Suara Kasih: Mengubah Sesuatu yang Mustahil
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
Judul Asli:
Turut berbahagia melihat keluarga relawan Tzu Chi yang harmonis | |||
“Hari ini, dua putri saya dan kakak kedua saya menjalani pelantikan. Akan tetapi, kami bertujuh datang bersama mereka. Ibu saya ada di sana. Kakak pertama dan kakak ipar saya juga datang ke sini. Semoga tahun depan ada lebih banyak anggota keluarga saya yang dilantik. Terima kasih,” kata seorang relawan Tzu Chi. Lihatlah sebuah keluarga besar dari Filipina. Bayangkanlah, mereka sekeluarga adalah insan Tzu Chi yang memiliki kesatuan hati dan tekad. Keluarga ini pasti sangat harmonis dan penuh kehangatan. Ada ungkapan berbunyi, “Jika keluarga harmonis, maka segala hal akan berjalan dengan lancar.” Terlebih lagi, mereka sekeluarga adalah Bodhisatwa yang bersumbangsih bagi masyarakat. | |||
| |||
Jika bisa mengubah beberapa poin itu, saya percaya kalian pasti bisa menginspirasi seluruh anggota keluarga untuk menjadi Bodhisatwa. Dengan begitu, seluruh keluarga kita akan hidup harmonis dan bahagia. Jika keluarga bisa harmonis, segala sesuatu akan berjalan dengan lancar. Jika setiap keluarga bisa hidup harmonis, masyarakat pasti bisa hidup damai. Kini, tanggung jawab atas dunia ini tidak bisa kekurangan kita semua. Tidak bisa kurang saya, kurang Anda, dan dia. Karena itu, kita harus saling mendukung guna menginspirasi lebih banyak orang. Kita bisa bertemu karena berjodoh, tetapi jalinan jodoh setiap orang berbeda-beda. Ada beberapa relawan yang pindah dari Taiwan ke Tiongkok. Saat melihat ada orang yang menderita, mereka bersumbangsih tanpa mengenal lelah. Contohnya penyaluran bantuan Tzu Chi di Guizhou. Saat melihat rekaman video yang dikirimkan dari Guizhou, saya berpikir bagaimana warga setempat bertahan hidup di tengah kondisi serba sulit itu. Karenanya, kita memutuskan untuk tak memberikan bantuan yang bersifat sementara melainkan bagaimana mengubah kehidupan para warga setempat agar membaik. Karena itu, saya memberi saran untuk membantu warga setempat agar terbebas dari kemiskinan dan penderitaan. Akan tetapi, saat mengadakan rapat, sekelompok relawan Tzu Chi Taiwan berkata kepada saya bahwa itu hal yang tidak mungkin karena kemiskinan para warga Guizhou sudah berlangsung dari generasi ke generasi dan memiliki sejarah panjang. Saya berkata kepada mereka, “Sejarah diukir oleh manusia seiring waktu berjalan.” Asalkan ada niat, kita bisa mengubah kemiskinan menjadi “kekayaan”. Asalkan ada niat untuk membantu, kita pasti bisa membebaskan mereka dari kemiskinan. Pertama, kita merelokasi para warga agar keluar dari wilayah pegunungan. Kemudian, yang terpenting adalah kita juga menyiapkan sarana pendidikan agar anak-anak bisa bersekolah. Setelah mendengar perkataan saya, para relawan mengatasi berbagai kesulitan untuk merelokasi para warga ke desa baru. Kita telah membangun sembilan desa di sana. Desa ke-10 masih dalam tahap perencanaan. Beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Wang baru kembali dari sana. Dia berkata bahwa kini banyak warga setempat yang memiliki kehidupan yang baik. Contohnya, ada seorang pria yang membeli 10 mobil untuk membuka tempat sewa mobil. Lihat, jika dia masih hidup di pegunungan, mungkinkah ini terjadi? Tidak mungkin. Setelah turun dari gunung, dia lebih berkesempatan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Ini semua berkat jalinan jodoh. Karena sebersit perasaan tidak tega, kita telah membantu banyak keluarga. Kini, hampir 1.000 keluarga bisa menjalani kehidupan dengan stabil. Kondisi ekonomi setiap keluarga menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Yang lebih membahagiakan adalah kita juga memberikan bantuan dana pendidikan bagi anak-anak setempat yang tidak berkesempatan untuk bersekolah. Kabarnya, kini anak-anak yang sudah lulus dari perguruan tinggi mencapai 100 orang lebih dan ada ratusan yang masih bersekolah. | |||
| |||
Buddha mengajarkan kepada kita untuk memberi manfaat bagi semua makhluk, bukan berlatih untuk pencapaian pribadi. Dengan mempraktikkan ajaran Buddha dalam keseharian, berarti kita telah berpijak pada landasan yang kokoh. Asalkan kaki kita melangkah maju dengan mantap, maka kita bisa menstabilkan kehidupan banyak orang. Bodhisatwa sekalian, semoga setelah pulang ke Taiwan dengan hati penuh syukur, kalian kembali ke negara masing-masing dengan membawa semangat misi. Singkat kata, bawalah rasa syukur dan sukacita dalam Dharma ini kembali ke negara kalian. Kita harus bersyukur karena di dunia ini terdapat banyak orang yang memiliki kesatuan hati dan tekad dengan kita. Setelah mendengar bagaimana relawan dari negara lain membangkitkan ikrar luhur dan menapaki Jalan Bodhisattva, kita harus memperkuat tekad kita Bodhisattva ini. Karena itu, kita harus bersyukur. Semoga kalian bisa membawa Dharma yang kalian pelajari di sini untuk terus mengembangkan dan mewariskan semangat Tzu Chi di negara kalian. Harap kalian bisa bersungguh hati. Jika arah kita sudah benar, kita harus melangkah maju dan membuka hati untuk melatih diri. Semoga setelah kembali ke negara masing-masing, kalian bisa terus saling mendukung untuk menapaki Jalan Bodhisatwa tanpa berhenti. Saya mendoakan kalian semua. Semoga setiap hari kalian aman dan selamat. Semoga kalian bisa membangun ikrar luhur untuk menapaki Jalan Bodhisattva. Semoga hati kita bisa menyatu selamanya. Setiap hari, kalian bisa “mengundang” saya ke rumah kalian lewat siaran Da Ai TV. Kalian bisa menyaksikan ceramah pagi saya di rumah kalian. Selain itu, kalian juga harus sangat tekun menyerap ajaran saya ke dalam hati. Sutra menunjukkan jalan, dan jalan harus ditapaki. Sebagai manusia awam, kita pasti pernah tersesat. Akan tetapi, kini pintu mazhab Tzu Chi telah terbuka untuk membimbing kita dari jalan yang penuh ketersesatan menuju Jalan Bodhisattva. Dengan mendengarkan ceramah saya setiap hari, hati kalian akan merasa damai dan kalian juga akan menemukan arah yang benar untuk ditapaki tanpa ada keraguan, ”benar tidak?” (Benar). Ribuan kata-kata dari saya tetaplah sama. Saya mendoakan kalian semua agar berpegang teguh pada keyakinan untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Semoga berkah dan kebijaksanaan kalian berkembang. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||
Artikel Terkait
Menanamkan Kepedulian Terhadap Sesama dan Lingkungan
26 September 2019Sebanyak 104 siswa SD, SMP, SMA hingga jenjang universitas hadir dan berkumpul menyatukan hati bersama di Aula Jing Si Jakarta. Bersama orang tua dan relawan pemerhati, para anak asuh penerima beasiswa Tzu Chi Sinar Mas mendapatkan penjelasan tentang Pelestarian Lingkungan dan Budi Pekerti.