Suara Kasih : Menghadapi Masalah Dunia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menghadapi Masalah Besar Dunia
 

Bahaya mengintai akibat
pengembangan industri yang berlebihan
Menjalin jodoh baik dengan semua orang
demi mengurangi karma buruk kolektif
Mempraktikkan Dharma dalam setiap tindakan
Bersama-sama memikul tanggung jawab atas dunia

 

Pada tanggal 5 Agustus lalu, terjadi sebuah kecelakaan di tambang emas dan tembaga di Chile. Sebanyak 33 petambang terjebak di bawah tanah dengan kedalaman lebih dari 600 meter. Ajaibnya, ketiga puluh tiga petambang tersebut ditemukan dalam keadaan masih hidup. Mereka terjebak di dalam tanah selama 69 hari tanpa berhubungan dengan dunia luar.

Bagaimana cara mereka bertahan hidup? Mereka mengandalkan  sebuah akses yang menghubungkan mereka dengan permukaan tanah untuk mendapatkan makanan dan minuman dari orang-orang agar mereka dapat bertahan hidup. Namun, bagaimana cara menolong mereka? Jika tim penyelamat tidak hati-hati, runtuhan akan kembali terjadi dan semua petambang tersebut mungkin tak akan dapat terselamatkan.

Jadi, tim penyelamat harus memikirkan cara yang terbaik. Secara perlahan, tim penyelamat membuat sebuah terowongan yang cukup besar sehingga kapsul baja dapat dimasukkan dan dapat menarik satu per satu petambang keluar dari dalam tanah. Tim penyelamat sungguh bekerja keras.

Kini, semua petambang tersebut telah berhasil diselamatkan. Apa yang mereka lakukan di dalam tanah? Mereka mengambil sumber daya alam untuk memproduksi barang. Sumber daya alam yang mereka ambil adalah tembaga, aluminium, besi, dan lain-lain. Sumber daya alam ini dapat mereka peroleh dengan menggali tanah atau pegunungan.

Pada saat menambang, ada risiko yang harus mereka hadapi. Selain membahayakan nyawa manusia, bumi pun akan mengalami kerusakan dalam jangka waktu yang panjang dan tak akan dapat pulih seperti semula. Bila bumi mengalami kerusakan, bagaimana cara manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan bertahan hidup?

 

Pengembangan industri yang berlebihan mengakibatkan kerusakan bumi dan pencemaran lingkungan. Tentu saja, kehidupan kita di muka bumi ini pun akan mengalami dampaknya. Karena itu, kita harus menyelamatkan bumi. Satu-satunya cara adalah dengan menyucikan hati manusia terlebih dahulu.

Saya sungguh berterima kasih atas dedikasi dan kesungguhan hati para Bodhisatwa daur ulang. Pada kunjungan saya beberapa hari ini, saya melihat dedikasi penuh cinta kasih dari para Bodhisatwa daur ulang dan cara mereka menginspirasi orang lain untuk turut serta melakukan daur ulang.

Kita mendengar Ibu Jiang berbagi. Saya sangat menyetujui perkataannya. Ia berkata bahwa kita harus segera menginspirasi dan membimbing orang lain untuk melakukan daur ulang agar mereka dapat menyebarkan cinta kasih dan semangat daur ulang kepada orang lain yang berada di daerah mana pun.

Dengan demikian, lebih banyak orang akan terinspirasi. Lalu, orang-orang ini akan menginspirasi lebih banyak orang lagi. Dengan demikian, jalinan jodoh baik ini akan semakin meluas. Ibu Jiang juga berkata tentang jalinan jodoh antarsesama. Bisa jadi seseorang menolak saat kita mengajaknya untuk melakukan daur ulang. Namun, jika kemudian orang yang berjodoh dengannya mengajak untuk melakukan daur ulang, ia akan melakukannya dengan senang hati.

Karena itu, saya sering berkata bahwa Dharma harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Buddha membimbing kita bagaimana cara menjalani hidup, cara menjadi orang yang baik, dan membuat kita tahu bahwa kita semua terlahir ke dunia dengan jalinan jodoh yang berbeda-beda. Jalinan jodoh menyatukan sepasang suami istri. Hubungan orang tua dengan anak juga berkat adanya jalinan jodoh. Tanpa jalinan jodoh, dua insan tak dapat menjadi suami istri. Tanpa jalinan jodoh, anak-anak tak akan terlahir di keluarga kita. Ini semua berkat adanya jalinan jodoh.

Saya melihat di posko daur ulang kita, terdapat banyak orang yang memiliki keluarga yang bahagia dengan putra-putrinya yang berbakti dan hubungan suami istri pun sangat baik. Mereka sekeluarga bersatu hati mendedikasikan diri untuk menjadi relawan Tzu Chi. Pasangan suami istri beserta anak dan menantunya melakukan kegiatan daur ulang bersama-sama. Inilah jalinan jodoh yang penuh berkah. Bila telah menjalin jodoh yang baik dengan orang lain, kita harus berusaha mempertahankannya.

Semoga kita dapat senantiasa menjalin jodoh baik dari kehidupan ke kehidupan dan menciptakan berkah bagi orang lain sehingga pada kehidupan mendatang, jalinan jodoh yang baik tetap terjalin. Sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga dari sebutir benih. Kita harus menjalin jodoh baik dengan anggota keluarga kita dan setiap anggota keluarga menjalin jodoh baik dengan orang lain. Jika hal ini terus berlangsung, maka kita akan dapat menjalin jodoh yang baik dengan semua orang di dunia. Banyak relawan yang berkata bahwa mereka sangat mengasihi saya.

Saya sering berkata kepada mereka bahwa ini karena saya senantiasa menjalin jodoh baik dengan semua orang dari kehidupan ke kehidupan. Pada kehidupan sebelumnya, saya pasti senantiasa menjalin jodoh baik dengan orang lain, karena itu kini banyak orang yang mengasihi saya. Jika tidak mengasihi saya, maka kalian tak akan datang hari ini. Kalian memang sungguh mengasihi saya. Kalian mendengarkan perkataan saya, melakukan apa yang ingin saya lakukan, dan mempraktikkan perkataan saya.

Kalianlah yang melakukan hal-hal yang saya sosialisasikan. Inilah kontribusi kita bagi semua orang. Para Bodhisatwa sekalian, ketika bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, sesungguhnya kalian tengah mempraktikkan Dharma yang dibabarkan oleh Buddha. Saya hanya membabarkan ajaran Buddha dan menyampaikannya dengan cara yang lebih mudah dipahami sehingga dapat dipraktikkan.

Ajaran Buddha membimbing kita berjalan di jalan yang benar. Dengan yakin kepada Buddha dan segala ajaranNya, kita tak akan berjalan di jalan yang salah. Buddha mengajarkan hukum karma kepada kita dan kita percaya akan hukum tersebut. Karena itu, kita harus menghargai jalinan jodoh baik yang telah terjalin dan mengubah jalinan jodoh buruk menjadi baik.

Inilah ajaran Buddha yang harus dipraktikkan dalam kehidupan kita. Tak peduli bagaimana kehidupan yang kita jalani, kita harus senantiasa membuka hati untuk mengasihi sesama. Kini, kita tengah menghadapi masalah serius. Karena itu, kita harus saling bekerja sama untuk menanganinya. Kita harus saling bekerja sama untuk menangani masalah yang terjadi di dunia.

Masalah serius yang kita hadapi kini adalah pencemaran udara dan iklim yang ekstrem sehingga bencana datang silih berganti. Ditambah lagi, orang-orang  terus mengeksploitasi sumber daya alam. Demi masa depan kita semua, kita harus melindungi bumi. Untuk itu, kita memerlukan uluran tangan semua orang untuk bersumbangsih. Inilah hal yang harus kita lakukan bersama-sama.

Tadi saya melihat sebuah truk yang membawa barang-barang daur ulang. Ada pula sepeda motor dengan sebuah wadah di belakangnya yang digunakan untuk mengumpulkan barang daur ulang dari rumah-rumah warga. Kalian sungguh mengerahkan segala cara untuk mengumpulkan barang daur ulang baik di jalan besar maupun gang-gang sempit. Hal ini sungguh tidak mudah. Hal-hal di dunia ini tak dapat dilakukan hanya oleh satu orang, melainkan memerlukan kontribusi banyak orang. Karena itu, kita harus berterima kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Kita harus saling berterima kasih dan saling bekerja sama agar kekuatan yang terhimpun lebih besar. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Pelatihan Pembentukan Karakter bagi Anak Asuh

Pelatihan Pembentukan Karakter bagi Anak Asuh

20 Juli 2016

Sebanyak 38 anak asuh mengikuti pelatihan yang digelar di Aula Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk selama dua hari, 16-17 Juli 2016. Pelatihan kali ini mengusung tema “Bersama Meraih Mimpi Menggapai Cita-Cita.

Tekad untuk Terus Bersumbangsih

Tekad untuk Terus Bersumbangsih

25 Agustus 2009 Jumat, 21 Agustus 2009 adalah ketiga kalinya Cun Bie menyerahkan celengan bambu kepada Tzu Chi. Selain celengan yang ia jajakan selama berdagang siomay, Cun Bie juga menyerahkan celengan bambu yang ia miliki di rumah. Ikut bersumbangsih dalam celengan bambu merupakan ungkapan rasa syukur Cun Bie kepada Tzu Chi atas bantuan yang pernah ia terima sebelumnya.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -