Suara kasih : Menciptakan Berkah bagi Sesama
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Menciptakan Berkah bagi Sesama dan Mempraktikkan Dharma Mengadakan penggalangan buku demi pendidikan anak-anak | |||
Beberapa hari lalu, wilayah selatan Taiwan diguncang gempa bumi selama beberapa saat. Gempa bumi tersebut berkekuatan 6,1 SR. Inilah gempa bumi terdahsyat di Taiwan selama dua tahun terakhir ini. Guncangan gempa terasa hingga ke Tainan,Jiayi, bahkan Taidong. Inilah yang terjadi beberapa hari yang lalu. Pada tahun 2003 lalu, Xinjiang, Tiongkok juga diguncang gempa bumi berkekuatan 6,8 SR yang mengakibatkan kerusakan yang parah. Bencana itu menelan lebih dari 280 korban jiwa dan melukai lebih dari 4.000 orang. Karena itu, setelah dilihat, Jika dibandingkan dengan kondisi di Tiongkok, Taiwan sungguh beruntung. Kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berhati tulus. Pascagempa di Xinjiang pada tahun 2003,insan Tzu Chi juga berangkat ke sana untuk menyurvei lokasi bencana. Selain memberikan bantuan kepada warga,Tzu Chi juga membangun dua gedung sekolah di sana agar anak-anak memiliki lingkungan belajar yang baik. Inilah proyek pembangunan sekolah yang memberikan harapan masa depan kepada anak-anak. Kita juga dapat melihat insan Tzu Chi di AS. Insan Tzu Chi di Amerika Serikat juga sangat memerhatikan pendidikan anak-anak. Mereka tengah mengadakan penggalangan buku anak-anak. Setiap orang membantu mengumpulkan dan menata buku dengan sungguh-sungguh untuk dikirimkan ke Afrika Selatan. Setiap orang melakukannya dengan penuh sukacita. | |||
| |||
Sejak tahun lalu, Tzu Chi mulai mengadakan pementasan adaptasi Sutra, mensosialisasikan pola hidup vegetarian,serta mengimbau setiap orang untuk membangkitkan hati pertobatan yang tulus. Kita mengimbau setiap orang untuk merenungkan kesalahan yang pernah diperbuat serta tabiat buruk yang dimiliki. Setiap orang harus berintrospeksi diri. Melihat ke dalam diri sangatlah penting. Inilah yang disebut berintrospeksi. Setelah berintospeksi dan menyadari kesalahan,kita harus berani mengakuinya. Inilah yang disebut bertobat. Hal ini bagaikan hati kita telah ternoda dan kita harus segera membersihkannya dengan menggunakan air Dharma. Setelah itu, kita harus melindunginya agar tidak tercemar lagi oleh kebiasaan-kebiasaan buruk. Karena itu, kita sungguh harus berubah. Kita sering berkata tentang membina diri. Sesungguhnya, apakah yang bisa dibina? Tabiat kita. Tabiat buruk dan kebiasaan hidup kita,semuanya bisa diubah. Tabiat buruk kita terpupuk akibat pengaruh kondisi luar. Karena bisa dipupuk, maka seharusnya juga bisa dikikis. Bagaikan berada di lingkungan yang kotor,tubuh kita pun akan berbau tak sedap. Saat keluar dari tempat tersebut, orang-orang akan bertanya,“Mengapa Anda berbau tak sedap, apakah badan Anda kotor?” Sesungguhnya, badan kita tidak kotor. Hanya saja karena lama berada di tempat kotor, badan kita pun tercemar oleh bau tak sedap. Seperti itulah kebiasaan buruk. Sebaliknya, jika pergi ke lingkungan tempat orang membuat parfum dan berada di sana selama beberapa waktu, maka aroma wangi juga akan memenuhi tubuh kita. Setelah keluar dari tempat tersebut, apakah aroma wangi itu akan terus ada di badan kita? Aromanya akan hilang setelah beberapa waktu. Karena itu, kita harus senantiasa memilih berada di lingkungan yang baik agar batin kita dapat selalu bersih dari kotoran batin. Dengan demikian, secara alami kita akan dipenuhi harumnya kebajikan. Saat menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya ke dalam perbuatan, maka aroma kebajikan yang harum akan memancar keluar dari diri kita. Aroma itu berasal dari tindakan nyata,yakni dana, sila, dan tindakan bermanfaat. Semua itu berasal dari sumbangsih kita. Inilah cara kita mempraktikkan Dharma dalam kehidupan sehari-hari. “Setelah mengikuti pementasan adaptasi Sutra, kini saya selalu berhenti untuk berpikir dulu sebelum berbicara atau saat ingin memarahi orang. Saya tidak emosional seperti dahulu lagi,” ucap seorang relawan. | |||
| |||
Kita juga dapat melihat Direktur Chen yang merupakan seorang pengusaha tekstil. Dia sangat gemar membeli mobil. Dia memiliki tujuh mobil.Saya pun bertanya kepadanya, Bagaimana Anda mengendarai mobil-mobil itu? “Setiap hari saya mengendarai mobil yang berbeda,” ucapnya. Setiap mobilnya berharga jutaan dolar AS,bahkan ada yang puluhan juta dolar AS. Ia menyimpan mobil-mobilnya di garasi. Saya pun bertanya, Apakah Anda merasa terbebani? Dia menjawab, “Saya harus mencuci mobil setiap hari. Setiap hari saya khawatir apakah ada kucing yang naik ke atas,apakah mobil saya tergores orang,” jawab Direktur Chen. Sungguh menderita. Saya bertanya kembali, tahukah Anda berapa banyak orang yang tengah kelaparan di dunia ini? Anda sendiri malah menghabiskan begitu banyak uang dan mencari masalah sendiri. Kemudian, orang yang berada di sekitarnya pun menasihatinya untuk menyisakan satu mobil saja dan mendonasikan keenam mobil lainnya. Dua hari lalu, saya mendapat kabar bahwa dia telah menjual enam mobilnya. “Saya terus teringat Master berkata bahwa di dunia ini ada banyak orang yang menderita. Saya tak seharusnya hidup boros demi memenuhi nafsu keinginan sendiri. Karena itu, setelah kembali ke kantor, saya pun memutuskan untuk menjualnya,” ujar Direktur Chen. Dia telah melepaskan kemelekatan dan ketamakan dalam dirinya.Kini dia berbuat kebajikan untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Saya yakin dia bisa membantu banyak orang. Baiklah, singkat kata, kehidupan manusia bagaikan panggung sandiwara. Cara kita menulis naskah kehidupan sendiri sangatlah penting. | |||
Artikel Terkait
My Dream di Medan: Memotivasi Para Difabel dan Mengetuk Hati para Donatur
02 Agustus 2019Para seniman yang tergabung dalam My Dream berasal dari latar belakang dan keterbatasan yang beragam. Walaupun mengalami keterbatasan, mereka mampu bangkit dan menjadi seniman kelas dunia. Mereka memotivasi para penyandang disabilitas dalam Coaching Clinic pada Kamis, 1 Agustus 2019 di Medan.