Suara Kasih: Menggarap Ladang Berkah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

Mengundang Seluruh Insan Berhati Mulia untuk Menggarap Ladang Berkah

      

Bodhisatwa dunia bagaikan petani
Mengundang seluruh insan berhati mulia untuk menggarap ladang berkah
Saling menghormati, menghargai, dan menjalin jodoh baik
Seorang kakak kelas memiliki hati Bodhisatwa

 

Dari laporan berita Da Ai TV, kita dapat melihat masalah yang terjadi di seluruh dunia. Kita juga melihat ketidakselarasan unsur alam. Lihatlah Kuba, hujan lebat telah mengakibatkan  bencana banjir di sana. Banjir menggenangi banyak rumah dan ladang serta mendatangkan bencana. Selain itu, di daerah pegunungan juga terjadi tanah longsor. Banyak orang telah dievakuasi  dari tempat tersebut. Inilah ketidakkekalan hidup manusia.

Ada pula berita tentang Yaman. Bencana akibat ulah manusia mendatangkan ketidaktenteraman bagi masyarakat dan penderitaan yang tak terhingga. Orang yang terlahir di sana sungguh menderita. Di Yaman, hampir 10 juta orang mengalami kekurangan pangan dan menghadapi bencana kelaparan. Karena itu, dunia tengah mengimbau organisasi kemanusiaan untuk membantu mereka. Yaman adalah sebuah negara yang menghadapi banyak masalah. Orang yang terlahir di sana  selalu hidup di tengah ketidaktenteraman ditambah kemiskinan dalam jangka waktu yang lama.

Bayangkanlah, jika terlahir di sana, bagaimana kita bertahan hidup? Karena itu, kita harus menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan menempatkan diri di posisi orang lain. Melihat orang lain mengalami kelaparan, kita hendaknya berempati dan mendukung pola makan 80 persen kenyang serta menyisihkan 20 persen untuk menolong sesama. Orang yang bisa bersumbangsih bagi orang lain adalah orang yang memiliki berkah. Kita harus bersumbangsih.

Dari tayangan berita di Da Ai TV, kita bisa melihat bencana di dunia, bisa melihat kemiskinan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Akan tetapi, kita juga dapat melihat  tayangan penuh kehangatan. Para anggota TIMA di Amerika Serikat pergi ke Meksiko untuk mengadakan baksos kesehatan serta mengajak dokter setempat untuk turut berpartisipasi dalam baksos tersebut. Dokter setempat  merasa sangat tersentuh  melihat kontribusi anggota TIMA. “Saya sangat bersedia dan senang bisa ikut serta dalam baksos kesehatan Tzu Chi. Semoga kelak saya memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam baksos kesehatan,” kata salah seorang dokter. Jadi, para insan Tzu Chi dan anggota TIMA yang lain bertekad untuk membimbing dokter setempat.

Jika para dokter di sana bisa membangkitkan cinta kasih, warga setempat yang hidup kekurangan akan lebih berkesempatan untuk terselamatkan. Inilah tujuan mereka  mengadakan baksos kesehatan di Meksiko. Berhubung telah beberapa kali mengadakan baksos di sana, warga setempat pun mulai terinspirasi. Insan Tzu Chi juga mengadakan upacara pemandian rupang Buddha di sana serta berbagi tentang konsep daur ulang. Karenanya, para warga di Meksiko sangat berharap insan Tzu Chi  bisa sering berkunjung ke sana dan membimbing mereka.

Kita juga melihat pelatihan Tzu Ching di Kanada. Di sana terlihat suasana yang penuh rasa syukur dan penuh dengan kehangatan. Beberapa anggota Tzu Ching  juga bertekad dan berikrar bahwa setelah lulus kuliah, mereka akan terus bergabung dengan Tzu Chi serta mengikuti pelatihan hingga dilantik menjadi anggota komite dan Tzu Cheng serta terus memikul tanggung jawab atas dunia. Melihat sekelompok kaum muda tersebut, saya sungguh merasa kelak dunia ini akan penuh dengan harapan. Inilah tayangan tentang Tzu Ching di Amerika Serikat  dan Kanada.

Sesungguhnya, saat ini adalah masa serah terima tanggung jawab di Tzu Ching. Setelah lulus kuliah, para alumni Tzu Ching akan mulai mengemban misi Tzu Chi dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Jadi, Bodhisatwa dunia bagaikan petani dan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan bagaikan tanah. Di dalam dunia Tzu Chi, setiap orang bagaikan Bodhisatwa. Karenanya, kita harus meyakini dan mempraktikkan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan.

Setiap insan Tzu Chi harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan di dalam hati. Insan Tzu Chi juga harus memiliki kebijaksanaan dan Dharma bagaikan air. Setiap orang harus membangkitkan kebijaksanaan. Saat melihat masalah yang terjadi di dunia, kita harus lebih waspada dan mengembangkan tekad luhur. Jadi, inilah yang disebut  membangkitkan kebijaksanaan. Inilah Dharma yang luar biasa.

Dharma yang luar biasa ini bagaikan air yang jernih. Tanaman pangan yang tumbuh di bumi ini bisa menopang kehidupan fisik manusia, sedangkan Dharma yang luar biasa  bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, Dharma yang bagaikan air jernih itu bisa menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kebijaksanaan kita. Jadi, kita harus mengajak  seluruh insan berhati mulia  untuk menggarap setiap ladang berkah.

Kita juga melihat anak-anak  di Sekolah Menengah Tzu Chi sangat bersungguh hati dan giat belajar. Mereka selalu memanfaatkan waktu  untuk belajar dengan giat. Berkat bimbingan penuh kesungguhan hati dari para guru, beberapa siswa memperoleh penghargaan. Contohnya, Li You Lin yang duduk di bangku kelas 3 SMP yang mendapatkan penghargaan. Dia menyumbangkan semua hadiah uang sejumlah 10.000 dolar NT yang didapatnya. Inilah cinta kasih. Cinta kasih ini telah menunjukkan bahwa  dia sangat bersungguh-sungguh. Selain belajar dengan sungguh-sungguh, dia juga membangkitkan cinta kasihnya.

Ada pula Yuzhuan yang bersekolah di Universitas Nasional Chung Hsing. Dia adalah seorang Tzu Ching. Prestasinya sangat cemerlang. Kita juga melihat dua siswa  yang mengalami lumpuh otak. Mereka juga ingin bersekolah. Mereka juga memiliki hak untuk mengenyam pendidikan. Akan tetapi, bagaimana dengan kehidupan sehari-hari mereka di sekolah? Kebetulan orang tua mereka tahu bahwa di sekolah itu ada anggota Tzu Ching.

“Saat itu, Yuzhuan adalah Ketua Tzu Ching di universitas. Lalu, anak saya pun bertanya pada Yuzhuan apakah bersedia tinggal dengannya. Tidak disangka, Yuzhuan menyetujuinya,” kata salah seorang ibu. “Saat itu, saya hanya berpikir untuk menjadi teman sekamar mereka. Saat itu, saya juga tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika tinggal bersama dengan mereka,” kata anak tersebut.

Lihatlah, satu orang harus merawat 2 orang. Di usianya yang masih sangat muda, dia bagaikan seorang ibu  yang merawat dan menjaga anak-anaknya. “Pada tahun kedua dan ketiga, saya merasa sangat lelah dan berpikir untuk menyerah. Akan tetapi, saya kembali berpikir kelak mereka harus bagaimana. Saya merasa yang terpenting adalah mereka bisa lulus. Ya. Ini karena saya merasa bahwa berhubung mereka telah masuk perguruan tinggi, jika tidak bisa melanjutkannya, ini sungguh disayangkan,” ujar Yuzhuan.

Cinta kasih murni yang dimilikinya sungguh patut kita puji. Dia sungguh patut mendapatkan penghargaan atas cinta kasih ini. Jadi, dia sungguh memiliki kebijaksanaan dan Dharma yang bagaikan air jernih sehingga bisa memerhatikan teman-temannya yang mengalami lumpuh otak. Semoga mereka bisa berpengetahuan setelah memperoleh pendidikan. Yuzhuan sungguh memiliki air Dharma  di dalam hati. Ini sungguh tidak mudah.

Singkat kata, asalkan ada niat, maka tiada yang sulit dilakukan. Faktor umur bukanlah masalah. Lingkungan juga bukanlah masalah. Yang terpenting adalah sebersit niat. Asalkan memiliki sebersit niat yang baik, maka kita akan bisa melakukan kebaikan. Jadi, kita harus senantiasa meneladani murid yang berprestasi cemerlang dan kaum muda baik yang memiliki kebijaksanaan. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 
 

Artikel Terkait

Dengan Cinta Kasih Menggarap Ladang Berkah

Dengan Cinta Kasih Menggarap Ladang Berkah

23 November 2018

Insan Tzu Chi Tebing Tinggi memberikan bantuan dan juga pembersihan rumah warga yang menjadi korban kebakaran di jalan Musyawarah, Lk. 07 Kelurahan Brohol. Kebakaran tersebut terjadi pada Sabtu 17 November 2018, pukul 16.00 WIB dan menghanguskan lima rumah warga. Dua rumah mengalami rusak berat hanya dalam hitungan jam.

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

Topping Off Aula Jing Si Batam: Menuju Rumah Baru

22 November 2016

Untuk menandai selesainya satu tahap pembangunan, tanggal 20 November 2016 Tzu Chi Batam mengadakan acara Topping Off (Pemasangan Atap) “rumah baru” mereka. Meski tidak mudah, relawan Tzu Chi Batam meyakini bahwa pembangunan Aula Jing Si Batam harus dan bisa diselesaikan, karena ini juga tempat pelatihan bagi pulau-pulau di sekitarnya.

Meneruskan Tekad dan Semangat Tzu Chi

Meneruskan Tekad dan Semangat Tzu Chi

17 Juni 2016

Tzu Chi Tanjung Pinang mengadakan kegiatan pelatihan relawan baru yang pertama kali diadakan di sepanjang tahun 2016 ini. Sebanyak 48 orang peserta dengan antusias mengikuti pelatihan ini. Tak terkecuali relawan Tzu Chi Batam yang terus memberikan dukungan dengan memberikan sharing pada kegiatan ini.

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -