Suara Kasih: Menginspirasi Lebih Banyak Bodhisatwa

Jurnalis : Da Ai News , Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menginspirasi Lebih Banyak Bodhisatwa dan Mengembangkan Kebijaksanaan

Meningkatan kesadaran pada masa Kekeruhan Kalpa
Mengalirkan aliran jernih pada masa kekuatan baik dan buruk tengah tarik-menarik
Melatih cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin
Menginpirasi lebih banyak Bodhisattva dan mengembangkan kebijaksanaan

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dalam sekejap, kini tiba lagi acara pelantikan tahunan bagi para calon anggota komite dan Tzu Cheng. Pada saat yang bersamaan, kita juga mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Usai acara Pemberkahan Akhir Tahun, kita akan menyambut tahun yang baru. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Seiring berlalunya waktu satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Setiap hari saya mengingatkan diri sendiri dengan perkataan ini. Setiap berlalunya satu hari, saya akan berpikir, "Saya sudah melewati satu hari lagi, kini usia saya berkurang satu hari." "Mulai hari ini, saya akan menggenggam setiap detik dalam hari ini dengan baik. "Setiap hari, bumi berotasi sehingga ada matahari terbenam dan terbit. Saat matahari terbenam, berarti waktu kita hari ini sudah berlalu. Setiap kali memulai hari yang baru, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Semoga ini bisa menjadi pengingat yang baik bagi kita semua.

Bodhisatwa sekalian, tekad luhur yang kalian bangkitkan seharusnya sangat teguh dan kokoh. Dari relawan abu-abu putih, kalian dilantik menjadi relawan biru putih. Seragam biru putih Tzu Chi sangat dikenal di seluruh dunia. Tak peduli di negara mana pun berada, setiap kali kelompok relawan biru putih berjalan keluar, selalu mendapat perhatian dari banyak orang. Orang-orang mengetahui bahwa Tzu Chi adalah sebuah organisasi dari Taiwan. Relawan Tzu Chi selalu dihormati oleh banyak orang. Saya yakin kalian telah memahami bahwa ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan Jalan Kebenaran, mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Saya yakin kalian sudah memahaminya. Selama menjalani pelatihan, kalian sudah pernah mempelajarinya. Ajaran Jing Si adalah dengan hati yang jernih dan murni, kita membangun tekad yang luhur dan luas serta tak tergoyahkan hingga masa tak terhingga.

Beberapa kalimat ini mengandung semangat ajaran Jing Si. Karena itu, dalam melatih diri sesuai ajaran Jing Si, kita harus memiliki tekad yang teguh dan kokoh. "Pintu Dharma yang tak terhingga terpampang di hadapan; memperoleh kebijaksanaan dan memahami segala kebenaran." Ini adalah mazhab Tzu Chi. Untuk mempelajari ajaran Buddha, kita harus menapaki Jalan Bodhisattva. Dalam menapaki Jalan Bodhisattva, kita bisa memperoleh kebijaksanaan lewat setiap hal yang ditemui.

Lewat sumbangsih di tengah masyarakat, kita melihat berbagai bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. Ini semua bermula dari pikiran manusia. Ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan sikap saling meragukan bisa menciptakan berbagai konflik di dunia. Jadi, bencana akibat ulah manusia terjadi karena pikiran manusia. Akibat ketamakan, kebencian, dan kebodohan, manusia menciptakan banyak karma buruk serta mencemari bumi dan udara. Saya sering mengulas hal ini di dalam program Lentera Kehidupan. Segala bencana terjadi akibat pikiran manusia. Hal yang terpenting sekarang adalah kita harus menyucikan hati manusia dan menggalang lebih banyak Bodhisattva dunia. Untuk itu, kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Kita juga harus melatih sila, samadhi, dan kebijaksanaan. Kita semua harus bersungguh hati dan senantiasa melatih diri dengan tekun dan bersemangat untuk menapaki Jalan Bodhisattva.

Bodhisatwa sekalian, kini kalian telah bergabung dengan Tzu Chi dan telah menjalani pelatihan. Dalam mempraktikkan mazhab Tzu Chi di tengah masyarakat, setiap orang yang kita temui adalah Sutra hidup. Di dalam diri setiap orang, ada hal-hal yang bisa kita pelajari. Karena itu, kita harus saling memahami, saling menyemangati, dan saling mendukung. Di tengah kerumunan orang akan lebih mudah bagi kita untuk melatih diri. Terlebih lagi, untuk mengemban misi Tzu Chi, kita harus terjun ke tengah masyarakat yang terdapat penderitaan. Buddha berkata bahwa dunia ini penuh dengan penderitaan. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus lebih memahami penderitaan di dunia dan memahami ketidakekalan hidup. Karena itu, Bodhisattva sekalian, kita harus menggenggam waktu saat ini untuk tekun dan bersemangat. Jika tidak, kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak. Kita tidak tahu. Terlebih lagi, kini ada banyak bencana alam dan bencana akibat ulah manusia.

Kini adalah masa Kekeruhan Kalpa, semua makhluk diliputi kekeruhan yang tebal. Noda batin manusia masa kini sungguh sangat tebal. Kita sangat beruntung bisa bertemu dengan aliran jernih. Akan tetapi, kekeruhan batin terus menerjang kita bagaikan ombak yang kuat. Kekuatan baik dan buruk tengah tarik-menarik; aliran jernih dan kekeruhan sama-sama mengalir. Jika aliran jernih mengalir dengan perlahan, sedangkan kekeruhan batin terus menerjang bagai ombak yang kuat, menurut kalian sisi mana yang akan menang? Karena itu, kita harus segera menambah aliran jernih. Jangan biarkan aliran jernih ini mengalir bagai sungai kecil. Kita harus menambah lebih banyak sumber mata air jernih. Ini semua bergantung pada kalian semua. Kita harus menggalang lebih banyak Bodhisattva dunia. Dengan bersumbangsih di tengah masyarakat, barulah kita bisa memperoleh kebijaksanaan dan memahami segala kebenaran.

Saudara sekalian, janganlah takut dengan kerumunan orang. Banyak orang memang sangat rumit, tetapi justru karena kerumitan itulah, kita membutuhkan tekad yang teguh. Kita harus menggunakan aliran yang jernih untuk menyucikan kekeruhan. Dengan demikian, barulah Dharma yang benar bisa tersebar di dunia ini. Bagaimanakah caranya? Kita harus mempraktikkan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita harus memiliki cinta kasih tanpa penyesalan, welas asih tanpa keluh kesah, sukacita tanpa kerisauan, dan keseimbangan batin tanpa pamrih. Ya. Dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, barulah kita bisa bersumbangsih tanpa penyesalan, keluh kesah, kerisauan, dan tanpa pamrih.

Inilah yang harus dipelajari oleh setiap insan Tzu Chi. Bodhisattva sekalian, kita harus tekun dan bersemangat. Janganlah menyia-nyiakan kehidupan kita. Kini dunia ini membutuhkan kalian. Tidak boleh kurang Anda seorang. Karena itu, kita harus menjaga hati dengan baik. Kita harus tekun dan bersemangat, saling mewariskan ajaran Jing Si, dan saling mendukung untuk menapaki Jalan Tzu Chi. Inilah arah tujuan setiap insan Tzu Chi. Saya sangat gembira melihat kalian bersumbangsih dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Semoga kelak Jalan Bodhisattva tidak hanya bertambah Anda seorang, namun Anda juga bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk bergabung. Ini karena setiap orang dari kalian bisa menginspirasi lebih banyak Bodhisattva yang tak terhingga. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Rasa Syukur yang Tak Terhingga

Rasa Syukur yang Tak Terhingga

05 September 2021
Fandi bersyukur harapannya untuk memiliki rumah agar dapat menjaga kedua adiknya telah menjadi kenyataan. Sudah setahun ini ia tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako.
Kasih Natal untuk Semua

Kasih Natal untuk Semua

27 Desember 2018

Tzu Chi Lampung membagikan 225 bingkisan untuk menyambut hari Natal di Gereja Katolik St. Petrus Punggur, Gereja Katolik St. Stefanus Jatiharjo, dan Gereja Katolik St. Andreas Rasul Margo Agung Jatimulyo.


Berbagi Inspirasi dalam Keterbatasan

Berbagi Inspirasi dalam Keterbatasan

21 Juli 2017

Yayasan Buddha Tzu Chi Medan mengundang Yayasan Pendidikan Tunanetra (Yapetra) untuk beramah-tamah bersama seniman difabel asal Tiongkok, My Dream (China Disabled People’s Performing Art Troupe). Di sana mereka saling berbagi inspirasi.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -