Suara Kasih: Mengamati Kondisi Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

Mata air sumber kehidupan manusia telah tercemar
Berbagai krisis mengancam kelangsungan hidup semua makhluk
Melihat kondisi dunia dan mengambil pelajaran darinya
Menjaga ekosistem alam serta melindungi bumi

 

Lihatlah, hutan hujan tropis dapat membuat udara menjadi segar dan menyerap karbon dioksida. Manfaat hutan jenis ini sering tak kita sadari. Kini, hutan tersebut tak ada lagi, sungai juga mengering. Saat angin berhembus, debu pun beterbangan. Matinya pepohonan mengakibatkan pemanasan global terus meningkat. Hal ini sungguh membuat orang khawatir. Melihat efek pemanasan global, bencana alam yang terjadi, dan krisis air membuat saya merasa bahwa kita sungguh tak ada waktu lagi.

Tidakkah kita segera melatih diri? Bukankah kita harus senantiasa menjaga hati dan pikiran dan melakukan usaha melindungi bumi? Untuk itu, kita harus melatih diri sesuai dengan ajaran Buddha. Tak hanya itu, kita juga harus sadar akan kesalahan dan menginspirasi orang lain. Hendaknya kita berefleksi diri dan melakukan usaha pelestarian lingkungan. Inilah yang disebut melatih diri sekaligus mempraktikkan ajaran.

Kita sungguh harus sadar akan kesalahan dan berupaya menginspirasi orang lain. Kita harus segera melakukan hal ini. Janganlah kita terus tenggelam  dalam ketersesatan. Setiap hari saya mengimbau agar semua orang dapat menghemat air, listrik, dan sumber daya alam lainnya. sungguh, setiap orang harus hidup hemat. Bila kita tak segera berefleksi diri dan hidup hemat, malah terus mengejar keinginan duniawi sehingga perindustrian terus dikembangkan, maka pencemaran air akan semakin parah dan ekosistem pun akan rusak. Kondisi akan semakin parah tanpa kita sadari. Inilah kebodohan manusia. Tanpa disadari, manusia terus merusak ekosistem. Setiap orang bertanggung jawab atas hal ini. Karena itu, kita harus bertobat dengan sungguh-sungguh. Bila kita tak bertobat, kondisi alam akan semakin buruk.

Kondisi alam yang buruk ini bersumber dari hati dan pikiran manusia. Dengan bertobat, hati dan pikiran kita dapat dimurnikan. Bila hati manusia telah diselamatkan, bumi pun akan selamat. Jadi, kita harus bertobat kemudian menginspirasi orang lain. Bila tak bertobat, hati kita tak akan kembali murni. Dengan demikian, bagaimana kita dapat menyelamatkan bumi ini? Bila hati manusia telah dimurnikan, maka dunia ini akan penuh kedamaian. Segala sesuatu yang ada di atas bumi ini saling berkaitan.

Para Bodhisatwa sekalian, janganlah kita hiraukan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Kita harus tahu apa yang tengah terjadi. Janganlah kita hanya hidup bagi diri sendiri dan hanya memikirkan kesenangan pribadi. Kita harus membuka mata dan melihat kondisi lingkungan yang semakin parah dan pemanasan global yang semakin meningkat. Ini adalah siklus yang buruk.

Para Bodhisatwa sekalian, dunia ini bagaikan rumah yang tengah terbakar dan manusia tak sadar akan bahayanya. Karena itulah,  Buddha merasa kasihan terhadap umat manusia yang masih hidup dalam ketersesatan. Banyak orang yang tak pernah merasa puas. Para pengusaha berkata bahwa mengembangkan perindustrian adalah tanggung jawab mereka. Dulu, kehidupan bergantung pada hasil lahan. Namun kini, orang-orang enggan bercocok tanam dan lahan dibiarkan begitu saja. Ini tak hanya terjadi di Taiwan, melainkan di seluruh dunia. Beberapa negara yang merupakan penghasil pangan kini mulai mengurangi produksinya. Tanpa makanan, bagaimana manusia dapat bertahan hidup? Para pengusaha berkata bahwa mereka bertanggung jawab membuka lapangan kerja.

Jadi, bisa dikatakan bahwa orang-orang bekerja di perindustrian dan meninggalkan lahannya. Ini akan menimbulkan siklus yang buruk. Terlebih lagi, beberapa negara mengembangkan obyek wisata mereka demi menambah devisa. Sesungguhnya, kondisi obyek-obyek wisata itu mulai tak aman. Lihatlah Laut Mati yang terletak pada perbatasan antara Yordania dengan Palestina. Para turis sangat menikmati tempat itu, namun mereka tak tahu bahaya yang mengancam. Sesungguhnya, laut ini mulai mengering dan level air semakin rendah. Ini disebabkan aliran air Sungai Yordan yang menuju laut ini tertahan di beberapa bendungan. Aliran air Sungai Yordan melewati 4 negara dan masing-masing negara mendirikan bendungan untuk menahan airnya. Karena itu, jumlah air di Sungai Yordan semakin berkurang. Mereka mendirikan bendungan guna menyuplai air bagi warga negaranya. Namun, orang-orang tak menghargai sumber air. Mereka terus mencemari sungai dan mengambil air bersih dari sungai tersebut.

Melihat sungai yang merupakan  sumber hidup banyak orang ini tercemar, saya sungguh merasa tak sampai hati. Singkat kata, melihat segala hal yang terjadi di dunia setiap hari, saya sungguh merasa khawatir. Namun, merasa khawatir saja tak ada gunanya. Kita harus mengambil tindakan dan menyelami ajaran Buddha. Kita harus menyelami  harma. Saya bukan meminta kalian membaca Sutra. Ajaran yang baik  harus sungguh-sungguh dijalankan. Kita harus mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Para Bodhisatwa sekalian, kita harus segera menjernihkan hati dan pikiran serta berbagi Dharma kepada orang lain agar hati mereka juga tersucikan. Jika hati manusia tak murni, dunia ini tak akan dapat diselamatkan. Baiklah, akhir kata, segala hal yang terjadi di dunia sungguh mengkhawatirkan. Karena itu, kita harus lebih bersungguh hati. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Baksos Gigi dan Umum: “Mewujudkan Kepedulian Terhadap Warga Cilincing”

Baksos Gigi dan Umum: “Mewujudkan Kepedulian Terhadap Warga Cilincing”

19 September 2013 Tidak hanya para pasien yang telah menerima pengobatan merasa senang, namun juga membuat semua relawan serta tim medis gembira.
Melihat Lebih Jelas

Melihat Lebih Jelas

09 Februari 2012
Dalam sambutannya, Kepala SMPN 34 Sarolangun Edi Bahtera S.Pd menyampaikan bahwa ia begitu tersentuh ketika isyarat tangan Satu Keluarga diperagakan, “Tadi saya begitu tersentuh ketika menyanyikan ‘kita satu keluarga, saling syukur, saling percaya’ itu benar adanya bahwa tidak ada berburuk sangka di antara kita dan lingkungan di sekitar kita.”
Banjir Jakarta:

Banjir Jakarta: "Terima Kasih, Tzu Chi"

21 Januari 2014 Senin, 20 Januari 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Polsek Muara Baru, Jakarta Utara menuju ke posko untuk memberikan bantuan.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -