Suara Kasih : Mengatasi Rintangan di Haiti

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Mengatasi Berbagai Rintangan dalam Program Bantuan ke Haiti

     

Ribuan orang menghadiri doa bersama di Haiti
Menghimpun niat baik tanpa membedakan ras dan agama
Bodhisatwa dunia bagaikan petani yang menggarap lahan batin manusia
Tetap berusaha menjalankan yang sulit dijalankan

“Setiap kali kemari, saya merasa sedih. Tak ada yang suka tidur di luar, tetapi kami tak punya pilihan. Ini adalah bencana alam,” kata salah seorang relawan.Sudah lebih dari 80 hari berlalu sejak gempa mengguncang Haiti. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi Amerika Serikat yang senantiasa mendampingi para korban dalam melalui berbagai kesulitan.

Memberikan Cinta Kasih Pada Saat yang Dibutuhkan
Kesulitan demi kesulitan telah mereka lalui. Pada tanggal 4 April, merupakan hari penutupan program bantuan darurat Tzu Chi di Haiti. Saya sungguh bersyukur karena selama lebih dari 80 hari ini, berkat dukungan teknologi dan kesungguhan hati setiap orang, saya dapat melihat orang-orang yang menderita di berbagai pelosok di Haiti.

Melalui siaran Da Ai TV kita dapat melihat kondisi di daerah bencana dan mendengar jeritan mereka yang menderita. “Sakitnya sampai ke tulang. Tulang saya serasa hampir patah. Sakitnya dari pinggang hingga telapak kaki. Sakit sekali,” kata salah seorang warga. “Sekarang sudah lebih baik?” tanya relawan. “Sudah sangat lebih baik. Sebelumnya saya merasa kehilangan segalanya. Namun, kini saya merasa seperti lahir kembali,” jawabnya sambil meneteskan air mata.

Insan Tzu Chi sungguh memberikan cinta kasihnya dengan bersumbangsih tanpa pamrih. Pada saat-saat yang paling dibutuhkan, insan Tzu Chi segera menyalurkan bantuan, seperti nasi instan dari Taiwan maupun barang kebutuhan lain dari Amerika Serikat. Semua barang bantuan ini dikirimkan ke Haiti melalui laut agar dapat segera tiba di Haiti dan disalurkan kepada para korban guna meringankan penderitaan mereka.

 

Bantuan bukan hanya dikirim melalui laut, melainkan juga udara. melainkan juga udara. Bantuan bahan makanan dari Taiwan dikirimkan segera ke Dominika. Ji She, Ketua Pelaksana Tzu Chi Amerika Serikat mempimpin sekelompok insan Tzu Chi berangkat ke Dominika untuk mempersiapkan langkah ke Haiti. Insan Tzu Chi di Dominika pun berhimpun untuk mengoordinasi penerimaan dan pengiriman kembali barang bantuan.

Cinta Kasih yang Terus Mengalir
Inilah tanggung jawab yang dipikul insan Tzu Chi AS dan Dominika. insan Tzu Chi AS dan Dominika. Cinta kasih pun terus mengalir. Selain di Amerika Serikat,penggalangan dana juga dilakukan di lebih dari 30 negara. Himpunan tetes demi tetes cinta kasih ini membentuk sebuah riak sehingga cinta kasih semakin tersebar luas. Dengan demikian, bantuan materi maupun tenaga dapat terhimpun.

Tentu saja, mereka yang berada di garis depan memiliki tugas yang paling berat. Selain menyalurkan bantuan darurat, dalam setiap kegiatan, insan Tzu Chi harus berkoordinasi dengan pasukan perdamaian. Adakalanya personel pasukan dari 1 negara pun tak cukup sehingga harus meminta bantuan 2 atau 3 negara untuk menjaga kelancaran kegiatan. Meski berbeda negara dan agama, kita hanya memiliki satu keyakinan, yaitu cinta kasih universal.

 

Mereka mungkin sedikit berbeda dengan kita, mungkin membutuhkan sedikit bantuan kita. Karenanya, kita datang untuk membantu mereka dan akan meninggalkan negara ini hanya ketika negara ini telah pulih. Untuk memulihkan kehidupan mereka, kita memberi mereka pekerjaan dan menyediakan mereka makanan.

Lewat program ini, kita berharap warga membantu membersihkan lingkungan mereka. Yang terpenting, kita ingin membangkitkan semangat mereka dengan memberikan pekerjaan agar mereka dapat segera pulih dan tidak tenggelam dalam keputusasaan. Karenanya, kita harus membimbing mereka untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal mereka.

Jika mereka datang bekerja, kita memberinya makanan bagi seluruh keluarga. Sesuai waktu, kondisi, dan lokasi, kita membimbing mereka dengan berbagai cara serta berusaha memenuhi kebutuhan mereka. Kita memenuhi kebutuhan pangan mereka, lalu membangkitkan semangat mereka lewat interaksi yang penuh cinta kasih.

Selain memberikan bantuan materi, kita harus membangkitkan semangat hidup mereka. Selain itu, kini kita harus membimbing mereka untuk mengembangkan kebijaksanaan dan sisi spiritual mereka. Cinta kasih insan Tzu Chi telah membangkitkan cinta kasih warga dan menumbuhkan kebijaksanaan mereka. Semoga setelah menjalin jodoh dengan insan Tzu Chi, cinta kasih mereka semakin bertumbuh. Langkah berikutnya adalah bantuan jangka menengah dan panjang. Dalam program bantuan tersebut, insan Tzu Chi tetap akan tinggal di Haiti.

Doa Bersama
Pada tanggal 4 April, ketika kita di Taiwan tengah beristirahat, mereka di Haiti mengadakan doa bersama. Karena di dalam stadion masih terdapat tenda-tenda pengungsian, ditambah pertimbangan dari segi keamanan, penanggung jawab stadion menyarankan agar kita membatasi jumlah hadirin. Akhirnya, hampir 2.000 orang hadir dalam acara doa bersama tersebut, termasuk insan Tzu Chi, relawan lokal, dan personel pasukan perdamaian PBB. Seluruhnya berjumlah hampir 2.000 orang..

Pagi-pagi sekali, relawan Stephen Huang mengatakan kepada saya bahwa acara berjalan dengan lancar dan penuh kehangatan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa warga lokal sangat menghormati Tzu Chi. Hadirin yang akan masuk diseleksi lebih dulu. Seleksi ini mencakup kerapian berpakaian. Warga yang tak berpakaian rapi tak diizinkan masuk karena mereka ingin menyatakan rasa hormat terhadap Tzu Chi. Saya sangat tersentuh mendengarnya. Saya tentu juga berharap setiap orang dapat berdoa dengan penuh ketulusan dan berkesempatan mengikuti acara tersebut.

Saya juga mendengar bahwa acara berlangsung dengan khidmat. Para pemuka agama seperti pastor juga hadir dan memberikan sambutan. Meski Tzu Chi adalah organisasi Buddhis, namun para pemuka dari berbagai agama juga turut menghadiri acara ini.Singkat kata, saya sangat tersentuh. Jangan berpikir bahwa Haiti jauh dari kita. Sesungguhnya, waktu berjalan bersamaan. Ketika kita berkumpul di sini, kegiatan satu hari mereka sudah akan berakhir. Saya juga mengadakan konferensi video dengan mereka. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi AS dan Dominika. Mereka berhasil mengatasi berbagai kesulitan dan senantiasa bekerja keras.

Para Bodhisatwa ini merupakan petani bagi lahan batin manusia. Perjalanan Bodhisatwa dunia sungguh penuh kesulitan. Namun, mereka tetap menjalankannya. Bodhisatwa tak gentar oleh kesulitan dan tetap menggarap ladang kebajikan. Tetesan sumbangsih mereka bagaikan riak air. Meski hanya setetes, ketika embun menetes di atas permukaan air, ia akan menciptakan riak. Dengan tetesan sumbangsih yang terhimpun, cinta kasih setiap orang di seluruh negeri akan terbangkitkan dan bertumbuh. 

 

Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi
Foto: Da Ai TV Taiwan

 

Artikel Terkait

Yuk, Cuci Tangan dan Sikat Gigi yang Benar

Yuk, Cuci Tangan dan Sikat Gigi yang Benar

09 Desember 2016

Kedatangan belasan relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 1 ke SDN 011, Kongbeng, Kalimantan Timur disambut riang para pelajar di sana. Di sekolah ini para relawan berbagi pengetahuan tentang pentingnya cuci tangan dan sikat gigi yang benar.

Berbagi Buku, Penunjang Masa Depan

Berbagi Buku, Penunjang Masa Depan

30 Desember 2022

Kebutuhan buku menjadi hal yang penting untuk menunjang proses belajar di sekolah. Hal ini yang mendasari relawan Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 2 membantu pengadaan buku di perpustakaan SDN 1 Desa Sebabi, Kecamatan Batu Ampar, Kalimantan Tengah.

Bantuan Kasur dan Selimut untuk Korban Banjir di Gowa

Bantuan Kasur dan Selimut untuk Korban Banjir di Gowa

06 Februari 2019

Tzu Chi Makassar membagikan bantuan lanjutan berupa 89 paket kasur dan selimut di Desa Tetebatu dan Desa Salekoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan setelah banjir besar melanda wilayah tersebut 22 Januari 2019.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -