Suara Kasih: Menginspirasi Sesama, Mengikis Ketamakan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menginspirasi Sesama untuk Mengikis Ketamakan

Berspekulasi mengakibatkan pikiran menjadi tidak tenang
Menyucikan hati manusia dan melenyapkan ketamakan
Menjaga kesehatan dengan menjaga kebersihan di meja makan
Memiliki Buddha di dalam hati dan selalu tekun melatih diri

 

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Saya sering berkata bahwa tiada waktu lagi karena seiring berlalunya waktu satu hari, usia kita juga berkurang satu hari. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Sebagai insan Tzu Chi, kita harus memanfaatkan waktu setiap hari dengan baik. Saya sering mengulas tentang waktu, ruang, dan hubungan antar manusia. Dari segi ruang, kita dapat melihat bahwa hari ini Kompleks Tzu Chi Sanchong dipenuhi banyak orang.

Dari segi hubungan antar manusia, jika setiap orang yang berada di sini bisa menggalang satu orang relawan, maka 1 relawan akan berkembang menjadi 100, 100 menjadi 1.000, 1.000 menjadi 10.000, dan 10.000 secara perlahan-lahan akan berkembang menjadi tak terhingga. Jika demikian, bukankah tempat tinggal kita saat ini akan menjadi Tanah Suci? Jadi, untuk mewujudkan Tanah Suci di dunia bukanlah hal yang sulit. Asalkan setiap orang bersungguh hati untuk menyucikan hati manusia, maka tidak ada hal yang sulit.

Seperti para insan Tzu Chi Taiwan yang kembali dari Fujian, Tiongkok, mereka menggelar pembagian bantuan musim dingin di Tiongkok sekitar setengah bulan. Mendengar mereka berbagi, saya merasa bahwa untuk menyucikan hati manusia bukanlah hal yang sulit, untuk mewujudkan ladang pelatihan di dunia terlebih lagi bukanlah hal yang sulit. Asalkan kita memiliki kemauan, maka tidak ada hal yang sulit untuk dilakukan. Bodhisattva sekalian, apakah kalian berkeinginan melakukannya? (Ya) Apakah kalian bersedia bersungguh hati? (Bersedia) Baik. Bersungguh hati berarti kalian harus mempraktikkannya.

“Berhubung terlalu santai di rumah, saya mulai mengikuti pergerakan harga saham. Saya berpikir jika bermain saham, saya bisa mendapat tambahan biaya hidup. Itulah harapan saya, tetapi sesungguhnya tidak demikian. Akhirnya, semakin banyak membeli saham, saya rugi semakin banyak. Saya rugi sekitar 10 juta dolar NT. Saat itu, saya mulai panik dan takut. Kepanikan itu membuat saya lebih menderita dibanding saat tidak punya uang. Saya tidak menyangka bahwa suami saya sangat baik terhadap saya. Dia berkata, “Tidak apa-apa, uang bisa dicari lagi.” Dahulu saya menjalani hidup dengan ketidaktahuan dan kegelapan batin. Jika bukan karena Tzu Chi dan Master, mungkin hari ini saya ada di rumah sakit jiwa atau sudah meninggal. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya mulai mendengar ajaran Master. Saya menyadari bahwa hanya Jalan Bodhisattva yang bisa mengubah hidup saya dan membuat saya bahagia. Karena itu, saya berikrar untuk mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan dalam menapaki Jalan Bodhisattva.”

Tadi kita telah mendengar Relawan Huang Jin-zu berbagi. Beruntung, suaminya sangat baik dan memiliki hati yang lapang. Ditambah lagi, dia bertemu dengan Tzu Chi. Berkat pendampingan insan Tzu Chi, kini dia memiliki kebijaksanaan dan kesungguhan hati. Setelah bangkit dari keterpurukan, kini dia adalah manusia awam yang telah berubah menjadi Bodhisattva. Berspekulasi sama dengan berjudi. Jika sudah memulainya, maka sangat sulit untuk menghentikannya. Saya ingat suatu tahun saat orang-orang tengah gila bermain saham. Saat itu, saya berada di Taichung. Seorang reporter berkata kepada saya bahwa suatu kali saat meliput berita di sebuah rumah sakit, dia melihat pasien yang menunggu psikiater sangat banyak. Saya lalu bertanya, “Mengapa pasien psikiater begitu banyak?” Reporter itu berkata bahwa psikiater kewalahan menangani pasien. Lalu, wakil kepala rumah sakit yang melihat kejadian itu pun memiliki sebuah ide. Dia meminta stafnya untuk mengambil sebuah papan dan menulis “saham naik”. Staf itu sungguh melakukannya. Setelah selesai menulis, staf tersebut pun berkeliling membawa papan. Sebagian pasien tersenyum dan berkata, “Saya ingin segera pulang ke rumah. Saya tidak perlu bertemu psikiater lagi.” Ini menunjukkan bahwa saham bisa membuat orang tergila-gila. Jadi, kita harus menyadari bahwa kehidupan yang tenteram amat berharga.

Kita harus berpijak pada kenyataan, bukan berpijak pada ilusi. Janganlah kita berpijak pada sesuatu yang ilusif karena sangat berbahaya. Hati manusia penuh dengan ilusi dan ketidaknyataan. Ilusi ini diakibatkan oleh nafsu keinginan yang selamanya tidak pernah terpuaskan. Nafsu keinginan dan ketamakan mengakibatkan kemampuan manusia untuk bertahan hidup dalam kondisi sederhana menjadi hilang. Orang masa kini telah kehilangan kemampuan dasar untuk bertahan hidup. Lihatlah anak muda masa kini. Mereka bahkan tidak bisa memasak nasi. Dalam mencuci pakaian, jika tidak ada aliran listrik, mereka juga tak bisa melakukannya.

Saya bertanya, “Mengapa mencuci pakaian harus mengandalkan aliran listrik?” Mereka menjawab, “Karena menggunakan mesin cuci.” / “Apakah kalian tak bisa mencuci dengan tangan?” Mereka menjawab bahwa mereka tak tahu bagaimana mencuci dengan tangan. Bayangkanlah, tak bisa mencuci pakaian dan memasak, bagaimana bisa menjalankan peran wanita? Bagaimana orang masa kini meningkatkan taraf hidup dan menciptakan kehangatan dalam keluarganya?

Suatu hari, saya mengobrol dengan kepala rumah sakit dan wakil kepala rumah sakit Tzu Chi. Kami membahas tentang influenza dan hepatitis. Itu semua adalah penyakit menular. Saya berkata kepada mereka bahwa kalian harus membantu saya mensosialisasikan penggunaan sendok khusus mengambil sayur demi menjaga kebersihan di meja makan. Setiap orang harus memerhatikan kesehatan dalam keluarga. Banyak orang masa kini yang bahkan tidak makan di meja makan. Mereka lebih suka makan di ruang tamu. Orang zaman dahulu sangat mementingkan makan bersama di meja makan. Jika sekeluarga dapat selalu makan bersama dengan penuh kehangatan, keluarga itu tentu akan sangat bahagia. Jika kita harus makan siang di luar, setidaknya kita harus makan pagi dan malam di rumah. Terlebih lagi, makan di luar sangatlah boros. Kini kita tengah mensosialisasikan pola makan cukup 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persennya untuk membantu sesama. Ini sangat penting.

Lihatlah, pada tahun 2012, berapa banyak orang di dunia ini yang membutuhkan uluran tangan. Jika kita bisa hidup rajin dan hemat, meningkatkan potensi diri, serta menjalani hidup dengan bersahaja, maka kita akan bisa menginspirasi banyak orang. Uang yang kita sisihkan bisa digunakan untuk membantu orang lain. Inilah kekuatan cinta kasih. Saya berharap setiap orang bisa melapangkan hati dan mengembangkan cinta kasih untuk bersumbangsih. Jika demikian, berarti kita telah menapaki Jalan Bodhisattva. Saya berharap kalian tak hanya berbuat baik saja. Kalian harus terus mendalami Dharma. Jadi, Dharma harus meresap ke dalam hati. Dengan memiliki Buddha di dalam hati dan Dharma di dalam tindakan, barulah kita dapat membimbing orang lain. Inilah tujuan ajaran Buddha. Harap setiap orang bisa terus tekun melatih diri. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Gempa Jepang : Bantuan Tiba di Tokyo

Gempa Jepang : Bantuan Tiba di Tokyo

15 Maret 2011
Demi mengantarkan cinta kasih ke Jepang, maka pada tanggal 13 Maret 2011 malam Yayasan Buddha Tzu Chi telah menghantarkan sebanyak 5.000 helai selimut tebal dan bahan bantuan lainnya ke CTW Logistics Corporation yang ditunjuk sebagai tempat pengumpulan materi bantuan oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Menghimpun Tekad di Bulan Penuh Berkah

Menghimpun Tekad di Bulan Penuh Berkah

22 Agustus 2017
Memperingati bulan tujuh penuh berkah, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur menggelar talkshow di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (13/08/2017). Kegiatan ini juga dimanfaatkan relawan untuk memperkenalkan Go Green Card sebagai kartu discount makan.
Suara Kasih: Kontribusi Pahlawan Tanpa Nama

Suara Kasih: Kontribusi Pahlawan Tanpa Nama

24 Juni 2012 Beberapa hari ini, cuaca sangat mendung sehingga helikopter kesulitan untuk menjangkau daerah pegunungan. Karena itu, kita hanya bisa mengantar makanan ke sana dengan berjalan kaki. Orang yang tinggal di wilayah pegunungan juga kesulitan untuk mengungsi karena rusaknya akses jalan.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -