Suara Kasih: Menjadi Orang yang Kaya Batin
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Insan Tzu Chi mengemban misi amal dengan berbudaya humanis | |||
Cinta kasih Tzu Chi telah tersebar dan bermekaran di seluruh dunia. Sungguh indah. Para Bodhisatwa dari Afrika Selatan berkunjung ke Swaziland dan Mozambik untuk menyalurkan bantuan. Saya sering mengulas tentang orang kurang mampu yang kaya batin. Kita dapat melihat para insan Tzu Chi Afrika memiliki kehidupan yang indah setelah membangkitkan cinta kasih dari lubuk hati terdalam. Kita semua tahu bahwa kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Menurut sebuah laporan, dunia ini terdiri atas 197 negara. Di antara 197 negara ini, ada 59 negara yang mengalami krisis pangan. Tidak sedikit orang yang hidup kelaparan. Selama puluhan tahun ini, banyak orang yang hidup menderita bagai di alam setan kelaparan atau alam neraka. Bagaimana cara kita membantu mereka? Bahkah PBB juga menghela napas tak berdaya. Akan tetapi, kini kita dapat melihat insan Tzu Chi mulai mengambil langkah untuk membantu yang membutuhkan. Meski bukan orang berada, tetapi mereka memiliki cinta kasih yang sangat berlimpah. Lihatlah Afrika Selatan. Dua puluh tahun yang lalu, sekelompok relawan Tzu Chi memanfaatkan sumber daya setempat untuk mulai mengemban misi amal di sana. Meski setiap langkah terasa penuh kesulitan, tetapi dengan penuh kesungguhan hati dan cinta kasih, insan Tzu Chi terus mendampingi dan membimbing warga lokal untuk membangkitkan cinta kasih dan kemampuan mereka. yang sudah hidup secara mandiri dan memiliki cinta kasih yang berlimpah. Meski masih hidup kekurangan, tetapi mereka mengetahui cara memanfaatkan sumber daya alam setempat guna menghidupi warga lokal. | |||
| |||
Ketahuilah bahwa meski sama-sama terletak di Afrika, tetapi bahasa yang digunakan sudah berbeda. Meski demikian, mereka tetap berangkat ke Swaziland dengan membawa barang bantuan. Sebelum menyiapkan barang bantuan, mereka juga mengikuti cara Tzu Chi, yaitu melakukan survei terlebih dahulu. Saat menyurvei penerima bantuan yang pertama, mereka bertemu dengan seorang wanita yang wajahnya tidak berekspresi. Wanita itu yang sangat dingin dan tidak ramah. Akan tetapi, para relawan tetap berkomunikasi dengannya dengan penuh kehangatan. Mereka melakukan pendekatan dengan wanita itu secara berulang kali. Selain itu, para relawan juga mendapati bahwa beberapa keluarga yang hidup kekurangan dan menderita penyakit masih harus menghidupi anak-anak mereka. Karena itu, para relawan Tzu Chi mulai membagikan bantuan materi kepada mereka dengan penuh rasa hormat dan cinta kasih. | |||
| |||
Salah satu adalah warga Taiwan yang menikah dan menetap di Mozambik. Namanya adalah Cai Dai-lin. Setelah mengenal Tzu Chi dan mendengar Relawan Pan berbagi tentang Tzu Chi, cinta kasihnya mulai terbangkitkan. Kini dia telah menjadi benih Tzu Chi di Mozambik. Kini, jika ada insan Tzu Chi ke Mozambik, dia selalu mendampingi insan Tzu Chi untuk melihat keluarga mana yang membutuhkan dukungan semangat, keluarga mana yang membutuhkan bantuan materi. Kini semangat Tzu Chi mulai mengakar di Afrika. Semangat dan filosofi Tzu Chi telah mulai menginspirasi banyak warga setempat. Meski hidup kekurangan, tetapi dengan menyisihkan 10 sen uang atau menyisihkan satu genggam beras, kita bisa menolong warga setempat yang membutuhkan. Demikianlah cara insan Tzu Chi menebarkan benih cinta kasih. Kita juga dapat melihat insan Tzu Chi Amerika Serikat berangkat ke Haiti untuk menggiatkan penanaman tanaman kelor. Baik daun, ranting, maupun akar dari tanaman kelor, semuanya sangat unik dan sangat bermanfaat. Tanaman ini bisa mencukupi kebutuhan gizi dan protein yang dibutuhkan oleh manusia. Kini di Haiti, kita mulai menyediakan lahan perkebunan untuk menanam tanaman kelor. Semoga warga setempat bisa merawat kebunnya dengan baik agar hasil tanaman kelor bisa kita gunakan untuk memenuhi gizi orang yang membutuhkan. Dari tayangan tadi, kita juga dapat melihat para relawan Tzu Chi di Yordania sering pergi ke wilayah permukiman suku Badui untuk memberikan bantuan. Selain itu, mereka juga rutin menyalurkan bantuan bagi para pengungsi asal Suriah. Ini semua bisa kita lakukan berkat adanya cinta kasih. Karena itu, kita harus selalu memiliki kesungguhan hati dan cinta kasih untuk memerhatikan orang yang membutuhkan. Dengan penuh cinta kasih, insan Tzu Chi bersumbangsih di setiap pelosok dunia. Semoga cinta kasih setiap insan Tzu Chi bisa tersebar ke seluruh dunia. Ada sebuah ungkapan Tzu Chi, “Mengundang semua insan berhati mulia di dunia untuk bersama-sama menggarap ladang berkah. Dunia Tzu Chi tercipta dari cinta kasih banyak orang.” Saat bunga teratai bermekaran di setiap sudut dunia, dunia ini akan menjadi Tanah Suci yang penuh dengan cinta kasih dan bebas dari kekeruhan. Saya sungguh berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang telah bersumbangsih segenap hati. Cinta kasih saya terhadap kalian tidak habis diungkapkan dengan kata-kata. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||
Artikel Terkait
Ramah Tamah Imlek
13 Februari 2020Minggu, 2 Februari 2020, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan melakukan acara Ramah Tamah Imlek dengan serangkaian acara yang sudah disusun sedemikian rupa serta makan Steamboat Bersama di tahun 2020.
Mencerahkan Kembali Harapan yang Terpendam
14 Oktober 2019Tzu Chi bekerja sama dengan Polda Banten mengadakan bakti sosial kesehatan ke-128 di RS Bhayangkara Polda Banten di Kota Serang. Baksos kesehatan ini melayani operasi katarak pada 13 Oktober 2019 serta baksos kesehatan umum dan gigi pada 15 Oktober 2019.