Suara Kasih: Mengubah Pola Pikir agar Dunia Terasa Lebih Indah

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Mengubah Pola Pikir agar Dunia Terasa Lebih Indah

Menyadari ketidakkekalan  dan mencari kebenaran sejati
Mempraktikkan ajaran Buddha untuk kembali pada hakikat yang murni
Dengan mengubah pola pikir, dunia akan terasa lebih indah
Tekun dan bersemangat untuk menapaki Jalan Bodhisattva

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Setiap tahun, saya selalu menantikan saat ini, yakni kalian pulang untuk dilantik. Setelah dilantik, bukan berarti kalian sudah lulus. Sebenarnya, setelah pelantikan ini, barulah kalian akan benar-benar memulai langkah awal. Kalian akan mulai terjun ke Tzu Chi, mulai menjalankan mazhab Tzu Chi, dan mulai mempelajari semangat ajaran Jing Si. Mulai saat ini, kita harus lebih giat dan bersungguh-sungguh untuk melangkah maju.

Mungkin ada orang berpikir, “Mengapa kita harus menambahkan Tzu Chi ke dalam kehidupan kita? Dalam melakukan kebajikan, mengapa kita harus mempelajari Dharma?” Sebenarnya, sebagai manusia, kita juga tidak tahu mengapa kita terlahir di dunia. Ada orang yang terlahir dalam keluarga yang baik dan berada. Mengapa mereka bisa begitu beruntung, sedangkan kita tidak? Semua orang ingin memiliki sebuah kehidupan yang ideal. Namun, apakah itu mungkin? Meski sangat berada, mereka juga tak mungkin selalu mendapatkan segala hal yang mereka inginkan. Apakah kalian mengerti? (Mengerti).

Jadi, di dalam kehidupan ini, saat tak mendapatkan hal yang diinginkan, manusia akan merasa menderita. Mengapa demikian? Semasa kecil, saya juga terus mencari jawaban atas semua ini. Terlebih lagi ketika masih muda,saya melihat ketidakkekalan dalam kehidupan. Ayah saya yang sangat sehat tiba-tiba terkena stroke dan meninggal dunia pada keesokan harinya. Hal itu membuat saya sangat terpukul. Saya mulai berpikir sesungguhnya, dari mana datangnya kehidupan ini dan ke mana kita akan pergi setelah meninggal. Kejadian ini mendatangkan pukulan batin yang sangat besar saat saya masih muda.

Meninggalnya ayah saya membuat saya menyadari ketidakkekalan hidup. Sejak saat itu, saya mulai mencari jalan hidup yang lain, yakni menapaki Jalan Bodhisatwa dan mempelajari ajaran Buddha. Saya mulai mendalami ajaran Buddha. Setelah menjadi bhiksuni, saya lebih bisa memahami dan menyadari bahwa Buddha adalah Yang Maha Sadar Di Alam Semesta. Ajaran Buddha menunjukkan kepada kita arah hidup yang benar dan membuat kita menyadari pengaruh perbuatan kita di masa lampau. Jadi, jika ingin mengetahui perbuatan kita di masa lampau, lihatlah kondisi kehidupan kita di masa kini. Jika kita ingin mengetahui ke mana kita akan pergi setelah meninggal nanti, lihatlah perbuatan kita pada masa kini. Dalam kehidupan sekarang, jika kita berbuat baik dan menciptakan berkah di dunia, maka pada kehidupan mendatang, pastilah kita dipenuhi berkah dan kebijaksanaan.

Kehidupan yang penuh berkah dan kebijaksanaan adalah bisa berjalan di Jalan Bodhisatwa. Hari ini, saya melantik kalian semua. Di dada kalian tersemat korsase bunga teratai. Bunga teratai tidak tercemar meski tumbuh di kolam berlumpur. Saat akan membangun rumah sakit, kita mengadakan sebuah bazar amal. Slogan kita adalah “Mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah; puluhan ribu kuntum bunga teratai hati menciptakan dunia Tzu Chi”. Semoga setiap orang memiliki teratai hati. Ketahuilah bahwa bunga teratai yang tersemat di dada kalian telah memperindah kolam berlumpur.

Dunia kita saat ini dipenuhi oleh Lima Kekeruhan. Ini karena pikiran manusia terus bergejolak akibat tercemar oleh ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Hal ini mengakibatkan semua orang di dunia hidup dalam kepanikan dan tidak tenang. Yang paling kita butuhkan sekarang adalah ajaran Buddha yang mengajarkan jalan menuju kesadaran. Selain harus menyucikan hati sendiri, kita juga harus menyucikan dunia. Kita lebih berharap dengan kebahagiaan yang diperoleh, kita bisa menghapus penderitaan orang lain.

Kita harus menyadarkan diri sendiri, sekaligus menyadarkan orang lain. Untuk itu, kita harus membangkitkan hati Bodhisatwa. Kita harus terjun ke tengah masyarakat karena dunia zaman sekarang ini sudah dipenuhi kekeruhan. Dengan melihat penderitaan di masyarakat,barulah kita bisa menyadari berkah.

Selain membantu orang yang menderita, kita juga harus berterima kasih kepada mereka karena dengan adanya penderitaan mereka, barulah kita bisa lebih memahami ketidakkekalan dalam hidup dan penderitaan di dunia. Penderitaan mereka dapat menyadarkan kita akan kebenaran hidup. Karena itu, kita harus berterima kasih kepada mereka. Selain bersumbangsih tanpa pamrih, kita juga harus berterima kasih kepada mereka. Dengan demikian, pikiran kita tidak akan melekat. Saat upacara pelantikan, ada beberapa orang relawan berkata di hadapan saya, “Saya adalah penerima bantuan Tzu Chi. Terima kasih atas bantuan Tzu Chi.” Mendengarnya, saya sangat tersentuh. Mereka pernah mengalami kesulitan. Berkat cinta kasih dari banyak orang, barulah mereka dapat terbebas dari kemiskinan dan memiliki batin yang kaya. Mungkin kondisi kehidupan mereka sekarang tidak banyak berubah, tetapi batin mereka telah banyak berubah. Ini karena meski masih hidup dalam penderitaan dan masih kekurangan secara materi, tetapi mereka telah bertekad dan bersedia untuk membantu orang lain.

Jadi, dengan mengubah pola pikir, maka kehidupan kita akan berbeda. Saya sering mengatakan bahwa sebagai manusia, kita harus berpijak pada landasan yang kokoh dan bertindak sesuai hati nurani. Kaya atau miskin bukanlah masalah, yang terpenting adalah memiliki kepribadian yang baik. Dengan melakukan kebajikan, berarti kita telah menciptakan keharmonisan bagi keluarga, kedamaian bagi masyarakat, dan keselarasan bagi dunia. Keselarasan ini bersumber dari sebersit pikiran manusia. Tujuan kita mempelajari ajaran Buddha adalah demi menyelaraskan pikiran. Oleh karena itu, kita harus berhati tulus. Dunia pada masa kini memerlukan ajaran Buddha. Ajaran Buddha bisa menginspirasi orang untuk menjadi Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia bisa terjun ke tengah masyarakat untuk menghapus penderitaan semua makhluk.

Pada masa sekarang ini, kita sungguh harus membangkitkan hati yang paling tulus menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya lewat tindakan. Apakah kalian mengerti? (Mengerti) Baiklah. Semoga kalian bisa selalu tekun dan bersemangat untuk lebih memahami ajaran Buddha, menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya lewat tindakan. Saya mendoakan semoga kalian bisa mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan serta berjalan di Jalan Bodhisatwa setiap hari. Saya mendoakan kalian semua. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Mohon Maaf Lahir dan Batin

Mohon Maaf Lahir dan Batin

16 September 2010 Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah, pada tanggal 5 September 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara pembagian paket Lebaran kepada para Gan En Hu (pasien penerima bantuan Tzu Chi)
Internasional : Membangun Asa di Myanmar

Internasional : Membangun Asa di Myanmar

18 Maret 2010
Pada saat pengguntingan pita yang melambangkan pemberkahan, di dalam benak muncul gambar tentang perjalanan bersama sekolah selama ini, persahabatan yang terjalin selama hampir dua tahun ini.
Internasional: Waisak di Melaka, Malaysia

Internasional: Waisak di Melaka, Malaysia

18 Mei 2010
Sore itu hujan mulai turun, ketika relawan sedang sibuk mempersiapkan acara yang digelar pukul 6 sore. Relawan pun berdoa dengan khusyuk agar hujan bisa berhenti turun. Hujan berhenti mengucur sekitar pukul 4 ketika para peserta mulai mengalir datang.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -