Suara Kasih: Mendidik dengan Sungguh Hati
Jurnalis : Da Ai News , Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Kondisi iklim ekstrem mendatangkan bencana yang tidak terkira | |||
Cuaca sangat panas. Kita yang berada di Taiwan juga pasti merasakan cuaca yang sangat panas. Kita dapat melihat beberapa ladang penghasil jagung di Amerika Serikat menghadapi bencana kekeringan berkepanjangan sehingga terjadilah gagal panen. Saya sering berkata bahwa selain empat unsur yang tidak selaras, ada pula krisis bahan pangan. Krisis bahan pangan ini bermula dari tanaman pangan yang mengalami gagal panen. Akibatnya, terjadilah krisis bahan pangan. Ini yang disebut Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil yang disebutkan dalam ajaran Buddha. Secara perlahan-lahan, Tiga Bencana Besar dan Tiga Bencana Kecil ini terjadi silih berganti di dunia. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, kita juga melihat ketidakselarasan unsur air. Hujan lebat di Kyushu, Jepang telah mendatangkan bencana banjir. Selain itu, banjir juga mengakibatkan sebagian gunung runtuh dan tanah longsor. Warga di sana awalnya tinggal di lingkungan yang indah. Akan tetapi, ketidakselarasan unsur air yang mendatangkan tanah longsor dan banjir, mengakibatkan warga yang tinggal di sana harus segera mengevakuasi diri. Beberapa hari lalu, saya juga melihat musim dingin di Cile mengakibatkan banyak tunawisma mati kedinginan. Inilah ketidakselarasan antara dingin dan panas, ketidakselarsan antara kering dan hujan. Meski berada di bumi yang sama, tetapi kondisi di tiap daerah sangat berbeda. Saya juga sering berkata tentang batin manusia yang tidak selaras. Kita juga melihat tayangan berita tentang anak muda di Taiwan yang terjerumus ke dalam permainan elektronik. Dalam keterjerumusan tersebut, banyak anak muda secara perlahan-lahan tidak bisa mengendalikan emosi mereka. Akibatnya, banyak anak muda memiliki tabiat yang buruk dan cenderung gampang marah. Ini telah menjadi penyakit peradaban saat ini. | |||
| |||
Masyarakat adalah milik kita bersama. Janganlah kita membiarkan anak muda memiliki pikiran yang tidak selaras. Anak-anak saat ini memerlukan pembinaan budi pekerti dan sikap. Inilah letak persoalannya. ”Dalam Kata Perenungan Jing Si, sesungguhnya kami menemukan ada banyak ungkapan. Meski kata-katanya sangat sederhana, tetapi ia mengandung banyak prinsip kebenaran manusia dan cara membawa diri dalam masyarakat. Prinsip kebenaran dan cara membawa diri ini haruslah kita ajarkan sejak kecil agar anak-anak memiliki pengetahuan yang benar,” ucap seorang guru. Kita dapat melihat papan LED juga bisa menampilkan Kata Perenungan Jing Si. Setelah melihatnya, kita hendaknya memanfaatkan teknologi saat ini dengan sebaik mungkin. Belakangan ini, saya sering berkata bahwa perkembangan teknologi yang pesat telah mendatangkan kerusakan bagi bumi dan mencemari udara. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik, maka akan sangat merugikan iklim dan bumi. Ketahuilah, tidak peduli komputer maupun barang berteknologi tinggi lainnya, komponen terpenting di dalamnya membutuhkan logam langka yang diambil dari bumi. Logam langka ini diekploitasi dari gunung dan tanah. Jutaan ton sumber daya alam harus diproses dengan bahan kimia berbahaya guna menghasilkan logam langka yang bisa digunakan untuk menciptakan barang berteknologi tinggi. Tanah yang tercemar akibat proses itu akan menjadi tanah yang tidak berguna dan beracun. Begitulah, umat manusia sungguh telah banyak berutang pada bumi. Kerusakan seperti itu masih digunakan untuk menyimpangkan pikiran kaum muda. Ini sungguh tidak bermakna. Lihatlah anak muda saat ini. Pikiran mereka telah tercemar oleh jaringan internet dan teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi tidak hanya mencemari bumi dan udara, tetapi juga telah mencemari pikiran anak muda.nKita harus segera menggunakan kebijaksanaan, cinta kasih, dan kemajuan teknologi saat ini untuk menyucikan batin manusia. Kita dapat melihat insan Tzu Chi mensosialisasikan Kata Perenungan Jing Si dengan sungguh hati. | |||
| |||
Di sekolah, kita juga dapat melihat anak-anak yang menerima Kata Perenungan Jing Si. ”Saya merasa Kata Perenungan Jing Si sangatlah membantu saya karena suatu kali saat saya hendak marah, tiba-tiba saya teringat Kata Perenungan Jing Si. Saya pun bisa memaafkan orang lain. Jadi, saya merasa Kata Perenungan Jing Si ini sangatlah bermanfaat,” tutur seorang murid. Ada pula seorang siswi. Saat sang nenek mengomelinya di rumah, dia selalu melawan. Setelah melihat Kata Perenungan Jing Si, dia pun meminta maaf kepada sang nenek. Seorang ibu berkata, ”Saya merasa Kata Perenungan Jing Si sangatlah bagus. Karena itu, saya dan para tetangga pun mengadakan kelas bedah buku.” Lihat, dengan demikian, batin manusia dapat terus disucikan. Taiwan tidaklah besar. Jika satu orang bisa menggalang satu orang lagi, bayangkanlah, bukankah Taiwan akan bisa segera menjadi Tanah Suci? Kegiatan bedah buku dalam masyarakat sangatlah efektif. Selain belajar, mereka juga bisa menyelami Sutra dan mensosialisasikan vegetarian. Ini membuat saya merasa bahwa dunia ini memiliki harapan. Banyak bertutur kata baik, banyak berpikiran baik, dan banyak berbuat baik. Kegiatan pelestarian lingkungan tidak hanya bisa melindungi bumi dan menyucikan kondisi udara, tetapi juga bisa menyucikan batin manusia. Inilah yang harus kita sosialisasikan dengan sungguh-sungguh. Hanya manusia yang dapat menyebarkan Dharma dan bukan sebaliknya. Sungguh, kita harus segera menyebarkan Dharma. Baiklah. Singkat kata, asalkan ada tekad, maka akan ada kekuatan. Dengan tekad, tiada hal yang tidak bisa dicapai. Jadi, asalkan memiliki tekad, maka kebajikan yang dilakukan pasti akan tercapai.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) |
Artikel Terkait
Suara Kasih : 10 Tahun Tzu Chi di Zamboanga
02 November 2010 Pada hari peringatan ultah tersebut, para pemuka agama dari 4 keyakinan memimpin doa bersama. Mereka adalah pemuka agama Islam, Kristen, Katholik, dan Buddha. Mereka memimpin lebih dari seribu orang melakukan doa bersama.Mengenal Tzu Chi Lebih Dalam Melalui Pelatihan Relawan Abu Putih
09 Juni 2023Berbagai kisah inspiratif yang dipaparkan, menyentuh hati para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Mereka pun bertekad menapaki jalan Bodhisatwa di Tzu Chi.