Suara kasih: Menciptakan Karma Baik Bersama
Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI NewsJudul Asli:
Indonesia dilanda bencana akibat ketidakselarasan unsur air dan api
| |||
Lihatlah, Gunung Sinabung di Indonesia kembali meletus. Gunung berapi ini sudah “tidur” selama 400 tahun. Akan tetapi, pada bulan Agustus 2010 lalu, ia tiba-tiba aktif kembali. Pada tahun 2013 lalu, ia kembali menyemburkan awan panas hingga berdampak pada daerah permukiman. Selain itu, ia juga terus memuntahkan abu vulkanik yang sangat tebal. Saat itu, insan Tzu Chi juga segera bergerak untuk memberikan bantuan. Di awal tahun 2014 ini, Gunung Sinabung kembali meletus dan mengeluarkan asap tebal. Melalui tayangan tadi, karena ditutupi oleh abu vulkanik. pada pagi hari, seluruh langit terlihat gelap. Sementara pada malam hari, langit terlihat berwarna merah. Kondisi ini sungguh membawa penderitaan yang tak terkira. Akibat abu vulkanik yang sangat tebal, maka penduduk yang tinggal di radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung harus dievakuasi. Namun, dua hari belakangan ini kondisi letusan kian parah sehingga warga yang berada dalam jarak 10 km juga harus dievakuasi. Berhubung jumlah warga di tempat pengungsian semakin lama semakin bertambah, insan Tzu Chi di Medan pun segera bergerak untuk menyalurkan bantuan. Beberapa hari ini mereka sibuk menyalurkan bantuan bagi korban bencana gunung berapi. Ketidakselarasan unsur tanah seperti ini sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Di Jakarta, banjir yang melanda selama beberapa hari ini juga membuat banyak warga terpaksa mengungsi. Insan Tzu Chi menggunakan perahu karet untuk membagikan barang bantuan. Sementara itu, di Indonesia bagian utara, yakni di Sulawesi Utara, juga terjadi tanah longsor yang membawa kerusakan parah.
| |||
| |||
Beberapa hari ini, melalui laporan berita, kita juga bisa melihat beberapa negara juga diselimuti kabut asap yang sangat tebal. Terlebih lagi, lapisan kabut asap tebal telah menyelimuti berbagai wilayah di Tiongkok telah memengaruhi wilayah Jepang, Amerika Serikat, dan negara lain. Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari. Ketahuilah bahwa kita hidup beratapkan pada langit yang sama dan semua lempeng tanah di bumi ini juga saling berhubungan. Dari hal itu, kita harus menyadari bahwa kita jangan hanya menjaga diri sendiri, tetapi harus menjaga semua makhluk di bumi ini. Kita semua adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Pada kehidupan di dunia ini, kita semua adalah saling berhubungan. Namun, manusia hanya peduli padakenikmatan hidup sendiri. Saat musim dingin, kita bisa melihat ada sebagian orang mengenakan mantel yang terbuat dari bulu atau kulit hewan. Kita juga bisa melihat kelinci dikuliti hidup-hidup. Manusia juga membunuh musang hidup-hidup demi mengambil kulitnya. Manusia memakai mantel dari bulu atau kulit hewan demi menjaga kehangatan tubuh. Jika manusia suka memakai pakaian dari kulit atau bulu hewan, ketahuilah bahwa kelak setelah meninggal, mereka mungkin akan terlahir sebagai hewan. Pada saat itu, entah apa yang harus mereka lakukan. Manusia hidup dalam ketidaktahuan sehingga tidak mengenal rasa takut. Manusia sungguh hidup dalam kebodohan. Di dalam Sutra Bunga Teratai diulas mengenai orang-orang yang beradadi rumah yang tengah terbakar, tetapi masih tidak merasa takut. Manusia terus menciptakan karma buruk dan tidak merasa takut karena mereka tidak mengetahui konsekuensinya. Ini diakibatkan oleh kebodohan manusia yang juga merupakan kegelapan batin.
| |||
| |||
Setiap tayangan tentang bencana yang kita lihat mengandung kebenaran tentang penderitaan. Kita juga bisa melihat karma buruk kolektif semua makhluk juga telah menyebabkan ketidakselarasan empat unsur dan bencana akibat ulah manusia. Melalui laporan berita, kita juga bisa melihat bahwa bencana banjir terus terjadi bencana banjir yang kerap terjadi. Ini karena manusia tidak menjaga kelestarian lingkungan dengan baik. Karena itu, kini banyak orang yang mensosialisasikan kegiatan daur ulang. Tahun ini, banyak tempat di Tiongkok akan merayakan Tahun Baru Imlek tanpa suara petasan. Artinya, warga dilarang untuk menyalakan petasan dan bermain kembang api. Menurut saya, ini adalah keputusan yang paling bijaksana. Ini adalah cara paling baik untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan damai dan harmonis. Bukankah ini sangat bagus? Kita bisa berkumpul dengan keluarga serta saling berinteraksi dengan harmonis dan penuh dengan sukacita. Bukankah ini sangat baik? Jadi, kebijakan seperti ini sangatlah bagus. Intinya,semua orang harus melindungi lingkungan. Selain memperhatikan kesehatan sendiri, kita juga harus lebih menjaga dan melindungi lingkungan kita. Kita membutuhkanlebih banyak orang untuk melakukannya. Jika tidak, jumlah orang yang menciptakan karma buruk akan lebih banyak daripada orang yang berdedikasi untuk menyelamatkan antar sesama dan memberi penghiburan kepada orang lain. Pada masa ini, kekuatan baik dan buruk saling tarik menarik. Karena itu, kita harus lebih berusaha keras untuk menginspirasi antar sesama. (Diterjemahkan oleh: DAAI TV) |