Suara Kasih: Menempati Rumah Baru

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Menempati Rumah Baru dengan Sukacita

 

Memberikan bantuan rumah tinggal kepada warga desa
Menempati rumah baru dengan sukacita
Giat menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia
Membentangkan jalan dengan cinta kasih universal

”Tentu saja saya sangat senang karena bisa membantu membangun rumah sendiri. Selain itu, hubungan antar warga desa akan semakin harmonis. Warga sangat memerlukan tempat tinggal untuk menenangkan kehidupan mereka,” kata seorang warga. “Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Master Cheng Yen dan insan Tzu Chi yang begitu memerhatikan kami. Kali ini, saya merasa bagai ada orang yang meraih tangan saya dan berkata, ’Anda jangan khawatir dan takut. Di sini ada sebuah tempat tinggal yang bisa menenangkan batinmu’,” kata seorang penerima bantuan lainnya.

Tadi kita telah melihat berita Da Ai TV tentang warga di Desa Laiyi, Pingtung yang tengah bersiap-siap menempati rumah baru mereka hari ini. Jalinan jodoh ini berawal dari topan Morakot pada tahun 2009 lalu yang mendatangkan bencana dahsyat. Pegunungan pun ikut berubah. Akibat bencana dahsyat kali itu, seluruh insan Tzu Chi dari 52 negara turun ke jalan guna menggalang dana. Di Taiwan, Da Ai TV yang mengajak warga untuk mengumpulkan donasi, insan Tzu Chi juga turut membantu dengan menempuh perjalanan dari wilayah utara ke wilayah selatan Taiwan. Jadi, saat Pingtung dilanda bencana, seluruh insan Tzu Chi bergerak untuk membantu korban bencana topan Morakot. Rumah warga pegunungan yang hanyut dan terkubur oleh tanah longsor sungguh mengalami penderitaan tak terhingga. Kita berharap mereka bisa segera kembali kepada kehidupan yang tenang dan stabil. Karena itu, kita pun segera mencari tanah. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah bekerja sama dan membantu kita menemukan sebidang tanah yang luas dan ideal di Shanlin, Kaohsiung. Karena itu, kita juga segera mempersiapkan dokumen dan seniman bangunan.

Tanah di seluruh kompleks disusun dengan conblock agar bumi dapat bernapas dan air hujan bisa kembali meresap ke tanah. Insan Tzu Chi selalu menyayangi bumi dengan penuh cinta kasih. Kita menyentuh setiap inci tanah dan menyusun conblock di atasnya. Setiap batang pohon ditanam dengan cinta kasih. Kita juga mendesain setiap rumah agar warga bisa tinggal dengan nyaman. Selama 2 tahun ini, warga melewati setiap musim dengan sangat senang dan penuh sukacita. Inilah Perumahan Cinta Kasih di Shanlin.

Proses pembangunan tahap kedua juga telah selesai. Gedung SD juga dibangun dengan sangat indah. Beberapa hari ini akan diadakan upacara serah terima gedung sekolah. Akan tetapi, saya bisa melihat hari ini warga Desa Laiyi akan menempati rumah baru mereka. Pascatopan Morakot, akses jalan di Desa Laiyi sering terputus dan terjadi longsor saat hujan. Karena itu, setiap orang  selalu diliputi kekhawatiran. Pada bulan September tahun 2010 lalu, topan Fanapi kembali membawa kerusakan parah di Desa Laiyi. Tanah longsor mengakibatkan banyak rumah warga yang tertimbun. Ada yang hanya tersisa atapnya saja. Para warga sangat berharap ada orang yang membantu mereka mendirikan sebuah rumah  yang aman di dataran rendah. Mereka pun teringat Tzu Chi dan berharap Tzu Chi bisa membantu mereka membangun rumah yang aman. Tahun lalu, setelah berkomunikasi dengan pemerintah, pejabat pemerintah pun mendampingi warga untuk datang ke Hualien. Saya juga menyambut dengan sukacita. Asalkan batin mereka bisa tenang dan menerimanya dengan senang, insan Tzu Chi selalu rela untuk bersumbangsih. Insan Tzu Chi selalu bersedia bersumbangsih. Akhirnya tahun lalu, kita pun mulai membangun lebih dari 50 unit rumah.

Saya sangat senang melihat mereka bisa mulai menempati rumah baru mereka hari ini. Kita bisa melihat Perumahan Cinta Kasih ini sama dengan yang di Shanlin. Besar kecilnya rumah yang dibangun  ditentukan berdasarkan jumlah anggota keluarga. Setiap perabot yang diberikan pada setiap rumah semuanya sama persis dengan Perumahan Cinta Kasih di Shanlin. Kita bisa melihat mereka semua sungguh senang. Saya berharap setelah menempati rumah baru, mereka bisa hidup aman dan tenteram. Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Mereka bisa melewati Tahun Baru Imlek dengan tenang di rumah barunya. Sementara itu, kita bisa melihat rumah kandang di Hongkong. Di sebuah apartemen yang kurang dari 100 meter persegi, di dalamnya ada lebih dari 30 kandang. Setiap bulan mereka harus membayar sewa sebesar 1.200 dolar HK (Rp.1.420.800). Tanah di Hongkong sungguh mahal. Melihat kehidupan mereka, insan Tzu Chi merasa tak sampai hati. Setelah memahami kondisi mereka, insan Tzu Chi segera memberikan bantuan.

Ada pula para tunawisma yang menjadikan lantai sebagai ranjang mereka dan kardus sebagai selimut mereka. Insan Tzu Chi yang merasa tak sampai hati membagikan selimut hangat bagi para tunawisma. Inilah cinta kasih insan Tzu Chi di Hongkong. Kita juga bisa melihat Haiti. Meski gempa dahsyat telah berlalu dua tahun lamanya, namun kini masih banyak warga yang tinggal di tenda. Sebagian warga yang lebih beruntung telah pindah ke permukiman minim dan tinggal di rumah yang sangat kecil dan sederhana.

Mereka berkata bahwa mereka sudah sangat senang karena memiliki ruang sendiri. Akan tetapi, masih banyak warga yang tinggal di dalam tenda yang compang-camping. Ini telah berlalu lebih dari 2 tahun lamanya.

Warga Haiti  juga hidup dalam penderitaan. Kita yang berada di Taiwan sangat beruntung karena memiliki rumah dan lingkungan yang baik. Walaupun berada di bawah langit yang sama, namun warga Haiti sudah mengalami penderitaan dalam jangka panjang. Insan Tzu Chi juga telah pergi ke Haiti dan memberikan rumah rakitan sementara yang jauh lebih bagus dari tenda serta terus memerhatikan warga setempat. Singkat kata, banyak tempat yang dilanda bencana. Haiti juga demikian. Ada pula sekelompok warga Somalia yang hidup kelaparan. Ini semua akibat kondisi iklim ekstrem. Banyak warga mengungsi ke negara tetangga dan hidup dalam kondisi memprihatinkan. Kehidupan manusia penuh dengan penderitaan. Berhubung banyak orang yang menderita, bukankah kita membutuhkan Bodhisatwa dunia  dan orang yang memiliki cinta kasih? Jika banyak Bodhisatwa dunia dan orang memiliki cinta kasih maka orang yang menderita juga akan berkurang. Untuk itu, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Tempat yang penuh penderitaan selalu memerlukan Bodhisatwa dunia. Diterjemahkan: oleh Karlena Amelia.


Artikel Terkait

“Mama yang Terbaik”

“Mama yang Terbaik”

26 Mei 2009 Ini bukanlah sebuah kegiatan yang luar biasa, tapi karena kesibukan kita terkadang melupakannya. Perayaan Hari Ibu Sedunia yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, wilayah He Qi Utara pada hari Minggu, 24 Mei 2009, mencoba mengingatkan kembali kepada kita untuk berterimakasih kepada jasa para Ibu, melalui sebuah perbuatan kecil yang sarat makna.
Suara Kasih : Berpuas Diri

Suara Kasih : Berpuas Diri

06 Juni 2011
Lihatlah bencana yang melanda Amerika Serikat. Janganlah kita berpikir bahwa kekuatan manusia melebihi kekuatan alam. Sesungguhnya, akibat karma buruk manusia yang terus terakumulasi, negara yang makmur dan kuat sekalipun tidak dapat terhindar dari kekuatan alam.
Pemberkahan Akhir Tahun 2021: Menumbuhkan Kebijaksanaan Lewat Setiap Tantangan

Pemberkahan Akhir Tahun 2021: Menumbuhkan Kebijaksanaan Lewat Setiap Tantangan

24 Januari 2022

Pemberkahan Akhir Tahun 2021 ini juga memunculkan haru di hati para relawan yang hadir seakan-akan menghadiri ajang reuni.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -