Suara Kasih: Menebar Cinta Kasih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Menebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Dunia

 

Bertambahnya keluarga Tzu Chi
Menebarkan benih cinta kasih ke seluruh dunia
Menyadari bahwa penyakit berasal dari makanan yang kita konsumsi
Bervegetarian demi menjaga kesehatan

Apa kabar semuanya?(Baik)Sungguh penuh sukacita. Apakah semua berbahagia? Sangat bahagia, bukan?(Ya). Jika merasa senang, maka harus bersyukur.Kita harus bersyukur bisa melewati tahun ini dengan aman dan selamat. Selain bersyukur, kita juga harus menggalang lebih banyak lagi Bodhisatwa dunia dan terus menebarkan benih cinta kasih ke seluruh dunia. Kini di seluruh dunia telah ada banyak benih cinta kasih. Saya sering mengulas tentang waktu, ruang, dan interaksi antarsesama.

Hingga saat ini, Tzu Chi akan segera memasuki ulang tahun yang ke-46. Banyak orang bersumbangsih dalam bentuk uang dan tenaga serta mendedikasikan diri untuk Tzu Chi. Berkat 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan 50 sen setiap hari di wilayah timur Taiwan, yakni di Hualien, kita bisa membantu Lansia yang hidup sebatang kara. Pasien penerima bantuan Tzu Chi yang pertama adalah Nyonya Lin. Hasil donasi dari 30 ibu rumah tangga kita gunakan untuk membantu seorang Lansia. Inilah asal mula Tzu Chi didirikan.

Hingga kini, Tzu Chi telah tersebar ke-50 negara dan memiliki kantor cabang di 52 negara di dunia. Sesungguhnya, insan Tzu Chi telah menyalurkan bantuan ke lebih dari 70 negara. Saya selalu berharap benih cinta kasih Tzu Chi bisa tersebar ke seluruh dunia. Semoga setiap orang di dunia bisa aman dan selamat. Akan tetapi, segala sesuatu di dunia sungguh sulit diprediksi. Selama insan Tzu Chi berada di sana, itu akan lebih mudah. Di mana pun terjadi bencana, berita akan tersebar dengan cepat. Kita akan segera menghubungi insan Tzu Chi di sana melalui telepon atau konferensi video.

Berkat canggihnya teknologi kini, insan Tzu Chi tak hanya bisa bertelepon, namun juga bisa melihat saya saat tengah berbicara dengan mereka. Saya juga melihat mereka berbicara dengan saya. Melalui konferensi video, kita bisa memahami berapa korban bencana, berapa banyak tenaga yang dibutuhkan, bantuan apa yang diperlukan dari Taiwan, dan lain-lain. Kita harus berterima kasih kepada canggihnya teknologi saat ini. Melalui interaksi ini, kita bisa memahami dengan jelas apa yang diperlukan relawan setempat, bagaimana mereka bersumbangsih, serta barang bantuan apa yang kurang.

Setiap hari saya selalu memberikan petunjuk jalan mana yang harus mereka tempuh agar mereka bisa bersumbangsih dengan leluasa. Karena itu, setiap tahun saat melihat insan Tzu Chi terus bertambah, saya merasa sangat senang. Beberapa hari lalu, ada lebih dari 100 relawan dilantik menjadi Tzu Cheng dan anggota Komite Tzu Chi. Kali ini, dari Taiwan yang akan dilantik kabarnya ada sekitar 1.800 relawan. Pada setiap acara Pemberkahan Akhir Tahun terdapat relawan yang dilantik. Saya sungguh merasa gembira karena keluarga Tzu Chi terus bertambah. Keluarga Tzu Chi terus bertambah setiap tahun. Dengan adanya banyak relawan, maka berkah dan tenaga kita akan semakin besar. Karena itu, saya sungguh berterima kasih.

Pada bulan Agustus lalu, kita mengadakan pementasan adaptasi Sutra. Setiap teks Sutra yang dilantunkan sungguh membuat orang tersentuh. Saya berterima kasih kepada kalian yang telah berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra dengan penuh mawas diri, berhati tulus, serta berintrospeksi diri. Berintrospeksi sangatlah penting. Contohnya, Tuan Lin. Dia berdiri di depan banyak orang  guna membagikan masa lalunya. “Saya mengikuti wajib militer saat berusia 23 tahun. Saat berusia 27 tahun, saya berkeluarga dan memiliki usaha sendiri. saya telah berkeluarga dan bisnis yang sukses. Saat itu, usaha saya sangat bagus sehingga mendapat banyak keuntungan. Beberapa waktu kemudian, saya pun menjadi pedagang grosir. Saat itu, pergaulan saya pun menjadi berubah. Saya selalu menemani rekan kerja melakukan apa pun yang mereka suka seperti bermain mahyong, minum miras, dan lainnya. Saya juga sering memukul istri dan anak saya. Saat pulang dalam keadaan mabuk, istri saya telah menunggu di rumah. Jika istri saya bertanya mengapa saya pulang begitu malam, saya akan memukulinya,” ujarnya. “Karena sering pulang tengah malam, saya pun berkata padanya untuk tidak menjadi grosir lagi. Kamu tak usah bekerja keras begitu. Saya bersedia menjalani hidup yang sederhana,” kata sang istri, “dia menjadi sangat marah dan segera pergi ke dapur untuk mengambil pisau dan berteriak kepada saya, ’Baik, saya akan menutup usaha ini’. “Lebih baik kita mati semua, dan tidak melakukan apa pun lagi.”

Lihatlah, begitu buruknya tabiat orang ini. Tabiat Tuan Lin sungguh buruk. Saat muda, dia adalah orang yang sukses. Akan tetapi, dia hidup tanpa makna dan tujuan. Dia hanya tahu mencari uang dan menikmati kehidupan. Dia tak menghargai kehidupan makhluk hidup. Demi memenuhi nafsu makan, dia mengonsumsi segala jenis daging. Kehidupan seperti ini sungguh mudah menciptakan karma buruk. ”Suatu hari, saat pulang kerja, saya menderita sakit perut. Setelah diperiksa, saya didiagnosis menderita kanker usus besar. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, barulah saya memahami hukum karma.

Saat menjalani wajib militer, saya membunuh banyak ular. Ular berbentuk seperti usus manusia yang panjang. Setelah membunuh begitu banyak ular, kini saya menerima buah karmanya. Saat mulai bervegetarian, ibu saya berkata, ’kamu masih muda sudah bervegetarian. Stamina kamu juga masih lemah karena baru dioperasi. Kamu harus mengomsumsi daging untuk memulihkan stamina’. Master Cheng Yen berkata bahwa semua makhluk hidup memiliki benih Kebuddhaan. Karena itu, saya tak boleh mengulangi kesalahan yang sama. Saya sungguh menyesali perbuatan saya yang dahulu. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, istri dan anak-anak saya melihat perubahan saya. Karena itu, satu per satu dari mereka pun bergabung dengan Tzu Chi termasuk 2 orang kakak saya. Kini saya meminta maaf kepada istri dan anak-anak saya. Saya sungguh berterima kasih kepada istri saya. Karena adanya istri saya, barulah saya bisa berubah seperti hari ini. Saya juga berterima kasih kepada Master Cheng Yen. Master, terima kasih,” katanya.

Dengan adanya Tzu Chi, barulah saya bisa berubah. Di sini saya ingin meminta maaf dan berterima kasih. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, dia bertekad untuk bervegetarian. Setelah bervegetarian, dia lebih mengerti untuk menghargai segala jenis kehidupan. Saya sering mengulas tentang alam binatang yang merupakan salah satu alam dari 6 alam kehidupan. Hewan-hewan terlahir ke dunia bukan untuk dikonsumsi oleh manusia.

Buah karmalah yang mengondisikan mereka hingga terlahir ke alam binatang. Karena itu, hewan terlahir bukan untuk  dikonsumsi oleh manusia. Seiring kemajuan teknologi, kita akan semakin memahami bahwa kini terdapat banyak penyakit langka. Dari mana penyakit langka berasal? Hingga kini, belum ditemukan penyebabnya. Akan tetapi, saya tahu bahwa penyakit itu berasal dari makanan yang kita makan. Contohnya, ada seorang pasien yang mengeluh sakit perut. Akan tetapi, dokter di rumah sakit tak menemukan penyebab penyakitnya. Akhirnya, dia dirujuk ke RS Tzu Chi di Hualien. Dokter di RS Tzu Chi menemukan ada parasit di dalam ususnya. Mengapa bisa demikian? Ternyata dia telah mengonsumsi daging mentah yang mengandung telur parasit. Karena itu, parasit itu terus tumbuh di dalam perutnya.

Hal ini tak akan pernah terjadi jika kita bervegetarian. Kita mensosialisasikan vegetarian bukan karena sebatas kepercayaan, namun untuk melindungi bumi. Untuk melestarikan dan melindungi bumi, kita sungguh harus bervegetarian. Vegetarian adalah pola hidup yang tepat bagi semua orang. Pola hidup ini juga telah mulai diimbau oleh para ahli. Singkat kata, sebagai insan Tzu Chi, kita harus bertekad menjadi teladan bagi semua orang di dunia. Tahun yang baru akan segera tiba. Karena itu, kita harus lebih giat dan bersemangat serta lebih berhati tulus. Untuk menyongsong tahun yang baru dan berikrar luhur kita harus lebih berikrar luhur untuk menebarkan benih cinta kasih ke tempat yang lebih luas. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. 

 


Artikel Terkait

Belajar dan Berinteraksi Lintas Negeri

Belajar dan Berinteraksi Lintas Negeri

29 Agustus 2016

Sabtu, 13 Agustus 2016, 4 orang relawan Tzu Chi dari Taiwan, 1 orang relawan Tzu Chi dari Malaysia yang didampingi 3 orang relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat, Johnny Chandrina, Sudata, dan Ami Haryatmi mengunjungi  kediaman Oma Kekeng.

Bersyukur dan Bersemangat Melakukan Kunjungan Kasih

Bersyukur dan Bersemangat Melakukan Kunjungan Kasih

14 Juni 2022

Sebanyak 45 relawan mendapatkan pembekalan di Kantor Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat di ITC Mangga Dua sebelum mengunjungi rumah-rumah penerima bantuan Tzu Chi.

Baksos NTT: Kehidupan Boleh Keras, Hati Tetap Lembut (Bag. 2)

Baksos NTT: Kehidupan Boleh Keras, Hati Tetap Lembut (Bag. 2)

19 Desember 2011 Meski memiliki kekurangan, Markus tetap menjadi anak yang produktif. Setidaknya itu dibuktikan dengan bekerja di pemilahan sampah daur ulang milik salah seorang tetangganya.
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -