Suara Kasih : Mengasihi Semua Makhluk

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Mengasihi Semua Makhluk dengan Tulus
 

Menyelami Dharma dan berjalan di jalan kebenaran
Membangkitkan welas asih untuk mengasihi semua makhluk
Bertobat dan mengintrospeksi diri dengan penuh ketulusan
Setiap orang hendaknya berbuat bajik agar dapat menghimpun berkah

Bencana gempa bumi sungguh membuat orang khawatir. Selain itu, pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang terus bermasalah. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Namun, khawatir saja tak ada gunanya. Janganlah kita terlalu khawatir dan panik. Pada saat seperti ini, kita harus mempraktikkan ajaran Buddha serta melatih sila, samadhi, dan kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari. Sungguh, Buddha mengajarkan kita untuk menaati sila dalam keseharian agar dapat terhindar dari perilaku yang salah.

Jika kita dapat senantiasa menjalankan kewajiban dengan baik dan menaati sila, maka secara alami, hati kita akan tenang dan teguh. Apa pun yang terjadi, hati kita tetap akan tenang sehingga dapat menggunakan kebijaksanaan untuk menyelesaikan masalah. Dengan begitu, kita tidak akan panik jika terjadi sesuatu. Namun, pikiran manusia dipenuhi kegelapan batin. Buddha menjelaskan kepada kita bahwa benih kebuddhaan senantiasa ada dalam diri setiap orang, hanya saja ia tertutup oleh kegelapan batin. Semoga setiap orang dapat giat membersihkan cermin batinnya agar kebijaksanaan kita yang sama seperti Buddha dapat terpancar. Namun, terlebih dahulu, kita harus menaati sila agar hati kita dapat tenang dan teguh. Janganlah membiarkan nafsu keinginan duniawi seperti ketamakan, kebencian, kebodohan, dan lain-lain. Kita harus menaati sila agar dapat terhindar dari perbuatan salah.

Dengan demikian, batin kita akan senantiasa jernih. Karena itu, kini kita harus menenangkan hati dan mengembangkan kebijaksanaan agar hakikat sejati kita dapat terbangkitkan. Semua orang harus memiliki hati Buddha. Hati Buddha dan hati kita pada hakikatnya adalah sama. Setelah memiliki hati Buddha, kita harus berjalan di Jalan Kebenaran. Kita sungguh harus menyelami Dharma dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita juga harus mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita akan selalu memiliki hati Buddha dan mempraktikkan Dharma.

Dengan berjalan di Jalan Kebenaran, kita akan memiliki welas asih seperti Bodhisatwa. Sungguh, Bodhisatwa memiliki cinta kasih dan welas asih terhadap semua makhluk. Selain manusia, kita juga harus mengasihi semua makhluk. Karena itu, saya terus mengimbau setiap orang agar bervegetarian. Kita tahu bahwa pencemaran lingkungan telah mengakibatkan pemanasan global sehingga kondisi iklim menjadi sangat ekstrem. Bagaimana cara kita untuk meredam pemanasan global? Satu-satunya cara adalah dengan mengurangi pencemaran udara. Untuk itu, kita harus berhenti menciptakan polusi. Bervegetarian adalah cara terbaik karena kita tidak akan lagi beternak hewan dan mengambil dagingnya untuk dikonsumsi. Ini adalah langkah pertama untuk membangkitkan welas asih. Dengan bervegetarian, kita dapat mengurangi peternakan hewan. Krisis bahan pangan yang tengah terjadi sungguh mengkhawatirkan. Pikirkanlah, berapa kilogram rumput yang harus dimakan oleh seekor sapi untuk menghasilkan 1 kilogram daging. Seiring meningkatnya populasi manusia dan perkembangan industri, lahan untuk bercocok tanam pun semakin berkurang. Dengan lahan yang semakin sedikit, hasil pangan pun akan semakin berkurang. Faktor lainnya adalah karena ketidakselarasan empat unsur alam. Intinya, dengan bervegetarian, kita dapat membantu mengurangi pencemaran.

Untuk itu, setiap orang harus mengendalikan nafsu makan. Dengan begitu, maka kita akan sehat secara batin dan fisik, lingkungan akan terlindungi, dan emisi karbon akan berkurang. Karena itu, kita semua harus membangkitkan welas asih dan berikrar luhur untuk melindungi alam semesta beserta dengan isinya. Kemarin, saya berkata bahwa setiap orang harus membangkitkan niat baik untuk berbuat bajik dan menghimpun berkah.

Para Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus mengimbau setiap orang agar berbuat bajik. Dengan berbuat bajik, setiap orang akan memiliki hati Buddha yang melindungi semua makhluk sehingga mereka senantiasa aman dan selamat. Inilah cara kita menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Kita harus menghormati bumi, mengasihi semua makhluk, serta bersyukur atas Empat Budi Besar yaitu budi orang tua, guru, semua makhluk, dan bumi pertiwi.

Jika iklim berjalan selaras, maka bumi akan aman dan selamat. Namun, kini bumi penuh dengan luka. Karena itu, hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah menginspirasi setiap orang agar mereka bertobat. Untuk bertobat, kita harus senantiasa merenungkan perilaku kita apakah salah atau tidak. Kita harus senantiasa merenungkan apakah kita berbuat salah. Berapa kali dalam sehari timbul ketamakan, kemarahan, kebodohan, dalam diri kita? Berapa kali dalam sehari timbul pikiran demikian?

Singkat kata, kita harus senantiasa merenung dan mengintrospeksi diri. Karena itu, kita harus bervegetarian untuk menyucikan batin dan fisik. Kita juga harus giat melatih diri serta mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan. Kita harus melakukan segala hal dengan penuh welas asih dan kebijaksanaan. Para Bodhisatwa sekalian, kita harus mempraktikkan sila, samadhi, dan kebijaksanaan serta senantiasa bertobat dengan merenung dan mengintrospeksi diri. Saya berharap kalian semua dapat mengingat imbauan saya. Setiap orang harus memiliki hati Buddha dan berjalan di Jalan Kebenaran. Dengan welas asih Bodhisatwa, kita dapat mengasihi semua makhluk dan berikrar untuk melindungi semua makhluk hidup. Jika setiap orang dapat berbuat bajik, maka kita dapat menghimpun berkah. Hal ini sangatlah penting. Semoga setiap orang dapat menghormati langit, mengasihi bumi, dan bersyukur atas Empat Budi Besar. Hal ini sangatlah penting. Kita juga harus merenung dan mengintrospeksi diri. Kini saatnya bagi kita untuk mengintrospeksi diri. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Merawat Anak Spesial Bernama Aini

Merawat Anak Spesial Bernama Aini

03 September 2020

Hidup menjadi ringan apabila seseorang menjalaninya dengan tulus dan ikhlas. Itulah pelajaran dari Sri Mulyani, ibu dari Aini, anak umur delapan tahun yang lahir dengan spinal muscular atrophy type 2 sekaligus pneumonia akut. 

Kamp TIMA 2015: Hingga ke Pelosok Nusantara

Kamp TIMA 2015: Hingga ke Pelosok Nusantara

07 Desember 2015

Pada 5-6 Desember 2015, TIMA Indonesia mengadakan kamp sekaligus perayaan HUT TIMA Indonesia yang ke-13. Kegiatan ini sekaligus menjadi momen pelantikan 42 anggota TIMA baru. 

Hidup untuk Melayani

Hidup untuk Melayani

18 Juli 2013 Mereka adalah Frater-frater asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta. Perjumpaan dengan Yayasan Buddha Tzu Chi berawal ketika pembagian bantuan beras di NTT, seorang pastor yang berada di sana terkesan dengan aktivitas kemanusian yang dilakukan oleh Tzu Chi di NTT.
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -