Suara Kasih: Menanamkan Akar Kebijaksanaan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menanamkan Akar Kebijaksanaan Lewat Pendidikan Masyarakat

Empat Misi Tzu Chi terbentuk berkat kerja sama yang harmonis dari banyak orang
Setiap orang bertanggung jawab untuk menanam akar kebijaksanaan
Menyebarkan cinta kasih universal di lembaga pemasyarakatan
Menjaga kelestarian fisik dan batin demi memberi manfaat bagi orang banyak

 

Lihatlah pada saat ini, Kompleks Tzu Chi Banqiao dipenuhi banyak orang. Setiap orang memiliki satu hati yang sama, yaitu hati yang tulus dan penuh cinta kasih. Dengan cinta kasih universal, setiap orang mendukung Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisattva di dunia. Jadi, setiap orang harus bersatu hati. Di dalam Tzu Chi, kita sering menyebutnya dengan kerja sama yang harmonis. Mengenai kesatuan hati, di dalam hubungan antar manusia, hati setiap orang harus bersatu. Selain itu, kita juga harus hidup harmonis dan saling mengasihi. Antar manusia harus saling memerhatikan dan saling mengasihi.

Himpunan kekuatan manusia yang penuh kebajikan dan cinta kasih disebut gotong royong. Selama lebih dari 40 tahun ini, kita berjuang demi satu hal, yaitu menciptakan kehamonisan bagi masyarakat. Dalam interaksi antar sesama, setiap orang harus saling mengasihi. Empat puluh tujuh tahun yang lalu,Tzu Chi pertama kali didirikan dengan nama “Ke Nan Tzu Chi Association”. Dahulu, ada dua huruf “Ke Nan”. Tzu Chi sungguh berdiridi tengah masa yang sulit. Dimulai dari 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan uang 50 sen ke dalam celengan bambu setiap hari, hingga kini Tzu Chi telah tersebar ke lebih dari 50 negara. Ini semua tercapai berkat waktu dan kerja sama yang harmonis antar manusia. Berkat kesatuan hati, keharmonisan, dan gotong royong setiap orang, sikap saling mengasihi, barulah Bodhisattva dunia bisa tersebar ke seluruh dunia.

“Saya adalah benih Tzu Chi. Saat ini, saya mengajar di Central Police University. Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih tanpa pamrih dan mengembangkan cinta kasih universal untuk berbuat baik. Kami sebagai polisi yang menerima bayaran dari negara karena gaji kita dibayar oleh negara.”

 

Dia adalah instruktur polisi. Dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih, dia membimbing para polisi bagaimana menumbuhkan cinta kasih bagai orang tua dalam melindungi dan menjaga keamanan masyarakat. Karena itu, kita harus menghormati para polisi yang telah bersumbangsih secara diam-diam. Demikian pula dengan relawan pemadam kebakaran dan Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan. Kita juga melihat anggota TIMA. Saya sering menyebut mereka dengan Tabib Agung. Tabib Agung adalah dokter yang memberikan pelayanan medis dengan hati Buddha. Saat menimba ilmu di perguruan tinggi, mereka memilih jurusan kedokteran. Tim medis memiliki komitmen untuk menyelamatkan kehidupan. Para dokter mendedikasikan hidup sendiri untuk menyelamatkan dan melindungi hidup orang lain. Karena itu, kita harus berterima kasih dan menghormati para dokter.

Tentu saja, kita juga melihat para guru dari Asosiasi Guru Tzu Chi. Pendidikan adalah harapan negara dan harapan keluarga. Pendidikan dapat mencetak insan berbakat. Dengan adanya pendidikan yang baik, barulah kita bisa memiliki masyarakat yang baik. Negara kita sangat membutuhkan insan berbakat. Buddha berkata bahwa era sekarang ini penuh dengan Lima Kekeruhan. Orang-orang mengenyam pendidikan tinggi. Meski pengetahuan masyarakat sangat tinggi, tingkat kriminal juga tidak rendah. Karena itu, selain mementingkan pendidikan di sekolah, insan Tzu Chi juga sangat memerhatikan pendidikan di masyarakat. Untuk itu, selain Empat Misi Tzu Chi, kita juga menggalakkan pelestarian lingkungan dan relawan komunitas. Insan Tzu Chi terjun ke komunitas untuk memerhatikan para warga di komunitas dengan harapan semoga kekuatan cinta kasih dan semangat moralitas bisa tersebar ke setiap sudut di komunitas. Inilah pendidikan masyarakat.

Para insan Tzu Chi juga sering terjun ke lembaga pemasyarakatan. Pihak lembaga pemasyarakatan di Pingdong telah berinteraksi dengan insan Tzu Chi selama beberapa tahun. Mereka berharap insan Tzu Chi bisa berkunjung ke sana secara rutin untuk berbagi dengan para narapidana.  Kini, kita telah melihat hasilnya. Insan Tzu Chi juga menggelar pementasan adaptasi Sutra di rumah tahanan. Para tahanan percaya bahwa dengan menyelami Sutra, mereka bisa membersihkan noda dan kekeruhan batin mereka. Mereka berharap bisa menyelami Sutra dan membersihkan noda batin mereka.

Para narapidana bahkan membentuk kelompok dan meminta insan Tzu Chi untuk berbagi tentang Kata Perenungan Jing Si, Dharma Bagaikan Air, dan lain-lain. Saya sangat berterima kasih kepada pihak lembaga pemasyarakatan yang mengizinkan insan Tzu Chi berbagi dengan para narapidana di sana. Kini, para tahanan mulai mempelajari Sepuluh Sila Tzu Chi, yaitu tidak minum minuman beralkohol, tidak menguyah pinang, tidak merokok, tidak menggunakan narkoba, dan lain-lain. Kita dapat melihat usai pementasan adaptasi Sutra, para tahanan bisa memahami makna yang tersirat di dalam Sutra. Mereka telah menyadari bahwa dahulu, mereka sungguh hidup dalam ketersesatan. Baik terhadap keluarga maupun terhadap masyarakat, mereka sungguh telah melakukan banyak kekeliruan. Mereka bahkan berikrar di atas panggung bahwa setelah keluar dari rumah tahanan, mereka akan bersumbangsih bagi masyarakat dan membuka lembaran baru bagi hidup mereka.

Saya sangat tersentuh mendengarnya. Saya sangat berterima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi. Bodhisattva daur ulang kita begitu menyayangi bumi. Meski telah berusia lanjut, mereka masih sangat mengasihi bumi lewat kegiatan daur ulang. Semoga barang daur ulang bisa menjadi emas, emas bisa menjadi cinta kasih, dan cinta kasih bisa menjadi aliran jernih yang mengalir ke seluruh dunia agar setiap orang bisa mendengar ajaran Buddha dalam keseharian dan terinspirasi untuk turut melakukan kegiatan daur ulang. Karena itu, saya sering berkata bahwa Bodhisattva daur ulang adalah Bodhisattva yang melindungi bumi.

Mereka sungguh mengembangkan cinta kasih untuk bersumbangsih bagi dunia. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Hari ini, di sini, ada sekitar 4.000 hingga 5.000 relawan daur ulang yang duduk di setiap ruangan yang berbeda. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua. Saudara sekalian, tahun yang baru telah dimulai. Saya berterima kasih kepada semua Bodhisattva yang telah mendukung Tzu Chi. Saya juga berterima kasih kepada para Bodhisattva daur ulang yang telah melindungi bumi. Semoga di tahun yang baru ini setiap orang bisa melewati hari-hari dengan penuh makna. Inilah doa Tahun Baru saya bagi setiap orang. Semoga tahun ini bisa dipenuhi berkah dan kebijaksanaan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Gempa Nepal: Menggunakan Cinta Kasih untuk Mengobati Luka Batin

Gempa Nepal: Menggunakan Cinta Kasih untuk Mengobati Luka Batin

12 Mei 2015 Relawan Tzu Chi Internasional kembali melakukan pembagian bantuan sembako untuk korban gempa di Nepal. Pembagian kedua ini dilakukan pada Senin, 11 Mei 2015, pukul 10.00 di Khwopa Secondary Higher School yang untuk sementara waktu digunakan sebagai tempat pengungsian bagi warga korban gempa.
Menjaga Kesehatan Opa dan Oma

Menjaga Kesehatan Opa dan Oma

26 Juli 2011
Baksos bagi opa dan oma ini baru pertama kali diadakan di daerah Pademangan. Baksos ini melibatkan lebih dari 7 orang dokter, 3 perawat dan 5 apoteker serta 25 orang relawan. Baksos dimulai pada pukul 8 pagi yang dikoordinatori langsung oleh Chandra Shixiong.
Sebersit Niat Baik dan Mengenggam Setiap Kesempatan

Sebersit Niat Baik dan Mengenggam Setiap Kesempatan

05 Maret 2015Sehabis operasi, papa membutuhkan  banyak darah," tambahnya. Pendonor berusia 41 tahun itu menceritakan pengalaman pahit kehilangan keluarga terdekat akibat dari keterlambatan pasokan darah. Pengalaman itulah yang mendorong niat dan tekad Rosanna untuk mendonorkan darahnya. “Selama masih diberi kesempatan untuk donor, saya akan terus melakukannya,” ujarnya.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -