Suara Kasih: Memurnikan Pikiran
Jurnalis : , Fotografer : Judul Asli: Memurnikan Pikiran dan Berbuat Kebajikan Pikiran menyimpang menyulut perang | |||
Manusia tak pernah merasa puas. Keinginan mereka sangatlah banyak dan tak pernah habis. Orang awam memiliki banyak sekali impian. Setelah memiliki sesuatu, mereka mengejar yang lainnya. Karena itu, banyak hal yang mereka pikirkan. “Sewaktu kecil, saya tak memiliki apa-apa. Kini setelah memiliki penghasilan, saya mau mendapatkan apa pun yang saya inginkan, seperti kalung, berlian, cincin, atau arloji emas. Saat itu, saya suka membandingkan diri dengan orang lain. Saya selalu berpikir bahwa saya harus memiliki apa pun yang dipunyai orang lain,” kata seorang relawan Yang kita lihat ini adalah relawan Ye. Sewaktu muda, kondisi ekonomi keluarganya tak begitu baik. Ia tak belajar dengan giat, namun berkeinginan meringankan beban orang tuanya. Karena itu, saat berusia belasan tahun, ia mempelajari keterampilan mengaduk semen. Pada umumnya orang membutuhkan waktu selama 3 tahun 4 bulan, namun ia dapat menguasai keterampilan ini hanya dalam waktu setahun lebih. Sewaktu muda, ia mempelajari bidang ini dengan sangat tekun sehingga ia bisa sukses dengan cepat dan mendapatkan banyak uang. Ia sangat suka akan motor dan telah ganti motor sebanyak 17 kali. Ia selalu mengganti motornya bila ada produk impor yang terbaru. Saat itu, ia sangat sukses dan memperoleh banyak uang. Namun, hidup sungguh tak kekal. Empat bulan setelah menikah, ia mengalami kecelakaan yang mengubah seluruh hidupnya. Karena tangannya mengalami luka dan butuh waktu lama untuk sembuh, ia pun berganti bidang pekerjaan. Namun, ia selalu mengalami kerugian. Ia pernah pergi ke Tiongkok dan membuka sebuah klub malam di sana. Namun, bisnisnya ini tak berjalan lancar sehingga ia menjualnya kepada orang lain dan kembali ke Taiwan. Beban ekonomi keluarga sangat berat saat itu. Lalu istrinya meneruskan bisnis binatu keluarganya. Ia pun membantu usaha istrinya ini. Namun, ia merasa tak terbiasa menerima perintah dari istrinya karena dulu ia yang menjadi majikan. Terkadang, saat merasa kesal ia pergi meninggalkan rumah itu. Pada tahun 2002, drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak mulai dipentaskan. Seorang tetangganya yang adalah anggota komite mengundangnya untuk menyaksikan pementasan. Setelah menyaksikannya, ia merasa tersentuh dan mulai menjernihkan hatinya. Ia juga membaca kitab Sutra Makna Tanpa Batas. Ia sungguh berjodoh dengan sutra ini karena apa pun yang saya katakan, ia dapat menerimanya sehingga dapat berefleksi diri dan bertobat. Dalam waktu 3 bulan, ia yang biasa menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari, menghentikan kebiasaan merokok. Ia juga berhenti mengunyah pinang dan tak lagi mengonsumsi minuman keras, bahkan mulai bervegetarian. Hal ini sungguh tak mudah baginya. Yang lebih luar biasa, ia tak lagi mengucapkan kata-kata kasar. Ia bergabung dengan Tzu Chi dan menjalani pelatihan. Namun, setiap kali menghadiri rapat, ia mengalami kesulitan dalam mencatat karena tak banyak karakter Mandarin yang dikenalnya. Karena itu, ia mulai giat mempelajarinya dengan menggunakan kamus. Baik kamus maupun sutra, ia mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Ia lebih tekun dari orang lain seperti saat ia mempelajari keterampilan mengaduk semen. | |||
| |||
Dalam hidup ini, berapa banyak keinginan yang kita kejar dan kesenangan yang kita nikmati? Sewaktu muda, relawan Ye hidup mapan. Namun, sebuah kecelakaan mengubah seluruh hidupnya. “Karena memiliki banyak kebiasaan buruk, saya pun memutuskan untuk bergabung dengan Tzu Chi dan berusaha menyelami ajaran Master Cheng Yen. Master terus berkata agar kita senantiasa melatih diri karena hal ini sangatlah penting. Master berkata bahwa asalkan kita mau berubah, tak ada istilah terlambat,” kata relawan Ye. Kini ia sungguh adalah seorang Bodhisatwa dunia. Baginya, menolong orang lain lebih bahagia daripada mendapatkan materi berlimpah. Karena itu, ia bersumbangsih dengan senang hati dan memperolah sukacita dalam Dharma. | |||
| |||
Pada tanggal 30 april 1998, Wakil Ketua Tzu Chi, Tuan Wang, bersama dengan beberapa staf berangkat ke Provinsi Gansu, Tiongkok, untuk menyurvei wilayah yang dilanda bencana kekeringan. Mereka menemukan bahwa kehidupan warga setempat sangat sulit. Tanpa air, manusia dan makhluk lainnya tak dapat hidup. Saat tanah mengalami kekeringan, tanaman pangan tak dapat tumbuh. Setelah dievaluasi, kita pun memutuskan untuk membuat tempat penampung air di sana. Hingga kini, kita telah membuat lebih dari 20 ribu tempat penampung air. Namun, beberapa tahun ini, kondisi cuaca berubah. Hujan tak turun meski sudah saatnya. Karena itu, kita tengah berencana untuk merelokasi warga setempat. Setelah bekerja keras selama beberapa tahun, dan saya berterima kasih atas dukungan dari pemerintah setempat, pada awal tahun ini kita telah selesai membangun sebuah desa bagi mereka. Ini juga adalah sejarah. Pada tahun 1998, jika tak ada keberangkatan pertama ke Gansu, entah bagaimana kehidupan warga setempat dapat berubah. Itulah sejarah 30 April. Asalkan memiliki niat baik, kita akan dapat menciptakan berkah bagi dunia. Namun, jika pikiran kita menyimpang, maka akibatnya akan berdampak hingga anak cucu kita. Sungguh, segalanya bersumber dari pikiran kita. Baiklah, melihat peristiwa yang terjadi setiap hari di dunia ini, saya merasa sangat gundah. Bagaimana pun, kita harus memanfaatkan waktu sekarang sebaik mungkin. Asalkan hal itu benar, lakukan saja! Bila kita melakukan kesalahan, segeralah berubah dan mulailah hidup yang baru. | |||
Artikel Terkait
Belajar Bersumbangsih Melalui Hasil Karya
25 April 2016Waisak 2555: Dharma di Setiap Perbuatan
09 Mei 2011Tzu Chi Sinar Mas Salurkan 2.700 Masker Kain di Kabupaten Serang
15 Juni 2020Melalui relawan komunitas Serang-IKPP, Tzu Chi Sinar Mas menyalurkan 2.700 masker kain di enam kecamatan dan empat desa di Kabupaten Serang, Banten, pada 8 Juni 2020.