Suara Kasih: Menghimpun Kekuatan Cinta Kasih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menghimpun Kekuatan Cinta Kasih

Upaya penyaluran bantuan di Sichuan sangat cepat
Menghimpun kekuatan cinta kasih
Sekolah Tzu Chi menjadi tempat berteduh saat gempa terjadi
Insan Tzu Chi melindungi  dan menenangkan hati  warga

Melihat gempa bumi mengguncang Ya'an, Sichuan beberapa hari lalu, saya teringat bahwa belasan hari lagi gempa yang mengguncang Sichuan 21 Mei 2008 silam sudah genap lima tahun berlalu. Upaya penanggulangan bencana sangat cepat. Gempa bumi terjadi tanggal 20 April, tepatnya pukul 8.02 pagi waktu setempat. Puluhan menit setelah gempa, personel militer, polisi, dokter, dan lainnya. Semuanya dikerahkan untuk membantu. Hari pertama mendengar berita tentang gempa, saya merasa sangat khawatir dan tak tega. Akan tetapi, setelah mengikuti perkembangan dan menerima laporan mengenai kondisi setempat, saya merasa lebih tenang. Kita dapat melihat upaya penyaluran bantuan sangat cepat.

Pada tanggal 20 April, di hari gempa terjadi, insan Tzu Chi sudah mendapat surat jalan pada sore hari. Saya merasa pengaturan lalu lintas yang diberlakukan sangat baik. Hanya orang yang menyalurkan bantuan atau memiliki tanggung jawab tertentu yang boleh melintasi jalan. Mereka membatasi penggunaan jalan. Pusat Penanggulangan Bencana setempat juga menyediakan kendaraan bagi kita. Jadi, sekitar pukul 4 sore pada hari itu, insan Tzu Chi dari Luoshui mulai berangkat ke Chengdu. Setelah semuanya selesai dipersiapkan, insan Tzu Chi segera berangkat ke Mingshan demi memantau kondisi Sekolah Menengah Mingshan. Akibat gempa bumi hari itu, selain murid yang memang belajar di sana, sekolah yang kita bangun ini juga menampung siswa sekolah lain yang tak dapat pulang. Insan Tzu Chi pun membagikan roti untuk menghibur dan menenangkan mereka. Insan Tzu Chi juga pergi ke SD Qianjin yang dibangun oleh Tzu Chi.

Kita dapat melihat bahwa baik guru dan kepala sekolah Sekolah Menengah Mingshan maupun SD Qianjin, semuanya tetap tinggal di sekolah demi menjaga para murid meski rumah mereka sendiri terkena gempa. Para warga yang mengungsi ke sana juga turut membantu. Sungguh, asalkan ada jalinan jodoh, salah satunya lewat pembangunan sekolah, maka di mana pun  insan Tzu Chi menginjakkan kaki, orang-orang di sana bisa terinspirasi untuk membangkitkan cinta kasih sehingga kekuatan cinta kasih tanpa batas yang terkandung dalam hati setiap orang dapat terwujud keluar.

Saya ingat saat Sichuan diguncang gempa dahsyat 5 tahun silam, insan Tzu Chi juga terjun ke lokasi bencana dan menyediakan makanan hangat bagi para korban. Makanan hangat sungguh banyak membantu. Pertama, makanan hangat bisa menenangkan hati; kedua, mencukupi nutrisi yang dibutuhkan warga.

Dalam bencana gempa kali ini, personel militer menggunakan truk militer besar yang sudah dirancang khusus untuk menyiapkan makanan hangat. Ke mana pun mereka pergi, mereka bisa menyiapkan makanan di sana. Melihat para tentara menanak nasi dan menyiapkan banyak makanan hangat, saya turut merasakan kehangatan. Kita juga melihat perusahaan mi Master Kong di bawah naungan Ting Hsin Group juga menyediakan sebuah mobil yang setiap saat dapat menyediakan air panas untuk memasak mi instan bagi warga setempat. Sungguh penuh kehangatan. Meski gempa bumi mendatangkan kerusakan, namun kondisi dapat cepat pulih asalkan hati manusia tetap benar, bajik, dan indah. Agar kondisi dapat pulih kembali, kita harus terlebih dahulu memberikan penghiburan batin. Jika batin warga sudah kembali pulih, maka tidaklah sulit bagi mereka untuk menata kehidupan kembali. Saya juga sangat berterima kasih kepada RT-Mart. Setiap kali bencana terjadi, asalkan di tempat yang terdapat RT-Mart, dengan tanggap pihak RT-Mart selalu menyediakan barang yang dibutuhkan Tzu Chi dalam jumlah yang tak terbatas. Lihatlah bagaimana para pengusaha Taiwan di Tiongkok membalas budi masyarakat lokal.

Sungguh membuat orang kagum melihatnya. Inilah kekuatan cinta kasih. Upaya penanggulangan bencana kali ini dilakukan dengan sangat cepat sehingga dampak bencana dapat diminimalisasi. Meski korban luka-luka mencapai 12.000 orang lebih, namun mereka semua sudah mendapat perawatan medis yang sesuai. Kita juga melihat kisah penuh kehangatan tentang seorang anak berusia 4 bulan. Sang ibu meninggal dunia saat melindungi anak tersebut. Dia baru berusia 4 bulan dan tak bisa menyusu. Atas inisiatif sendiri, seorang ibu muda segera menggendong anak tersebut dan menyusuinya bagai anak sendiri. Ada banyak kisah penuh kehangatan seperti itu.

Kebaikan hati seperti itu sungguh mengagumkan. Meski gempa mendatangkan kerusakan parah di berbagai tempat, tetapi melihat ada banyak orang di masyarakat mengerahkan tenaga untuk membantu, saya juga merasa bersyukur. Akan tetapi, kemarin malam, saya mendengar bahwa tanah longsor masih terus terjadi. Gunung memang tinggi dan kokoh, tetapi ia juga tak bisa menahan kerusakan yang adalah dampak eksploitasi oleh manusia. Dengan rusaknya pegunungan, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan. Karena itu, kita harus mengasihi bumi.

Kita juga melihat berita tentang Paraguay. Di Paraguay, lebih dari 65.000 orang telah terjangkit penyakit demam berdarah. Dalam kehidupan sehari-hari, kita hendaknya menjaga kebersihan lingkungan. Janganlah kita membuang sampah sembarangan. Jika botol plastik dibuang sembarangan dan air tertampung di dalamnya, maka ia akan menjadi sarang nyamuk. Jadi, untuk hidup tenteram dan sehat, kita harus menjaga kebersihan dan menjalani pola hidup sederhana. Kita harus mengasihi bumi. Janganlah kita merusak bumi. Inilah kebijaksanaan yang sesungguhnya. Intinya, dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memupuk niat baik.

Semoga setiap orang bisa membangkitkan cinta kasih dan memanfaatkan waktu dengan baik. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan yang murni bagaikan bunga teratai dan penuh cinta kasih. Kepada semua insan Tzu Chi, meski kita masih makhluk awam, saya berharap kita dapat mempelajari ini selangkah demi selangkah. Semua usaha kita lakukan  adalah demi menyucikan hati manusia dan membuka pintu cinta kasih. Untuk menyucikan hati manusia, kita membutuhkan ajaran Jing Si, sedangkan untuk membuka  pintu cinta kasih setiap orang kita membutuhkan mazhab Tzu Chi. Saya berharap setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa dunia sehingga setiap langkah yang kita ukir bisa meninggalkan jejak cinta kasih dan menyucikan batin manusia.

 

(Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Menyebarkan Semangat Pelestarian Lingkungan

Menyebarkan Semangat Pelestarian Lingkungan

25 Februari 2016

Melalui semangat pelestarian lingkungan, para relawan berusaha mengajak lebih banyak orang untuk turut berpartisipasi dalam melakukan kegiatan daur ulang. Usaha tersebut tampaknya tidak sia-sia, hal ini terbukti dari beberapa warga yang tinggal di sekitar Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah yang senantiasa mengumpulkan barang bekas untuk kemudian diserahkan kepada para relawan Tzu Chi.

Kasih Ibu Bagaikan Sinar Mentari

Kasih Ibu Bagaikan Sinar Mentari

30 Mei 2024

Relawan Tzu Chi di Pematang Siantar kembali mengukir jejak cinta kasih dengan merayakan Hari Ibu Sedunia yang juga bertepatan dengan ulang tahun Tzu Chi, dan Hari Waisak.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -