Suara Kasih: Mengembangkan Makna Kehidupan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Mengembangkan Makna Kehidupan dan Menyinari Kehidupan Orang Lain

Membangkitkan kesadaran setelah melihat ketidakkekalan hidup
Mengembangkan makna kehidupan dan menyinari kehidupan orang lain
Para Silent Mentor mewujudkan ikar luhur
Menyebarkan lingkaran kebajikan dan hati penuh syukur di tengah masyarakat

Kita dapat melihat kekuatan cinta kasih telah menyinari kehidupan orang lain. Untuk menciptakan kehidupan yang bermakna, kita harus menggenggam setiap detik dalam kehidupan kita yang singkat ini untuk berkontribusi bagi dunia. Menurut saya, inilah kehidupan yang paling bermakna. Contohnya Silent Mentor. Setiap kali, saat kita mengadakan upacara penghormatan terakhir untuk para Silent Mentor, perasaan saya sangat kompleks dan merasa sangat kehilangan. Akan tetapi, saya juga sangat menghormati dan mengasihi sekelompok murid saya itu. Saya sungguh merasa kehilangan. Ketahuilah bahwa sekelompok Silent Mentor itu sangat memegang teguh tekad awal mereka sepanjang hidup. Mereka semua memiliki jalinan jodoh dengan Tzu Chi.

Dengan segenap hati, mereka melatih diri di ladang pelatihan Tzu Chi. Selain itu, mereka juga mengerahkan segenap kemampuan dan keterampilan untuk memberi manfaat bagi dunia. Saat masih sehat, mereka sangat giat mendedikasikan diri. Bahkan setelah menderita penyakit, mereka tetap bersikeras untuk bertahan hingga napas terakhir. Banyak sekali murid saya yang seperti itu. Mereka semua adalah Bodhisattwa dunia yang bersumbangsih secara nyata.

Kita dapat melihat Guru You Meng-jian. Dia sangat menyukai Kata Perenungan Jing Si. Sejak pensiun dari profesinya sebagai guru, dia mulai berusaha untuk mempromosikan kaligrafi Tiongkok. Dia berharap setiap orang bisa bertutur kata baik dan menulis kaligrafi Tiongkok. Dimulai dari sebersit niat itu, dia terus mengumpulkan orang untuk bersama-sama menulis kaligrafi. Sekelompok penulis kaligrafi itu berkumpul untuk menulis Kata Perenungan Jing Si. Dengan goresan kuas yang indah, mereka menulis Kata Perenungan Jing Si untuk ditempel di mana-mana agar orang-orang yang melihatnya bisa dipenuhi sukacita dan menyerapnya ke dalam hati. Peranannya sangat besar dalam membantu saya mensosialisasikan Kata Perenungan Jing Si.

Dua hingga tiga tahun sebelum kepergiannya, murid saya ini pernah mengalami beberapa kali stroke ringan. Saya sering mengingatkannya untuk menjaga kesehatan. Dengan penuh ketulusan, dia selalu menenangkan saya dengan berkata, “Master tidak perlu mengkhawatirkan saya. Saya bisa menjaga diri. Saat orang lain merasa senang melihat tulisan kaligrafi saya, saya juga merasa sangat senang.” Inilah yang dia katakan setiap kali. Dia juga berkata bahwa hal yang paling membuatnya bahagia adalah melihat setiap orang memiliki minat yang sama terhadap kaligrafi dan bersama-sama menulis kata-kata baik. Setiap kali melihat tulisan yang indah, dia selalu merasa gembira dan dipenuhi sukacita dalam Dharma karena Kata Perenungan Jing Si telah meresap ke dalam hati orang. Sejak saat itu, setiap kali ada kegiatan Tzu Chi yang berskala besar, kita dapat melihat sekelompok Bodhisattva menulis kaligrafi di sana.

Asalkan ada sekelompok orang yang menulis kaligrafi dan melukis di sana, lokasi kegiatan tersebut menjadi semakin meriah dan dipenuhi sukacita. Saya sungguh berterima kasih padanya. Tanpa Guru You Meng-jian, kini kita tidak mungkin bisa melihat begitu banyak penulis kaligrafi yang berkeahlian tinggi. Guru You merupakan salah satu Silent Mentor dalam kelas simulasi bedah kali ini. Hari ini, harapan terakhirnya telah terwujud. Di antara Silent Mentor kali ini juga ada seorang relawan berusia 80-an tahun. Dia adalah ibu dari De Xin, seorang bhiksuni di Griya Jing Si. Kontribusi beliau tidak kalah dari relawan muda. Dia terus mendedikasikan dirinya. Suaminya juga sangat mendukungnya. “Anda menulis semua ini seorang diri?” “Ya, saya menulisnya sendiri. Jika tulisannya lebih cantik, berarti itu ditulis oleh suami saya. Ini buku penggalang dana pertama pada tahun 1990. Ini buku kedua pada tahun 1991. Suami saya sangat membantu saya. Saya seharusnya membungkukkan badan dan berterima kasih padanya.”

Mereka adalah pasangan suami istri yang sangat mendedikasikan diri. Meski didiagnosis menderita penyakit kanker, dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai anggota komite. Jadi, di dalam empat misi Tzu Chi terdapat kontribusi mereka. Baik dalam penggalangan dana untuk pembangunan sekolah atau rumah sakit maupun dalam melakukan kegiatan daur ulang, kita dapat melihat partisipasi dan kontribusi mereka. Hari ini, dia juga berada di antara Silent Mentor. Seorang Silent Mentor yang lain adalah Wang He-nan yang merupakan anggota Tzu Cheng dari Taipei. Dahulu, saya selalu merasa sedikit terlambat karena saya baru menjadi relawan pada usia 50-an tahun. Akan tetapi, Master berkata bahwa landasan pacu Tzu Chi berbentuk bundar. Siapa yang sampai duluan tidak masalah, yang penting bersungguh hati saat menjadi relawan.

Dia merasa bahwa justru karena menderita penyakit, dia harus lebih memanfaatkan waktu dan tidak membiarkan waktu berlalu sia-sia. Kehidupannya sungguh berharga dan tidak berlalu sia-sia. Mereka semua adalah relawan Tzu Chi yang membangun ladang pelatihan batin. Mereka mempertahankan tekad awal mereka hingga napas terakhir. Setelah mengembuskan napas terakhir, mereka mendonorkan tubuh mereka untuk menjadi sarana praktik siswa kedokteran. Kali ini, ada siswa kedokteran dari luar negeri yang mengikuti kelas simulasi bedah untuk mempelajari misteri tubuh manusia. Mereka mempelajari cara membedah tubuh pasien dengan sangat tepat agar kelak tidak membuat kesalahan.

Para Silent Mentor sungguh telah membuat kontribusi yang besar bagi dunia medis. Banyak hal yang patut kita syukuri. Setiap kali melihat saat-saat seperti ini, perasaan saya selalu sangat kompleks. Saya sangat menghormati dan mengasihi mereka, namun juga merasa sangat kehilangan. Selain para anggota Tzu Cheng dan komite, saya juga sangat berterima kasih kepada warga masyarakat dan donatur Tzu Chi yang telah bersedia mendonorkan tubuh. Kontribusi seperti ini sungguh menciptakan lingkaran kebajikan di dalam masyarakat. Baik donor organ tubuh maupun donor tubuh, itu semua merupakan kontribusi besar bagi dunia medis. Melihat kebajikan dan cinta kasih telah tersebar di masyarakat, saya sungguh merasa tenang. Singkat kata, semoga para siswa kedokteran dan dokter bisa menghargai kontribusi para Silent Mentor serta membangkitkan rasa syukur dan cinta kasih untuk mengembangkan keterampilan medis mereka demi membantu dan mengobati lebih banyak pasien. Inilah harapan kita semua. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Menjadi Pengajar Sekaligus Pembelajar

Menjadi Pengajar Sekaligus Pembelajar

28 Agustus 2019
Pelatihan Relawan Pendidikan ke-2 diadakan pada Sabtu, 24 Agustus 2019. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 orang peserta, terdiri dari para relawan Tzu Chi di Misi Pendidikan dan juga guru-guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Belajar dan Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi

Belajar dan Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi

10 Februari 2020

Meski hari hujan anak asuh dan relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat tetap hadir mengikuti Gathering Anak Asuh He Qi Pusat (02/02/2020), dengan tema Budaya Humanis Tzu Chi, seperti cara duduk dan berdiri yang baik, berbicara, dan berinteraksi dengan penerima bantuan.

Natal Bersama Keluarga Tzu Chi

Natal Bersama Keluarga Tzu Chi

27 Desember 2017
Di Panti Wreda Karitas relawan biasa memberikan pijatan, mencukur rambut, dan membagikan makanan kepada para penghuninya. Namun sedikit berbeda dari biasanya, pada kunjungan yang dilakukan 21 Desember 2017 itu relawan Tzu Chi Bandung menambahkan atribut khusus untuk menyambut Natal dalam list perlengkapan.
Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -