Suara Kasih: Menghargai Sumber Daya Alam

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menghargai dan Menghemat
Sumber Daya Alam
     

Mensosialisasikan pelestarian lingkungan demi mengurangsi emisi karbon
Menghormati langit, menyayangi bumi, demi menciptakan berkah bagi masyarakat
Bersama-sama menghargai dan menghemat sumber daya alam
Keselarasan empat unsur alam merupakan berkah bagi semua makhluk

 

Sungguh, pada saat ini kita harus bersyukur Badai Tropis Lionrock kali ini telah membawa curah hujan sehingga volume air dalam waduk pun meningkat. Namun, janganlah kita berpikir karena jumlah air telah meningkat, kita sudah tidak perlu menghargainya. Kondisi ini hanya bertahan sementara. Tak menghargai dan terus memboroskan air adalah hal yang tidak patut kita lakukan. Karena itu, hati penuh rasa syukur dan menghargai sumber daya alam tak boleh dilupakan. Apa pun yang kita gunakan sekarang baik listrik, air, dan segala sesuatu harus sungguh-sungguh kita hargai. Inilah budi pekerti kita. Jadi, kita harus senantiasa menghormati alam.

Saya sering mengatakan kepada kalian semua untuk menghormati langit, menyayangi bumi, dan menghimpun berkah. Semoga semua orang dapat menyayangi alam sekaligus menghormatinya, serta melakukan kewajiban sebaik mungkin untuk menjaga bumi ini, yakni dengan bersikap rajin dan hemat. Kita harus menghargai segala sumber daya alam karena segala sesuatu di dunia ini tak datang dengan mudah. Air juga tidak datang dengan mudah. Ketahuilah bahwa untuk menjadi air ledeng, air yang berasal dari sumbernya harus melalui banyak proses, menuju tempat penampungan untuk disaring, kemudian melewati pipa-pipa hingga sampai di rumah kita. Bukankah kita harus bersyukur untuk itu? Hanya dengan melihat proses pengolahan air bersih yang tidak mudah, kita sudah harus sadar untuk menghargainya. Atas setiap tetes air yang kita gunakan untuk mencuci tangan maupun minum, haruslah kita syukuri.

Karena itu, membuka keran besar-besar tanpa menghargai air dan membiarkan air terbuang sia-sia, sungguh tidak patut kita lakukan. Hal ini juga bukan etika yang baik. Setetes minyak, sebutir beras, dan sesuap makanan adalah hasil dari kerja keras dan keringat banyak orang.

 

Ketika kita lebih banyak menyisahkan dan membuang makanan daripada memakannya, berarti kita tengah mengikis berkah. Orang yang tidak menghargai sumber daya alam, kehidupannya sungguh tidak patut ditiru. Saudara sekalian, kita sungguh harus menghargai segala sumber daya alam di bumi ini.

Dengan demikian, barulah iklim dapat bersahabat dan segala sesuatu dapat berkembang di bumi. Jika kita semua dapat hidup selaras dengan  hukum dan prinsip alam, maka musim di bumi pun akan berganti tepat pada waktunya. Namun, bencana yang terjadi belakangan ini selalu berkaitan dengan air. Setengah tahun lalu, banyak negara yang mengalami kekeringan. Sejak bulan Juni dan Juli, banyak negara yang dilanda bencana banjir. Konferensi PBB  Untuk organisasi non-pemerintah tahun ini diadakan di Melbourne, Australia. Tzu Chi juga diundang untuk hadir. Topik konferensi kali ini berkaitan dengan isi air di seluruh dunia. Karena itu, insan Tzu Chi berbagi tentang proyek normalisasi Kali Angke di Indonesia dan pembuatan tempat penampung air di Gansu. Kita berbagi tentang proyek Kali Angke untuk mengingatkan orang-orang tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Bila tidak, ketika orang tak memerhatikan lingkungan atau memiliki kebiasaan hidup yang buruk, maka akan menciptakan lingkungan yang kotor.

Di Kali Angke yang penuh sampah, para warganya makan dan minum dengan menggunakan air dari kali tersebut. Semua ini adalah lingkaran yang buruk. Mereka membuat makanan dari air kotor untuk dimakan. Betapa bersyukurnya kita karena memiliki air bersih untuk hidup. Selain itu, ada Gansu, Tiongkok yang mengalami kekurangan air. Insan Tzu Chi membantu warga setempat dengan membuat hampir 20.000 tempat penampung air. Ketika turun hujan, tetes demi tetes air akan terkumpul di tempat penampung air. Warga setempat menggunakan air tersebut untuk minun, mencuci, dan menyirami tanaman. Lihatlah, tetesan air tidak datang dengan mudah. Inilah contoh kasus yang kita presentasikan dalam konferensi PBB di Australia. Tujuh puluh negara peserta konferensi PBB kali ini telah melihat bahwa insan Tzu Chi tak hanya mensosialisasikan hal secara teori, namun juga mempraktikkannya dalam tindakan. Mereka semua dapat melihatnya. Ke mana pun Anda pergi, ingatlah untuk membawa gelas ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan gelas sekali pakai. Yang insan Tzu Chi lakukan sungguh mengagumkan, meningkatkan kesadaran akan nilai suatu barang, Sesungguhnya, tidak menggunakan barang sekali pakai dan berpikir sebelum memakai gelas kertas akan berpengaruh besar pada lingkungan. Saya sungguh bersyukur atas kesungguhan hati para insan Tzu Chi.

 

 

Sesungguhnya, Australia telah mengalami kekeringan sejak tahun 2001 lalu. Karena itu, air sangat berharga di Australia. Pemerintah Australia pun terus mensosialisasikan kepada warga setempat untuk menampung air hujan. Pemerintah mengimbau para warga untuk memasang tempat penampung air hujan di rumah agar air hujan tersebut dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga.

 

Selain itu, pemerintah juga berharap warganya dapat menghargai air. Salah satu relawan Tzu Chi, Nyonya Wenley Ho pun turut mensosialisasikan penghematan air di Australia. “Kita memiliki pemerintah yang sangat baik, mereka sangat memerhatikan pelestarian lingkungan. Kita seharusnya bersyukur untuk hal ini. Jika kita tidak bekerja sama dengan pemerintah untuk mensosialisasikan betapa berharganya air, maka siapa lagi?” katanya. Hal ini harus dimulai dari setiap diri kita. Ia juga membuat stiker-stiker kecil untuk ditempel di berbagai tempat.

Di rumah, ia juga mengimbau keluarganya untuk hemat dalam menggunakan air. Saudara sekalian, kita harus senantiasa menjadi teladan bagi orang lain. Kita semua hidup di bumi dan berbagi sumber daya air yang sama. Jika kita semua tidak menghemat air, jika ada orang yang memboroskan air, berarti ia tengah memboroskan air kita bersama. Jadi, kita semua hendaknya menghargai air. Kita sungguh harus bersyukur. Badai Tropis Lionrock telah berlalu pada tanggal 1 September lalu. Namun, para warga di Taidong dan Taiwan wilayah selatan harus tetap meningkatan kewaspadaan. Kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan damai. Meski kita berharap badai tropis dapat membawa curah hujan, namun kita juga berharap iklim dapat selaras. Empat unsur alam yang selaras merupakan berkah bagi semua makhluk di dunia. Karena itu, kita harus senantiasa bersungguh hati.Diterjemahkan oleh: Lena

 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Peresmian Aula Jing Si Indonesia

Suara Kasih: Peresmian Aula Jing Si Indonesia

08 Oktober 2012 Setiap hari adalah hari yang bersejarah bagi Tzu Chi. Hari ini juga merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi Indonesia karena pada hari ini para insan Tzu Chi di sana mulai sibuk. Saat ini mereka tengah mulai mempersiapkan peresmian Aula Jing Si di Jakarta. Bangunan Aula Jing Si ini sangat megah dan terlihat begitu agung.
Berbagi Kasih

Berbagi Kasih

27 Desember 2012 Sebelum memulai kegiatan, Tzu Ching mengajarkan kepada anak-anak untuk menjadi “Pahlawan Penyelamat Bumi” dengan melakukan 1 Hari 5 Kebajikan, antara lain dengan memperbanyak mengonsumsi sayuran, hemat listrik, hemat air, membawa alat makan ramah lingkungan dan menggunakan transportasi yang tidak mencemari lingkungan.
Suara Kasih: Menginspirasi Lebih Banyak Bodhisatwa

Suara Kasih: Menginspirasi Lebih Banyak Bodhisatwa

03 Desember 2012 Pada saat yang bersamaan, kita juga mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Usai acara Pemberkahan Akhir Tahun, kita akan menyambut tahun yang baru. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Seiring berlalunya waktu satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -