Suara Kasih: Mencurahkan Perhatian bagi Pengungsi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Mencurahkan Perhatian bagi Pengungsi dan Memperpanjang Usia Barang

Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Melihat ketidakselarasan unsur alam di dunia, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan. Yang terpenting adalah kita harus mawas diri dan berhati tulus. Empat unsur alam masa kini sungguh tidak selaras. Kita juga dapat melihat Suriah. Selama dua tahun lebih ini, akibat pergolakan yang terjadi di antara warga dan pemerintah, banyak orang yang mengungsi dari Suriah dan mengalami penderitaan yang tak terkira. Perang saudara itu telah menewaskan 70.000 orang lebih dalam waktu 2 tahun ini. Hampir jutaan orang mengungsi ke negara lain.

Perbatasan Yordania saja sudah menampung sekitar 200.000 orang lebih. Di tengah gurun pasir yang tandus, para pengungsi hidup kekurangan air, listrik, dan makanan. Mereka hidup serba kekurangan. Terlebih lagi, mereka juga kekurangan pelayanan medis. Banyak pengungsi yang terluka atau menderita penyakit saat menyelamatkan diri. Sejak tahun lalu, insan Tzu Chi Yordania sudah bergerak untuk memberikan bantuan dan mencurahkan perhatian bagi para pengungsi.

Selain itu, mereka juga menggerakkan program bantuan dengan pemberian upah untuk mengajak para pengungsi berpartisipasi. Ini karena jumlah insan Tzu Chi Yordania sangat sedikit. Relawan Tzu Chi yang aktif berpartisipasi hanya berjumlah 30 orang, sedangkan jumlah pengungsi begitu banyak. Setiap kali, mereka harus membagikan bantuan kepada hampir ribuan orang. Mereka kekurangan tenaga manusia untuk memberikan bantuan. Saya pun menyarankan mereka untuk menjalankan program bantuan Tzu Chi. Dengan demikian, selain bisa memberikan bantuan, kita juga bisa menenangkan hati mereka. Jika ada anak muda setempat yang bersedia bekerja, kita akan memberikan upah kepada mereka.

Di antara para pengungsi yang menerima bantuan, ada orang yang menyatakan kesediaan mereka untuk membantu insan Tzu Chi dalam memberikan bantuan. Meski pernah menerima bantuan dari Tzu Chi, kini setelah bergabung menjadi relawan, mereka tetap bisa merasakan rasa hormat dan cinta kasih yang tulus dari insan Tzu Chi dengan cara mendedikasikan diri mereka untuk membantu saudara sebangsa mereka. Mereka merasa sangat gembira dan penuh sukacita. Inilah kekuatan cinta kasih. Sesungguhnya, kita bukan hanya memberikan bantuan materi semata. Para pengungsi Suriah sudah menderita selama dua tahun. Setelah melalui begitu banyak penderitaan, apakah sedikit bantuan materi dari kita bisa memberikan banyak manfaat bagi kita?

Sesungguhnya, yang terpenting adalah cinta kasih yang tulus dari kita. Jika dibandingkan dengan bantuan materi, kekuatan cinta kasih kita akan lebih bertahan lama dan bermanfaat. Jadi, yang harus kita lakukan sekarang adalah membimbing mereka untuk melapangkan hati dan menginspirasi mereka untuk saling membantu. Sumbangsih penuh cinta kasih adalah hal yang paling penting.

Kita juga dapat melihat para insan Tzu Chi memberikan pengobatan di klinik setempat. Tempat tersebut sangat kecil dan sederhana, tetapi jumlah pengungsi di sana sangat banyak. Banyak dari mereka yang terluka dan menderita penyakit. Berhubung ruang di sana sudah tidak cukup, mereka bahkan menaruh alas tidur di dapur. Insan Tzu Chi telah berangkat ke sana untuk memerhatikan dan menghibur mereka.

Melihat ketidakberdayaan dan penderitaan yang dialami para pengungsi, kita harus menghargai segala sesuatu dalam keseharian kita. Selain menghargai segala sesuatu dalam keseharian kita, kita harus lebih menghargai semua orang yang berada di sekitar kita. Selain menghargai setiap orang yang ada di sekitar kita, kita harus lebih mengasihi bumi pertiwi ini. Kita harus menghargai segala sesuatu di dunia ini serta menghadapinya dengan penuh rasa syukur.

Kita dapat melihat kekeringan mengakibatkan tanah terbelah dan tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam. Coba bayangkan, jika kehidupan kita sangat berada dan kita tinggal di gedung yang tinggi dengan dekorasi yang sangat mewah,tetapi jika tanpa air, bagaimana kita bisa bertahan hidup? Lihatlah betapa banyak orang yang hidup menderita akibat kekeringan. Bodhisattva sekalian, kita harus lebih bekerja keras untuk menyebarkan kekuatan cinta kasih. Pertama, kita mengasihi bumi pertiwi, berinteraksi dengan orang lain dengan hati yang damai, dan saling membantu dengan penuh cinta kasih. Inilah yang harus kita lakukan.

Kita dapat melihat relawan daur ulang yang sangat bersungguh hati. “Saat anak-anak saya menikah, saya selalu menyewa gaun di sini. Sebelum saya menyewa sebuah gaun, pemilik gaun tersebut menaruhnya di sini karena dia sudah tidak mengenakannya dan mendonasikan 1.200 dolar NT. Gaun itu terlihat cantik saat dipakai. Kini banyak orang yang datang menyewanya,” ujar relawan. Orang yang tahu menghargai sumber daya alam adalah orang yang selalu dipenuhi berkah. Mereka yang lebih memilih menyewa gaun adalah orang yang menghargai berkah. Kini banyak orang yang datang untuk menyewa gaun yang pernah dia kenakan. Inilah cara kita menghargai sumber daya alam. Segala sesuatu yang sudah digunakan masih bisa kita pergunakan berulang kali.

Contohnya, gaun yang hanya dipakai sekali-sekali. Jadi, saya ingin memberi tahu kalian bahwa jika kalian membutuhkan pakaian resmi untuk acara pernikahan, kalian bisa pergi ke posko daur ulang. Di sana terdapat banyak barang. Bahkan kebutuhan untuk mempelai wanita juga ada di sana. Baik barang antik, barang baru, maupun barang-barang porselen, semua ada di sana. Barang orang suka membeli barang-barang yang mereka sukai tanpa memandang harga. Melihat semakin banyak barang di rumah, akhirnya mereka membuangnya begitu saja. Banyak orang bersikap boros seperti ini. Kita harus menghargai berkah.

Relawan Tzu Chi selalu mengumpulkan barang daur ulang dan mempergunakannya kembali. Inilah yang disebut menghargai berkah dan menciptakan berkah. Dengan demikian, kita tidak akan memboroskan sumber daya alam. “Adakalanya, jika tetangga saya membuang minyak makan yang sudah kedaluwarsa, saya akan memanfaatkannya untuk membuat sabun. Jika tidak, sebagian besar minyak-minyak itu akan dibuang ke dalam selokan,” ujar relawan. “Setelah membuat sabun, saya akan membawanya ke posko daur ulang untuk dijual demi mendukung biaya operasional Da Ai TV. Jika ada waktu, kalian boleh berkunjung ke posko daur ulang. Pendapatan dari posko daur ulang itu kita gunakan untuk mendukung biaya operasional Da Ai TV atau mendukung misi amal Tzu Chi,” sambungnya. Singkat kata, dengan membangkitkan sebersit niat baik, kita bisa menciptakan berkah bagi dunia. Sebersit niat kita bisa menciptakan “surga”, juga bisa menciptakan “neraka” di dunia. Jadi, segala sesuatu bergantung pada pikiran manusia. Baiklah. Singkat kata, kita harus menjaga pikiran dengan baik dan lebih bersungguh hati. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi

PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi

02 Februari 2024

Terinspirasi dari pertunjukan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas tentang sejarah perjalanan Tzu Chi selama 58 tahun di Taiwan tahun lalu, Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Tzu Chi Batam kali ini dirancang dengan konsep yang berbeda.

Menggarap Ladang Berkah di Bumi Cendrawasih

Menggarap Ladang Berkah di Bumi Cendrawasih

14 April 2022

Sabtu 9 April 2022, Tzu Chi Biak kembali menggarap ladang berkah dengan mengadakan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT) yang kali ini ditujukan bagi Managemen dan karyawan Swissbel Hotel Cendrawasih Biak.

Seminar Penanggulangan Stunting & Tuberkulosis, Mendukung Pemerintah Menuju Indonesia Emas 2045

Seminar Penanggulangan Stunting & Tuberkulosis, Mendukung Pemerintah Menuju Indonesia Emas 2045

29 Oktober 2024

TIMA Indonesia mengadakan seminar tentang Stunting dan Tuberkulosis (TBC). Seminar ini untuk memberi pengertian lebih dalam lagi dan nantinya bisa mengurangi kasus Stunting dan TBC.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -