Suara Kasih: Menggalang Bodhisatwa Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menggalang Bodhisatwa dunia dan Menggalakkan Pendidikan Budaya Humanis

Ketidakselarasan empat unsur alam mengakibatkan bencana terjadi silih berganti
Menjalankan program bantuan lewat pemberian upah untuk membantu warga kurang mampu
Para siswa Tzu Chi sangat penuh tata krama dan sopan santun
Budaya humanis dalam misi pendidikan Tzu Chi telah membuahkan hasil

Lihatlah, meski sudah memasuki bulan Maret, tetapi pada musim semi seperti ini, di Eropa malah turun salju yang sangat jarang ditemui. Di Perancis, Inggris, dan Jerman sudah terjadi bencana. Ini semua sungguh membuat orang merasa kondisi iklim sekarang sungguh ekstrem. Tentu saja, kita juga melihat sebuah tayangan yang penuh kehangatan di Amerika Serikat. Badai Sandy di Pesisir Timur Amerika Serikat sudah berlalu empat bulan. Pascabencana, Tzu Chi terus bergerak untuk memberikan bantuan darurat. Meski pemerintah Amerika Serikat juga segera memberikan bantuan, namun mereka tetap berharap Tzu Chi bisa memberikan bantuan kepada para imigran gelap maupun korban bencana lainnya. Berhubung mereka adalah imigran gelap, mereka tidak bisa bekerja di sana dan kini mereka juga dilanda bencana. Hingga kini, insan Tzu Chi masih terus memberikan bantuan bagi para imigran gelap.

Kita juga mendengar kisah sebuah keluarga yang berasal dari Meksiko. Mereka mungkin adalah imigran gelap. Anggota keluarga itu berjumlah 8 orang. Saat menerima bantuan kartu debit dari Tzu Chi sebesar 600 dolar AS, dia merasa sangat tersentuh. Saya merasa sangat gembira dan berterima kasih. “Akhirnya saya bisa membeli barang-barang yang diperlukan oleh cucu saya, seperti pakaian dan mainan. Saya sungguh berterima kasih kepada kalian. Semoga Tuhan memberkati kalian agar kalian bisa terus membantu lebih banyak orang yang membutuhkan,” ucapnya.

Pembagian bantuan Tzu Chi di Pesisir Timur AS masih terus berlanjut. Kemarin, ada relawan AS yang berkata bahwa ada beberapa orang yang tidak mengerti bahasa kita. Mereka tidak mengerti informasi yang kita berikan. Ada pula imigran gelap yang tidak berani keluar karena khawatir akan ditangkap. Saya sangat bersyukur karena pada pembagian bantuan kali ini, ada relawan yang menjadi penerjemah untuk bahasa Rusia, bahasa Spanyol, bahasa Kanton, dan bahasa Urdu. Awalnya, saya tidak tahu bahasa Urdu berasal dari mana. Ternyata, itu merupakan bahasa orang Pakistan. Para relawan dari berbagai latar belakang bahasa bermunculan untuk berinteraksi dengan para penerima bantuan.

Jadi, dalam menapaki Jalan Bodhisatwa ini, kita semua harus saling mendampingi dan saling bekerja sama. Dalam pembagian bantuan Tzu Chi, para insan berbakat dari berbagai latar belakang bahasa perlahan-lahan berkumpul untuk menjadi relawan. Pembagian bantuan Tzu Chi untuk para korban bencana Sandy masih terus berlanjut. Kita juga dapat melihat di Filipina, bencana kebakaran kembali terjadi. Insan Tzu Chi Filipina tidak hanya memberikan bantuan materi, namun juga telah menjalankan program bantuan lewat pemberian upah. Bagi korban bencana yang ingin menerima dana tunai, mereka harus ikut membantu membersihkan lokasi bencana. Kini, cara Tzu Chi memberikan bantuan sudah mengalami peningkatan. Dahulu, mereka hanya memberikan bantuan materi yang dibutuhkan oleh warga, berupa beras dan lain-lain. “Dukungan dari para insan Tzu Chi membuat kami semakin berpikiran optimis. Saya sangat berterima kasih atas bantuan para relawan. Program bantuan lewat pemberian upah ini mendatangkan manfaat yang besar bagi keluarga saya,” ucap seorang warga.

Selain memperoleh bantuan materi, para korban bencana juga mendapatkan upah. Pemberian upah berdasarkan pada jumlah anggota keluarga. Melalui program bantuan ini, mereka bekerja sama untuk membersihkan lokasi bencana dan membangun kembali tempat tinggal mereka. Lokasi kebakaran itu adalah di wilayah permukiman penduduk yang terletak di pinggiran selokan yang sangat bau dan kotor. Para korban bencana kebakaran itu sungguh mengalami penderitaan tak terkira. Saya terus berdiskusi dengan insan Tzu Chi Filipina bagaimana cara membantu sekelompok orang itu agar mereka memiliki tempat tinggal yang aman. Di Filipina, untuk mencari lahan kosong bukanlah hal yang mudah. Melihat bencana kebakaran terjadi silih berganti di sana, saya sungguh merasa tidak berdaya. Akan tetapi, warga Filipina sangat optimis.

Kini, insan Tzu Chi terus membimbing mereka agar menjalani pola hidup yang benar dan menyemangati mereka untuk mencari pekerjaan. Banyak warga yang mulai mengubah pola hidup dan memikirkan masa depan. Mereka berhenti merokok, mengonsumsi alkohol, berjudi, dan menggunakan narkoba. Ini semua sungguh mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat Filipina. Karenanya, saya sering memuji insan Tzu Chi Filipina. Akan tetapi, jika melihat kondisi hidup mereka, saya sungguh merasa tak berdaya. Karena itu, kita harus selalu bersyukur. Lingkungan hidup di Taiwan sungguh baik. Pendidikan di sini penuh harapan. Sungguh, anak-anak di Taiwan sungguh memiliki berkah dan penuh harapan.

Contohnya, para siswa di Sekolah Tzu Chi Hualien dan Tainan. Para guru sangat bersungguh hati dalam memikirkan berbagai cara untuk membimbing para siswa agar memiliki tata krama dalam keseharian. Saya juga mendengar salah seorang siswa dari Sekolah Tzu Chi Hualien mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian masuk perguruan tinggi. Ini sungguh tidak mudah. Saat ditanya mengapa nilai akademisnya bisa begitu tinggi, dia menjawab, Saya sangat mementingkan pola tidur yang sehat. Jika jam tidur saya cukup, saya akan merasa segar pada keesokan harinya. Saya akan bangun pagi untuk belajar karena saya merasa daya ingat saya lebih kuat pada pagi hari. Daripada bergadang, dia lebih memilih bangun pagi untuk belajar. Ini merupakan kebiasaan yang baik. Pendidikan bisa membawa banyak harapan bagi manusia.

Para siswa di Sekolah Tzu Chi Tainan juga mendapatkan banyak pengakuan. Mereka juga memperoleh banyak penghargaan. Yang terpenting adalah pendidikan moral. Kita juga membimbing anak-anak untuk menjadi relawan guna membantu masyarakat dan membersihkan lingkungan. Banyak orang yang mengakui bahwa pendidikan yang kita terapkan ini adalah pendidikan yang paling dibutuhkan masa kini. Para siswa Sekolah Tzu Chi sangat giat belajar. Baik guru di Sekolah Tzu Chi Tainan maupun Hualien, semuanya sangat mendedikasikan diri. Siswa Tzu Chi Tainan sangat kompetitif dan siswa Tzu Chi Hualien sangat gigih. Pendidikan seperti ini bisa terwujud berkat guru dan kepala sekolah yang bekerja sama untuk mencari cara agar anak-anak bisa berkonsentrasi penuh pada pelajaran mereka.

Untuk membimbing anak-anak masa kini agar bisa memfokuskan perhatian sungguh agak sulit. Akan tetapi, kita dapat melihat sopan santun dalam diri setiap siswa Tzu Chi. Mereka sungguh adalah teladan yang baik. Mereka sungguh adalah anak-anak yang berpendidikan. Ini sungguh baik.  Singkat kata, melihat ketidakselarasan unsur alam telah mendatangkan bencana di berbagai negara, kita harus lebih bekerja keras untuk menyucikan hati manusia. Saat bencana terjadi, curahan cinta kasih kita bisa meringankan penderitaan korban bencana. Karena itu, pada masa sekarang ini, kita harus lebih berusaha keras untuk mengerahkan kekuatan cinta kasih. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Menggalang Hati Orang Lain untuk Beramal

Menggalang Hati Orang Lain untuk Beramal

13 Maret 2024

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Angke dan He Qi Pluit mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih ke-2 pada Minggu, 3 Maret 2024 di ruang Fu Hui Ting, Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK.

Kebaktian Menyambut Tiga Perayaan

Kebaktian Menyambut Tiga Perayaan

01 Mei 2013

Perayaan hari Waisak Tzu Chi yang memperingati tiga hari besar; Hari Waisak, Hari Tzu Chi Sedunia dan Hari Ibu Internasional akan dilaksanakan beberapa hari lagi, tentunya insan Tzu Chi telah mempersiapkan datangnya tiga hari besar tersebut.

Menjadi Guru yang Humanis

Menjadi Guru yang Humanis

23 Februari 2016
Kamis, 18 Februari 2016 lalu, kegiatan bedah buku diadakan usai kegiatan belajar mengajar di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang membahas tentang, “Pedoman Guru Humanis”.
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -