Suara Kasih: Menjadi Penyelamat bagi Orang yang Membutuhkan

Jurnalis : DAAI News , Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Menjadi Penyelamat bagi Orang yang Membutuhkan

Misi amal dan misi kesehatan Tzu Chi meringankan penderitaan orang lain
Membangkitkan semangat para korban bencana agar bisa melihat senyuman mereka
Berkah adalah kebahagiaan yang diperolehketika bersumbangsih
Mengabdikan diri untuk menjadi penyelamat bagiorang lain

Pagi-pagi begitu tiba di sini, yang pertama ingin saya lihat tentunya adalah model rumah rakitan yang dikirim oleh para anggota Tzu Cheng dari Hualien, Taipei, dan Taichung. Model rumah rakitan ini mengandung makna yang sangat besar. Filipina dilanda bencana secara terus-menerus. Karena itu, kita harus segera merancang dan merakit rumah rakitan sementara agar setelah dikirim ke lokasi bencana, para korban bisa memiliki tempat untuk melindungi diri dari terpaan angin dan hujan. Para dokter dan Bodhisatwa sekalian, kita yang berada di Taiwan sungguh harus bersyukur. Karena lingkungan yang baik ini, kita bisa menjalani hidup dengan penuh rasa puas. Setidaknya, saya sendiri selalu melewati setiap hari dengan penuh rasa syukur. Contohnya, tadi pagi, saya mendengar laporan dari para dokter kita. Laporan dimulai dari dr. Chien yang menjadi pembawa acara dengan sangat humoris dan ceria. Selanjutnya, dr. Chen melaporkan sebuah kasus penyakit tulang belakang. Penyakit ini tampaknya tidak berat, tetapi ia sungguh membawa penderitaan yang tak terkira. Dengan keterampilan dan pengetahuan para dokter, kondisi pasien pun menjadi lebih baik.

Sama halnya dengan kasus dr. Lai. Berkah adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika bersumbangsih. Kita harus membangkitkan ketulusan untuk melayani masyarakat dan berkontribusi bagi orang yang menderita. Meski sangat sibuk dan penuh kesulitan, semua orang tetap dipenuhi sukacita. Contohnya pasca bencana di Filipina kali ini. Kini, ada jutaan korban bencana yang tengah menunggu kita mencurahkan cinta kasih. Kali ini, tim medis dari 4 RS Tzu Chi telah berkumpul untuk mengadakan baksos kesehatan di sana. Sesampainya di lokasi bencana, mereka melihat rumah-rumah yang hancur dan banyak warga kehilangan orang yang paling dikasihi. Bahkan untuk mengidentifikasi jenazah pun terasa sulit. Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka. Karenanya, untuk memulihkan kondisi mereka, kita harus menggerakkan jiwa dan raga mereka. Kita harus segera menyemangati mereka untuk ikut serta dalam program bantuan lewat pemberian upah. Kita telah mulai menjalankan program ini.

Pada hari pertama, kita mengumpulkan para korban bencana tersebut. Tentu saja, sebelumnya, kita harus memberikan pengumuman terlebih dahulu agar mereka bersedia berpartisipasi dengan penuh sukacita. Kita tidak boleh memaksa mereka. Kita harus mengembangkan kelemahlembutan untuk menghibur mereka. Kita harus menunjukkan sikap penuh hormat dan cinta kasih. Setiap insan Tzu Chi berbicara dengan nada yang lembut dan menuntun mereka ke tempat masing-masing.

Saat kita meminta mereka untuk duduk, mereka semua sangat patuh dan segera duduk di atas tanah. Lalu, insan Tzu Chi mulai menerbarkan cinta kasih. Dengan suara yang lemah lembut, insan Tzu Chi menghibur mereka. Kemudian, insan Tzu Chi mengajak mereka untuk berdoa dengan tulus bagi anggota keluarga mereka dan semua korban bencana kali ini. Semua orang berdoa dengan hati yang tulus.

Lihatlah, air mata mereka terus bercucuran. Setelah memberikan penghiburan, insan Tzu Chi menyemangati mereka untuk membangun kembali tempat tinggal dan memulihkan sendi kehidupan mereka. Dengan membersihkan lingkungan tempat tinggal terlebih dahulu, secara alami kehidupan mereka akan cepat pulih. Baik pria maupun wanita, semuanya mulai bergerak dengan segenap tenaga dan penuh semangat. Mereka membawa peralatan kebersihan dan mulai membersihkan lingkungan sekitar.

Ketua Tzu Chi Filipina menelepon saya dan bertanya,“Master, apakah kami boleh membagikan bantuan kepada para polisi?” Saya menjawab, “Tentu saja.” “Mereka juga adalah korban bencana.” Polisi yang sudah kembali bertugas. Terlebih lagi, ini sungguh tidak mudah. Kita harus memberi dukungan semangat kepada mereka dengan membagikan bantuan untuk mereka. Semoga orang-orang yang belum kembali bertugas, tetapi selamat dari bencana, bisa kembali membangkitkan semangat juang. Kita juga harus membagikan bantuan kepada mereka agar mereka dapat segera membantu memulihkan fungsi pemerintahan dan memulihkan kehidupan masyarakat. Karena itu, tadi saya mengingatkan tim bantuan Tzu Chi untuk mempersiapkan mental karena akomodasi di sana sangat sederhana.

Malam kemarin, mereka digigit banyak nyamuk. Karena itu, kita harus melakukan antisipasi agar tidak digigit nyamuk. Di malam hari, mereka tidur di rumah yang tidak memiliki jendela sehingga ada banyak nyamuk. Saat hujan turun di tengah malam, air hujan membasahi tubuh mereka. Mereka pun terbangun dan menemukan bahwa lantainya sudah tergenang air. Inilah kondisi mereka selama beberapa hari di sana. Kondisi mereka sungguh sulit. Kita harus mengatasi kesulitan dalam kehidupan kita sendiri. Orang yang ingin membantu orang lain juga harus mengatasi kesulitan diri sendiri terlebih dahulu.

Akan tetapi, melihat orang yang kita bantu benar-benar tersenyum, seperti yang sering saya katakan bahwa senyuman paling cantik di dunia adalah senyuman pasien. Inilah yang paling indah. Di lokasi bencana, saat melihat senyuman para korban bencana, semua orang juga turut merasakan kebahagiaan. Pada saat itu, mereka akan melupakan penderitaan yang mereka alami selama hampir setengah bulan ini.

Sungguh, berkah adalah kebahagiaan yang diperoleh ketika bersumbangsih. Saat menciptakan berkah di tengah masyarakat, hati kita pun turut merasakan sukacita. Inilah berkah dan kebijaksanaan. Berkah dan kebijaksanaan harus kita kembangkan sendiri. Saya sungguh berterima kasih kepada para dokter dan perawat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, kalianlah yang paling langsung berhadapan dengan orang yang menderita. Saya sungguh kagum kalian memiliki kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan untuk merawat dan  menjaga para pasien. Sungguh, setiap harisaya merasa sangat bersyukur dan tersentuh atas kontribusi kalian.

Kita telah melihat kini banyak rumah sakit yang kekurangan tenaga keperawatan. Akan tetapi, para perawat kita sangat mendedikasikan diri bagi RS Tzu Chi Dalin dengan hati yang begitu murni dan penuh cinta kasih berbudaya humanis. “Saya berterima kasih kepada para perawat junior yang telah membimbing dan memperhatikan para perawat baru sehingga para perawat baru ini bisa melakukan pekerjaan mereka dengan lancar. Saya sangat bahagia karena pada tanggal 2 Desember nanti, kamar pasien kami akan kembali dibuka,” ucap Liu Ying-mei Kepala perawat RS Tzu Chi Dalin.

 Lihatlah, mereka begitu senang karena bisa melayani lebih banyak pasien. Melihatnya, saya pun merasa sangat tersentuh. Intinya, nilai dan tujuan kehidupan ini terletak pada pelayanan kita terhadap orang lain. Dalam upaya penyaluran bantuan ke Filipina kali ini, saya juga berterima kasih kepada segenap staf di RS Tzu Chi Dalin yang mengadakan bazar amal untuk membangkitkan cinta kasih. Hal yang paling membahagiakan adalah berkontribusi. Setelah berkontribusi, dapat melihat senyuman pasien juga adalah hal yang paling membahagiakan. Melihat para korban bisa kembali menjalani hidup dengan tenang, kita juga merasa sangat bahagia. Jadi, tujuan dari misi amal dan misi kesehatan Tzu Chi adalah kebahagiaan. Bisa menjadi penyelamat bagi kehidupan orang lain adalah hal yang paling membahagiakan. Intinya, berbagai kebahagiaan bisa diperoleh jika kita menggenggam saat inidan melakukan apa yang harus dilakukan. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Penutupan Tahun Ajaran Kelas Budi Pekerti

Penutupan Tahun Ajaran Kelas Budi Pekerti

20 Juni 2016
Murid-murid kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun menutup tahun ajaran dengan penuh suka cita. Kekuatan kerja sama menjadi materi penutup.
Menolong Orang Sekaligus Menjaga Kesehatan Diri Sendiri

Menolong Orang Sekaligus Menjaga Kesehatan Diri Sendiri

07 Desember 2018
Relawan Tzu Chi di Medan Timur melakukan kegiatan donor darah, 2 Desember 2018. Dari kegiatan ini terkumpul 221 kantong darah.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -