluh, mereka tetap menggunakan tangga  untuk mengumpulkan barang daur ulang dari rumah ke rumah. Beberapa warga bahkan sudah tahu dan menaruh surat kabar bekas  yang sudah diikat rapi dan botol-botol plastik lainnya di luar rumah. Inilah kesepahaman Tzu Ching dengan warga. Setiap orang sangat mendukung filosofi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Mereka bertanya apakah kalian naik lift? ”Kami pun memberi tahu mereka bahwa tadi kami naik tangga. Kami sungguh meyakinkan mereka dengan teladan nyata. Setiap orang harus melatih fisik,”ucap seorang Tzu Ching.

Para Tzu Ching ini sungguh menaiki tangga selantai demi selantai. Karena itu, setiap keluarga  sangat mengagumi, menghormati, dan mengasihi sekelompok Tzu Ching tersebut karena masih ada anak muda di masa kini yang mau melindungi bumi dan bersedia bersumbangsih bagi bumi. Seorang relawan baru berkata, ”Saya mengetahui kegiatan daur ulang ini dari akun Facebook teman. Saya berharap bisa turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan karena dahulu saya jarang mengikuti kegiatan seperti ini. Di sini, sampah kertas juga dipilah dengan sangat teliti. Sungguh di luar bayangan saya.”

”Dari pukul 7 hingga pukul 9, kami menjadi relawan ataupun mengikuti kegiatan lainnya. Akan tetapi, anak muda biasanya mungkin dari pukul 7 bermain komputer hingga pukul 12. Jika dihitung-hitung, ada sekitar 5 jam. Jika mereka bersedia menyisihkan waktu 2 jam untuk melakukan kegiatan daur ulang ataupun mengikuti kegiatan lainnya, maka akan sangat bermanfaat bagi mereka sendiri.” ucap seorang Tzu Ching. Jadi, kita hendaknya giat membimbing dan mensosialisasikan kekuatan cinta kasih ini kepada banyak orang. Janganlah kita membiarkan anak muda menghabiskan waktu sia-sia dengan bersenang-senang dan bermain-main. Jika demikian, dunia kita kelak sungguh tidak ada harapan.

Kita dapat melihat anggota Tzu Ching yang begitu bersih, rapi, giat bersumbangsih, melindungi bumi, menghormati langit, serta menghargai sumber daya alam. Saya memilah sampah-sampah saya untuk memastikan semuanya dapat didaur ulang. Yang mereka lakukan sungguh luar biasa. Dia merasa penasaran, kami pun menjelaskan kepadanya. Dia sangat berterima kasih kepada kami dan berkata bahwa yang kami lakukan sungguh baik. Jadi, dari banyak anak muda di dunia, kita dapat melihat banyak anak muda yang sangat dikasihi dan berguna. Akan tetapi, dari banyak anak muda, kita juga dapat melihat mereka yang telah menciptakan sampah. Ini semua hanya bergantung pada pikiran. Jika pikiran murni, kita akan bisa menampilkan citra yang baik. Jika pikiran kita murni, kita akan bisa melayani masyarakat. Jadi, kita harus menjaga kemurnian batin dan giat melakukan daur ulang.

Dari kegiatan yang mereka lakukan, kita bisa melihat Tzu Ching memiliki arah dan pandangan yang benar. Dengan pandangan dan pikiran yang benar, barulah kita bisa menapaki jalan kebenaran. Jalan Bodhisatwa sangatlah lurus dan lapang. Orang yang bisa menapaki Jalan Bodhisatwa yang lurus dan penuh cinta kasih ini, bukankah merupakan Bodhisatwa dunia? Keindahan dan kebaikan anak muda ini, bukankah merupakan sebuah kekuatan?  Bukankah mereka adalah harapan bagi dunia? Jadi, kita harus sungguh-sungguh lebih memberi dukungan kepada anak muda agar mereka lebih giat dan bersemangat lagi.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Titik Green Point di Komplek Graha Sunggal

Titik Green Point di Komplek Graha Sunggal

07 September 2022

Relawan Tzu Chi Hu Ai Petisah membuat titik green point yang ke-39 di Komplek Graha Sunggal di Jl. Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Sumatera Utara. Titik green point ini diresmikan di Komplek Graha Sunggal pada 28 Agsutus 2022.

Kontribusi Keluarga Besar Tzu Chi Hospital untuk Diri dan Bumi

Kontribusi Keluarga Besar Tzu Chi Hospital untuk Diri dan Bumi

22 Agustus 2022

Tzu Chi Hospital 21 Day Veggie Challenge Road to Healty Living with Plant Based Meal sudah selesai dilaksanakan. Melalui program ini, sebanyak 179 peserta melakukan aksi vegetarisme dengan mengonsumsi makanan vegetaris selama 21 hari.

Berbagi Kebahagiaan Bersama Oma dan Opa

Berbagi Kebahagiaan Bersama Oma dan Opa

12 Februari 2020

Sebanyak 75 anak murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Tebing Tinggi beserta relawan Tzu Chi mengunjungi oma opa di Panti Jompo Yasobas Tebing Tinggi (02/02/2020). Kegiatan ini dalam rangka merayakan Imlek bersama, sekaligus memupuk budaya berbakti dalam diri anak-anak terhadap orang tua mereka.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -