Suara Kasih: Mengenang Perjalanan RS Tzu Chi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

   Mengenang Perjalanan RS Tzu Chi

 

Mendirikan misi kesehatan dengan penuh perjuangan
Tim medis memikul tanggung jawab bersama-sama
Melakukan operasi pemisahan badan pada bayi kembar siam
Menyebarluaskan benih cinta kasih ke seluruh dunia

Melihat kontribusi para Bodhisatwa senior membuat saya kembali teringat pada perjuangan kita saat hendak mendirikan rumah sakit ini. Semua orang mendedikasikan dirinya. Kisah mereka yang menghangatkan hati tak bisa saya bagikan satu per satu. Namun, semuanya tercatat dalam sejarah Tzu Chi. Saya berharap kalian dapat meluangkan waktu untuk mengunjungi Website Tzu Chi ataupun menonton Da Ai TV untuk menyaksikan kisah-kisah mereka. Sebagai insan Tzu Chi, kita tak boleh melewatkan sejarah ini karena setiap kisah inspiratif dapat mengembangkan kebijaksanaan kita. Untuk itu, kita harus bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.

Di saat ini, insan Tzu Chi tak hentinya mengukir sejarah. Kita dapat melihat beberapa hari lalu, para insan Tzu Chi memperingati 25 tahun berdirinya RS Tzu Chi yang diadakan di Aula Jing Si. Perjalananan selama 25 tahun ini tersaji dengan sangat inspiratif. Para dokter senantiasa membimbing generasi muda dan mewariskan ilmu medis demi melindungi kehidupan manusia. Ini bagaikan pohon yang dirawat dengan baik sehingga dapat terus bertumbuh dan berbuah. Kita dapat melihat para dokter yang berterima kasih kepada pembimbingnya. Sungguh merupakan acara yang menyentuh.

Dari awal pembangunan rumah sakit ini, saat para arsitek menyusun cetak biru, mereka mendapat banyak masukan dari 2 orang Wakil Kepala RS Universitas Nasional Taiwan, yakni dr. Tu Shih Mien dan dr. Tseng Wen Ping. Mereka memanfaatkan waktu pulang kerja untuk membahas cetak biru rumah sakit, terkadang hingga subuh baru pulang ke rumah. Setelah itu, proyek pembangunan pun mulai dijalankan. Ini semua berkat cinta kasih insan Tzu Chi yang tak hentinya membantu proses pembangunan. Lihatlah bangunan ini dari lantai bawah tanah hingga tingkat paling tinggi.

Setelah rumah sakit rampung, tantangan berikutnya adalah sulitnya merekrut tenaga dan staf medis. Sebelum gedung diresmikan, para dokter, perawat, dan relawan lainnya menyiapkan segalanya, termasuk sterilisasi dan lainnya. Pekerjaan ini sungguh tidak mudah.

Ada seorang perawat yang telah bersumbangsih selama 25 tahun lamanya. Saat datang bekerja, ia telah berusia lebih dari 60 tahun dan kini usianya hampir mendekati 90 tahun. Namun, ia masih enerjik dan bersemangat dalam melayani pasien. Apakah ia kelihatan seperti orang yang hampir berusia 90 tahun? Lihatlah dedikasinya bagi rumah sakit ini. Kita juga dapat melihat dr. Chen Ing Ho. Ia adalah dokter pertama yang mengajukan diri untuk bekerja di rumah sakit ini. Ketulusan hati dan kebulatan tekadnya sungguh membuat saya menjadi tenang. ”Pasien adalah guru bagi para dokter, dari pasien kami mendapatkan banyak pelajaran. Saya ingin berterima kasih kepada semua pasien. Saat mewariskan keterampilan medis kepada para calon dokter, saya memegang dua prinsip yang berdasarkan Kata Perenungan Jing Si, yakni: Yang pertama adalah ”setiap orang punya potensi yang tak terbatas” dan yang kedua adalah “di dunia ini tiada orang yang tak saya percayai”,”” ucap dr. Chen Ing Ho. Ia selalu mewariskan keahlian medisnya. Kini kita dapat melihat para siswanya telah melayani di enam RS Tzu Chi Taiwan dan memegang peranan penting di sana. Lihatlah jalinan jodoj yang baik ini. Ia tak hanya mewariskan keterampilan medis, namun juga membangkitkan cinta kasih orang. Ia sungguh memiliki hati yang lapang dan rendah hati. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa dalam hidup ini nilai-nilai kehidupan yang mulia dapat terlihat dari perilaku dan moralitas individu. Selama lebih dari 20 tahun ini, melihat ia menginspirasi begitu banyak dokter sungguh menghangatkan hati saya.

Ada juga kisah dr. Tu, spesialis THT. Ia tak hanya mengajarkan keterampilan medis, namun juga etika dan tata krama. Para siswanya juga telah melayani di 6 RS Tzu Chi di Taiwan dan memegang tanggung jawab penting di sana. Ada juga dr. Kuo, spesialis urologi, yang telah membuat perjanjian dengan saya. “Melalui pertemuan ini, saya ingin memberitahu Master Cheng Yen bahwa saya akan terus bekerja di rumah sakit ini hingga tahun 2018,” ucapnya. Ia mengatakan hal ini lebih dari 20 tahun lalu. Pada saat itu, kita kesulitan mencari tenaga medis. Namun, ia datang dan membuat hati saya tenang. Sekarang saya berkata padanya bahwa ia harus tetap di sini hingga tahun 2031.

Inilah perjanjian di antara kami. Kita juga melihat ahli saraf dan ahli bedah saraf bekerja sama dalam satu tim. Ini sungguh menghangatkan hati saya. Mereka adalah para dokter dari 4 Rumah Sakit Tzu Chi yang melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Mereka tak hanya menyelamatkan pasien, namun juga meningkatkan kualitas hidupnya.

Tak hanya mereka saja, para dokter dari departemen kardiologi dan bedah umum juga melakukan hal yang sama. Beberapa departemen ini telah banyak menyelamatkan kehidupan warga di Hualien. Departemen kardiologi saja telah menyelamatkan lebih dari 20.000 pasien. Beberapa pasien dari daerah lain juga datang berobat ke sini. Para dokter sungguh memiliki kehidupan yang bermakna. Di dunia ini banyak kita lihat kehidupan yang bermakna dan dapat menjadi teladan. “Nama saya Wang Ci Ai, nama saya Wang Ci En. Sekarang kami berusia 9 tahun. Kami sangat berterima kasih kepada Kakek Guru (Master Cheng Yen –red), para biksuni di Griya Jing Si, serta paman dan bibi Tzu Chi yang membantu kami agar dapat dioperasi. Kakek Guru, kami akan menjadi Bodhisatwa cilik yang senantiasa berbakti dan berbuat kebajikan serta melindungi bumi kita ini,” ucap Wang Ci Ai dan Wang Ci En. Ci En dan Ci En begitu menggemaskan. Kini, mereka berdua telah bisa berdiri di samping kiri dan kanan saya. Saya jadi teringat pada seorang ibu yang turun dari pesawat sambil menggendong bayi kembar siam. Lihatlah mereka sekarang. Kita juga telah mengoperasi kembar siam yang lainnya. Kita telah mencapai apa yang telah Buddha ajarkan yakni menyelamatkan hidup manusia dan membebaskannya dari penderitaan.

Saya juga sangat tersentuh dan berterima kasih. Yang lebih membuat saya bahagia adalah melihat 6 kepala rumah sakit Tzu Chi berkumpul bersama untuk merayakan ulang tahun Rumah Sakit Tzu Chi Hualien yang ke-25. Keenam kepala dan wakil kepala RS Tzu Chi kembali ke Hualien untuk menghadiri acara ini. Saya melihat para dokter, perawat, apoteker, teknisi medis, dan beberapa staf rumah sakit menghadiri acara ini. Saya tak bisa menyebutnya satu per satu. Semua orang telah berdedikasi tinggi dalam melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Diterjemahkan oleh Karlena Amelia.


Artikel Terkait

Hangatnya Kasih Natal

Hangatnya Kasih Natal

28 Desember 2012 Selama ini mereka merasa menderita, merasa tidak dapat bisa merayakan Natal dan tahun baru, tetapi dengan diadakan acara ini, seluruh relawan berharap adanya kebahagian yang mereka terima di tahun ini dan tahun yang akan datang.
Waisak 2022: Harapan dan Doa Memperingati Tiga Hari Besar Tzu Chi

Waisak 2022: Harapan dan Doa Memperingati Tiga Hari Besar Tzu Chi

11 Mei 2022

Minggu, 8 Mei 2022, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan perayaan Waisak, Hari Ibu Internasional dan HUT Tzu Chi ke-56 yang diikuti oleh 51 relawan Tzu Chi dengan penuh khidmat.

Indahnya Kebersamaan Dalam Bersumbangsih

Indahnya Kebersamaan Dalam Bersumbangsih

06 Mei 2019

Untuk pertama kalinya DAAI TV Medan mengadakan Family Fun Walk atau Jalan Sehat bersama Keluarga. Dengan sedikit yel yel, jalan sehat inipun dilepas oleh Tony Honkley selaku Direktur DAAI TV pada pukul 06.30 WIB. Jarak yang ditempuh adalah sekitar 3km dengan titik poin pengumpulan kupon undian berhadiah sepeda di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi, Jalan Boulevard kompleks Cemara Asri Medan.

Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -