Suara Kasih: Menghibur di Daerah Bencana

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

  Menapaki Jalan Penuh Kesadaran

 

Menolong warga yang hidup di tengah genangan air dan panasnya api
Menyucikan batin manusia dan menapaki jalan penuh kesadaran
Memperoleh sukacita dari program bantuan Tzu Chi
Hubungan ayah dan anak kembali membaik setelah berhenti mengonsumsi miras

“Tzu Chi pernah membantu kami pada tahun 2007. Karena itu, saat pemerintah kami mengetahui bahwa kalian akan melakukan daur ulang di sini, ia segera menyetujuinya. Hal ini karena kalian telah banyak membantu kami. Bagus sekali. Kami pernah menerima bantuan. Kini saatnya bagi kami untuk bersumbangsih. Hati kami dipenuhi sukacita karena dapat membantu orang lain,” ujar warga Filipina.

Lihatlah Filipina. Komunitas ini pernah menerima bantuan dari Tzu Chi pada tahun 2007 akibat dilanda bencana kebakaran. Di antara barang bantuan yang kita bagikan ada selimut yang berlogo Tzu Chi. Beberapa penerima bantuan menyimpannya sebaik mungkin. Mereka dipenuhi rasa syukur. Hingga kini mereka masih sangat menghargai bantuan dari Tzu Chi dan ingin membalas budi.Terima kasih, Tzu Chi. Selama beberapa tahun ini, insan Tzu Chi terus bersumbangsih di sana.

Di kota-kota besar, banyak orang kurang mampu yang tinggal di daerah kumuh. Bencana kebakaran melahap ratusan hingga ribuan unit rumah. Saat kebakaran terjadi, insan Tzu Chi sudah tiba di sana meski lokasi bencana masih penuh asap. Mereka segera bergerak untuk membantu menenangkan korban bencana, menyediakan makanan hangat, dan lain-lain. Inilah sumbangsih mereka selama beberapa tahun ini. Saya sungguh memuji insan Tzu Chi di Filipina. Sekitar 2 tahun yang lalu, topan Ketsana mengakibatkan banjir besar di Kota Marikina, Filipina. Banjir menggenangi rumah hingga mencapai lantai dua. Betapa parahnya bencana banjir tersebut. 

 

Selain itu, terjadi pula bencana kebakaran. Para warga sungguh berada di tengah genangan air dan panasnya api. Bagaimana cara kita menyalurkan bantuan dan membersihkan lokasi bencana karena wilayah yang dilanda bencana sangatlah luas. Pada saat itu, pemerintah pun mengalami kesulitan untuk membersihkannya. Saya merasa bahwa bila lokasi bencana tak segera dibersihkan setelah air surut, maka penyakit menular akan mulai mewabah. Warga setempat sudah hidup dalam kondisi minim, apakah kita akan membiarkan mereka terserang penyakit?

 

Setelah bencana kebakaran, mereka sungguh tak memiliki tempat tinggal. Rumah orang berada saja sudah tergenang air setinggi lantai 2, bagaimana dengan kondisi rumah warga kurang mampu? Apa yang harus dilakukan? Bila penyakit menular mewabah, maka akibatnya sungguh tak terbayangkan. Karena itu, saya berpikir daripada hanya membagikan bantuan lebih baik mengajak warga setempat untuk berkontribusi.

Setiap hari, saya mengadakan konferensi video dengan para insan Tzu Chi di Filipina untuk merencanakan program bantuan Tzu Chi. Warga yang ikut serta dalam program ini akan mendapatkan makanan hangat untuk dirinya maupun untuk seluruh keluarganya. Selain itu, kita juga memberikan upah. Jadi, insan Tzu Chi mengadakan program ini. Tentu saja, kita menghadapi sedikit rintangan saat mulai menjalankannya karena warga setempat sudah terbiasa menikmati hidupnya yang nyaman. Mereka enggan bekerja keras.

Awalnya, hanya ada belasan orang yang berpartisipasi. Saya berkata kepada relawan Tzu Chi bahwa jumlah tersebut tidaklah cukup. Saat lebih dari 800 orang ikut serta, saya juga berkata tidak cukup. Mereka pun terus mengajak lebih banyak orang. Setiap hari, mereka menyediakan makanan hangat dan memberikan upah bagi warga yang ikut serta. Perlahan-lahan, warga setempat mulai percaya bahwa organisasi Tzu Chi benar-benar datang untuk membantu mereka. 

Program bantuan tersebut tak pernah berhenti hingga kini. Saya terus berkata kepada mereka bahwa kita harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelamatkan hati manusia. Selain memulihkan kehidupan warga, kita juga harus menyelamatkan hati agar mereka dapat hidup dengan stabil. Kini lebih dari 2 tahun sudah berlalu. Mereka mulai mensosialisasikan daur ulang dan tetap menjalankan program bantuan Tzu Chi. Sudah seharusnya kita membantu orang yang hidup dalam kondisi minim, namun kita harus berterima kasih kepada mereka karena telah berkontribusi untuk mendapatkan bantuan. Agar mereka memiliki kehidupan yang stabil, kita harus mencurahkan cinta kasih, menjalin jodoh baik, dan menyebarkan cinta kasih.

Kita harus senantiasa memberi perhatian dan mengubah pandangan hidup mereka agar berhenti mengonsumsi miras dan merokok. Kita harus selalu menasihati mereka serta mengajak mereka untuk bekerja sama dengan insan Tzu Chi. Dahulu, ia mengonsumsi miras selama 4 hari berturut-turut. Setiap hari ia mengonsumsi miras. Saya sungguh bersyukur karena kini ia telah berubah. Ia pernah mabuk setiap hari. Istrinya harus memikul tanggung jawab atas seluruh keluarganya. Ia terbuai oleh kesenangan mengonsumsi miras. Kini ia sudah tersadarkan. “Ia pasti sangat gembira melihat perubahan saya. Saat masih hidup, ia sendiri yang menopang keluarga ini. Saya sangat menyesal karena kini saya sudah memiliki pekerjaan dan berhenti mengonsumsi miras, namun ia malah tak dapat melihatnya,” ucap pria itu

Bahkan saat istrinya meninggal dunia, ia tetap tak peduli. Melihatnya begitu tak bertanggung jawab, putrinya pun memutuskan hubungan dengannya. Namun, kini ia sudah berubah. Putrinya sudah melihat perubahan sang ayah. Melihat ayahnya begitu mendedikasi diri untuk Tzu Chi, ia pun merasa sangat bangga. Karenanya, ia kembali ke rumah dan hubungan mereka pun kembali membaik.

Banyak sekali kisah seperti ini. Jadi, bantuan penuh cinta kasih hendaknya tak bersifat sementara, melainkan harus bersifat jangka panjang. Bahkan sebelum topan Ketsana melanda pada dua tahun yang lalu, insan Tzu Chi sudah berada di sana selama belasan tahun lamanya untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka sungguh menjalin jodoh yang erat dengan warga setempat. Mereka menyebarkan cinta kasih ke wilayah yang luas. Bila ada warga yang membahas tentang Tzu Chi, mereka selalu dipenuhi rasa syukur. Pemerintah setempat juga berharap Tzu Chi dapat lebih aktif agar semangat Tzu Chi dapat tersebar dan menginspirasi lebih banyak orang.

Hubungan kerja sama ini akan membantu pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik 9003 atau dikenal dengan Undang-Undang Pengelolaan Limbah Padat. Sebagai bagian dari pemerintah, kami akan mendukung proyek ini karena inilah proyek yang kami cari. Gubernur telah menandatangani persetujuan dengan Tzu Chi mengenai sosialisasi daur ulang. Mereka telah bertekad untuk mensosialisasikan daur ulang. 

Saya sungguh tersentuh melihatnya. Karena itu, janganlah kita meremehkan tenaga kita yang kecil. Janganlah kita meremehkannya. Kita harus bersumbangsih sepenuh hati. Insan Tzu Chi di mana pun berada selalu membimbing orang ke arah kebajikan dan berjalan ke arah yang benar. Di tempat yang penuh penderitaan, kita harus bersumbangsih. Dalam era sekarang diperlukan pemahaman atas benar dan salah. Kita harus menyebarkan pengetahuan dan pandangan benar ke seluruh dunia. Dengan demikian, barulah dapat menyelamatkan hati manusia dan dunia. Inilah yang harus kita usahakan. 

 


Artikel Terkait

Memanfaatkan Tubuh untuk Terus Berbuat Kebajikan

Memanfaatkan Tubuh untuk Terus Berbuat Kebajikan

25 Juli 2018
Setiap saat adalah kesempatan yang baik bagi Adi, guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, untuk memberikan pelajaran kehidupan bagi orang di sekitarnya. Dalam baksos ini, Adi juga memanfaatkannya dengan mengajak siswa-siswi di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi untuk ikut berpartisipasi. Walaupun sempat kecewa karena beberapa anak menolak, namun ia berhasil menggalang belasan siswa untuk ikut serta.
Berbagi Kasih dan Keceriaan Natal

Berbagi Kasih dan Keceriaan Natal

21 Januari 2016

Insan Tzu Chi Surabaya mengunjungi Yayasan Pancaran Kasih pada Minggu, 19 Desember 2015 untuk berbagi keceriaan Natal bersama para penghuni panti.

Menjaga Aliran Jernih di DAAI TV

Menjaga Aliran Jernih di DAAI TV

26 Juli 2022

Rangkaian acara HUT DAAI TV yang ke-15 bermuara pada DAAI Night yang diadakan pada 24 Juli 2022 di Jakarta. DAAI Night di Jakarta ini dikemas lebih intim dengan mengundang Corporate Sponsor dan individu-individu yang terus mendukung langkah DAAI TV dalam menyiarkan kebaikan.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -