Suara Kasih: Menanam Benih Baik

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Menanam Benih Baik dan Menghargai Kehidupan

      

Membimbing masyarakat agar memiliki pandangan benar
Menanam benih baik dan menghargai kehidupan
Seorang pria kembali ke arah yang benar dan mengubah tabiat buruk
Mengasihi diri sendiri dan orang lain untuk membalas balas budi luhur orang tua

Di seluruh dunia, setiap 40 detik ada satu orang yang bunuh diri. Di Taiwan, setiap tahunnya ada lebih dari 3.000 orang yang meninggal karena bunuh diri dan lebih dari 12.000 orang yang gagal bunuh diri. Angka bunuh diri di Taiwan menduduki peringkat ketiga di Asia. Kehidupan ini penuh dengan harapan. Akan tetapi, ada orang yang malah menghancurkan harapan hidupnya sendiri. Hal ini sungguh disayangkan.

Ketahuilah bahwa untuk terlahir di negara yang aman serta memiliki sandang dan pangan yang cukup bukanlah hal yang mudah. Ada pula orang yang terlahir di negara yang penuh dengan perang. Setiap hari mereka dipenuhi rasa takut dan cemas. Untuk terlahir di negara yang aman dan menjalani kehidupan dengan tenang adalah hal yang tidak mungkin bagi mereka. Jika dibandingkan dengan mereka, bukankah kita harus menghargai dan bersyukur atas segala yang kita miliki?

Kita harus bersyukur kepada bumi pertiwi dan semua makhluk. Jika hanya seorang diri di dunia ini, apakah kita bisa bertahan hidup? Kita membutuhkan banyak orang untuk menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan agar bisa hidup tenteram dan memiliki sandang dan pangan yang cukup. Karena itu, kita harus senantiasa bersyukur, tahu berpuas diri, dan menghargai lingkungan hidup kita sekarang. Dengan menghargai lingkungan hidup sekarang, secara alami hati kita akan merasa damai dan bebas dari pikiran menyimpang yang akan membelenggu dan membuat masalah bagi diri sendiri. Jadi, kita sungguh harus menenangkan hati kita.

Kita juga dapat melihat staf dari Rumah Sakit Tzu Chi di Taipei mengadakan sosialisasi untuk mencegah bunuh diri. Mereka berbagi dengan para siswa mengenai cara mengendalikan emosi. Kita harus mencegah terjadinya bunuh diri. Bunuh diri merupakan kejahatan dan pelanggaran yang terberat. Ketahuilah bahwa tidaklah mudah bagi kita untuk terlahir di alam manusia. Tubuh kita ini adalah pemberian orang tua. Terlahir di alam manusia, kita semua membawa buah karma langsung dan buah karma penopang masing-masing. Berjodoh dengan orang tua tertentu di lingkungan tertentu, itulah buah karma penopang.

Buah karma langsung adalah hasil dari benih karma yang kita tanam di kehidupan lampau. Jadi, dalam kehidupan ini, buah karma apa pun yang kita terima dan rasakan, harus kita hadapi dengan hati yang damai karena ini adalah hasil perbuatan kita sendiri, dalam ilmu kedokteran masa kini disebut gen, di dalam Buddhisme disebut dengan benih karma. Karma berarti perbuatan, yakni perbuatan yang kita lakukan di masa lalu. Asalkan kita memahami bahwa karma buruk yang pernah kita ciptakan di kehidupan lampau akan mendatangkan masalah bagi kita di kehidupan ini, maka kita harus bersabar agar semuanya cepat berlalu.

Kita harus mengubah jodoh buruk menjadi baik. Contohnya saat berinteraksi dengan orang lain. Saat ada orang yang tidak menyukai kita, kita harus mundur selangkah untuk meminta maaf, lalu maju selangkah lagi untuk menjalin jodoh baik dengannya. Dengan demikian, bukankah jalinan jodoh buruk kita dengannya akan berakhir? Setelah itu, janganlah kita terus menyimpan pikiran buruk di dalam hati kita. Jika pikiran buruk tersebut terus berada di dalam hati kita, maka benih karma yang buruk akan tercipta. Bunuh diri berarti kita membunuh tubuh kita sendiri. Tubuh kita ini adalah pemberian orang tua. Tubuh kita ini adalah pemberian orang tua. Ini berarti kita menghancurkan kehidupan yang diberikan oleh orang tua kita dan membuat mereka menderita.

Apakah yang dimaksud dengan berbakti? Tidak membuat orang tua khawatir dan cemas adalah wujud bakti. Karma buruk terberat adalah membangkang pada orang tua, tidak berbakti, dan tidak patuh. Ini semua adalah pelanggaran yang sangat berat. Tidak berbakti sudah merupakan pelanggaran, tetapi jika masih membunuh tubuh yang diberikan oleh orang tua kepada kita, maka berarti kita telah melakukan pembunuhan sekaligus tidak berbakti. Ini semua akan mendatangkan masalah besar bagi orang tua, keluarga, dan masyarakat. Jadi, apakah bunuh diri bisa menyelesaikan semua masalah? Bunuh diri berarti kita meninggalkan masalah kepada masyarakat. Masyarakat mungkin akan merasa terganggu dengan berita tersebut, namun mereka juga akan lupa dengan mudah, sehingga hal tersebut pun cepat berlalu. Akan tetapi, benih karma yang kita ciptakan akan tetap ada.

Kita akan meninggalkan kehidupan ini tanpa tahu tujuan. Selain itu, pikiran kita juga penuh dengan noda batin. Benih karma tersebut akan mengikuti kita hingga kehidupan yang akan datang. Karena itu, Buddha datang berulang kali ke dunia dengan harapan bisa menaklukkan pikiran semua makhluk yang berjodoh dengan-Nya. Saat jalinan jodoh matang, secara alami manusia akan dapat dibimbing kembali ke jalan yang benar.

"Saya sangat sulit menerima kenyataan bahwa saya sudah bercerai. Karena itu, saya selalu pergi ke klub malam untuk mabuk-mabukan dan menghabiskan semua uang saya. Saya berpikir bahwa kehidupan saya sudah berakhir. Jadi saya mencoba bunuh diri dengan membakar arang di rumah. Beruntung, ibu saya menyelamatkan saya. Sesungguhnya, selama beberapa hari itu saya merasa kehilangan arah. Kemudian, paman saya mengajak saya ke Kantor Cabang Tzu Chi di Zhanghua. Itu pertama kalinya saya ke sana, juga pertama kalinya saya bertemu dengan Master Cheng Yen. Saat bertemu dengan Master Cheng Yen, saya merasakan penyesalan dan ingin menangis. Pada saat itu, saya berpikir Master Cheng Yen yang bertubuh kecil dan lemah saja bisa memikul tanggung jawab yang begitu besar, sedangkan saya seorang pria, saat bertemu masalah malah begitu lemah. Saya juga berpikir saya sudah mati sekali. Pada hari itu, yakni tanggal 1 Juni 2007, saya bertekad dan berkata pada diri sendiri untuk berhenti merokok dan minum alkohol. Saya ingin bergabung dengan keluarga besar Tzu Chi. Semua dimulai pada hari itu. Setelah bertemu dengan saya, relawan Hua pun mulai melakukan daur ulang dan mengubah tabiat buruk," kata seorang relawan.

Setiap orang bisa berubah asalkan mereka pernah menanam benih baik pada kehidupan lampau. Karena itu, Relawan Hua bertemu dengan insan Tzu Chi di saat dia paling membutuhkan bantuan. Ini semua berkat adanya jalinan jodoh. Hukum sebab akibat sungguh luar biasa. Kita harus mengerti cara mengendalikan emosi kita. Sungguh, banyak sekali penyelamat yang tengah menunggu untuk membimbing orang yang kehilangan arah. Mereka menahkodai perahu cinta kasih menuju Dunia Saha ini untuk menyelamatkan orang yang menderita.

Asalkan kita bisa menjaga pikiran dengan baik, maka kita akan berkesempatan untuk bertemu dengan Bodhisatwa dunia. Janganlah kita menanam benih karma buruk yang akan membelenggu kita sehingga di kehidupan mendatang kita hidup dalam ketakutan, ketersesatan, dan kekacauan pikiran. Jika jaring kegelapan batin yang rumit ini tidak dapat kita lepaskan, maka kita akan sangat menderita dari kehidupan ke kehidupan. Karena itu, kita harus menyelaraskan hati sebaik mungkin. Kita harus menaati hukum sebab akibat agar tidak menciptakan lebih banyak benih karma buruk. Belakangan ini, kita sering melihat berita tentang orang yang bunuh diri. Bunuh diri adalah menciptakan karma buruk. Kita harus mengasihi diri sendiri dan orang lain agar bisa menciptakan berkah bagi umat manusia. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.


Artikel Terkait

Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat

14 Juni 2012 Di desa yang letaknya cukup terpencil ini dilaksanakan acara Bakti Sosial Pengobatan Umum-Gigi dan Pembagian sembako bagi warga kurang mampu di Kecamatan Modo.
Baksos dalam Kasih dan Pengetahuan

Baksos dalam Kasih dan Pengetahuan

30 Juli 2010
Setiap bulan, He Qi Utara mengadakan baksos bagi para seniman bangunan di minggu keempat. Antrian yang panjang, semangat untuk datang lebih pagi dan asap dapur yang mengebul lebih awal dari biasanya adalah pemandangan yang kerap menjadi ciri khas baksos.
Cinta Kasih dalam Sepotong Kue Bulan

Cinta Kasih dalam Sepotong Kue Bulan

23 September 2024

Tzu Chi Tebing Tinggi membagikan kue bulan dan sembako kepada 250 warga kurang mampu. Lewat pembagian kue bulan dan sembako ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan festival kue bulan dengan penuh sukacita.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -