Suara Kasih: Menulis Naskah yang Baik bagi Kehidupan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Menulis Naskah yang Baik bagi Kehidupan

Bodhisattva daur ulang begitu mendukung Tzu Chi
Menghargai kehidupan dengan tekun melatih diri
Menghimpun cinta kasih melalui celengan bambu
Menulis naskah yang baik bagi kehidupan kita

 

 

Kita dapat melihat para Bodhisattva daur ulang berkumpul di satu ruangan yang sama. Sungguh, kalian telah bersumbangsih dan mendukung Tzu Chi dengan penuh cinta kasih dan mendukung Tzu Chi dengan penuh cinta kasih. Saya sangat berterima kasih. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dalam sekejap, waktu satu tahun pun berlalu. Belakangan ini, saya selalu bertanya kepada setiap orang sejak hari pertama tahun baru, apakah setiap orang sudah melewati hari-hari dengan bermakna dan berharga? Inilah yang selalu saya tanyakan pada diri sendiri di setiap Tahun Baru. Saya juga selalu bersyukur karena bisa melewati hari-hari dengan aman dan tenteram, yang saya ungkapkan dalam satu hari. Entah berapa banyak syukur dari lubuk hati terdalam, saya senantiasa bersyukur terhadap segala hal dan terhadap setiap orang. Jadi, entah berapa banyak syukur yang saya ungkapkan satu hari. Dengan rasa syukur yang terhimpun, pada akhir tahun, saya kembali berkata kepada diri sendiri bahwa tahun depan saya harus lebih bersungguh-sungguh lagi karena saya beranggapan bahwa seiring berlalunya waktu satu hari, usia kita juga berkurang satu hari. Inilah yang Bodhisattva Samantabhadra ingatkan kepada semua makhluk. Saya memiliki kesan yang dalam terhadap ucapan tersebut. Meski setiap hari saya selalu bersyukur, tetapi dengan berlalunya waktu satu hari, saya merasa sedih karena usia saya telah berkurang satu hari. Terlebih lagi, dengan berlalunya waktu 1 tahun, saya merasa semakin sedih karena usia saya berkurang satu tahun dan ajal terasa semakin dekat. Karenanya, saya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa tahun depan saya harus lebih tekun lagi.

Pada rangkaian Pemberkahan Akhir Tahun tahun ini, di setiap sesi saya selalu bertanya, “Apakah kalian menyadari tahun yang baru telah dimulai? Pada hari pertama di tahun baru, apakah kalian sudah menciptakan, apakah kalian sudah mengukir kehidupan yang bermakna?” Saat ditanya demikian, banyak orang menjawab, “Ada.” Entah kalian melakukannya atau tidak, saya berkata, “Jika tak ada, tidak apa-apa, itu semua sudah berlalu. Yang terpenting adalah setelah mengetahuinya hari ini, mulai hari ini kita harus melakukan satu kebajikan setiap hari.” Saudara sekalian, kalian semua tahu bahwa “Ke Nan Tzu Chi Association” didirikan 47 tahun silam. Pada awal Tzu Chi didirikan, kita sungguh menghadapi banyak kesulitan.

Saat itu, saya berpikir dalam hati bagaimana cara membimbing orang-orang untuk menanam benih cinta kasih setiap hari. Orang zaman dahulu berkata bahwa keluarga yang menghimpun kebajikan pasti memiliki berkah berlimpah. Jika dalam sebuah keluarga setiap anggotanya bisa membangkitkan cinta kasih dan niat baik di dalam hati setiap hari, bukankah keluarga tersebut akan senantiasa aman, tenteram, dan memiliki berkah yang berlimpah? Saat itu, saya berpikir untuk menolong orang lain. Dengan cara apa? Saya berharap selain berbuat baik, hati setiap orang juga bisa tersucikan.

Buddha mengajarkan kepada kita untuk menyucikan batin manusia, menginspirasi setiap orang agar memahami ajaran Buddha, serta bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Saya sering berkata bahwa butiran beras dapat memenuhi lumbung dan tetesan air dapat membentuk sungai. Saya berharap “butir demi butir beras” yang terhimpun dari banyak orang lama-kelamaan bisa memenuhi lumbung, dan “tetes demi tetes air” yang dihimpun juga bisa membentuk sungai. Karena itu, saya mulai mengimbau setiap orang untuk menyisihkan uang 50 sen ke dalam celengan bambu setiap hari. Dengan demikian, kita bisa melakukan kebajikan setiap hari. Dengan menyisihkan 50 sen setiap hari, berarti kita membangkitkan niat baik setiap hari. Dengan demikian, cinta kasih kita akan mengalir selamanya. Dalam Buddhisme, ada istilah “cinta kasih penuh kesadaran”. Setiap orang di dunia ini memiliki cinta kasih. Akan tetapi, cinta kasih makhluk awam pada umumnya hanya terbatas pada yang mereka sukai. Buddha mengajarkan kepada kita agar memiliki cinta kasih penuh kesadaran. Jika demikian, kita akan memahami bahwa semua makhluk di dunia ini memiliki jalinan jodoh dengan kita pada kehidupan lampau dan sekarang.

Mereka yang kita temui pada kehidupan sekarang ini bisa saja adalah keluarga kitapada kehidupan lampau. Karenanya, Buddha mengajarkan kepada kita untuk mengasihi sesama tanpa mementingkan jalinan jodoh serta memiliki rasa senasib sepenanggungan. Untuk mencapainya, kita harus senantiasa bersumbangsih dengan penuh cinta kasih setiap hari. Perhatian, cinta kasih, dan donasi yang terhimpun dari banyak orang bisa digunakan untuk membantu mereka yang membutuhkan di seluruh dunia. Jadi, tetesan air bisa memenuhi satu tong, dan kumpulan air dari banyak tong bisa membentuk sungai yang mengalir selamanya.

Sedikit demi sedikit uang yang terhimpun bisa digunakan untuk membantu banyak orang di seluruh dunia.Inilah metode yang terus kita gunakan selama puluhan tahun. Tzu Chi bermula dari Taiwan, dan kini telah tersebar ke seluruh dunia. Semangat celengan bambu juga telah tersebar ke seluruh dunia. Di mana pun terdapat insan Tzu Chi, mereka akan mensosialisasikan celengan bambu dan berbagi tentang bagaimana Tzu Chi dimulai. Untuk membuat Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh dunia, kita membutuhkan tetes demi tetes sumbangsih setiap orang. Dengan begitu, Tzu Chi baru dapat banyak bersumbangsih bagi dunia.

Inilah cinta kasih penuh kesadaran yang harus kita pertahankan selamanya. Sebersit niat baik kita haruslah dipertahankan selama-lamanya. Kita harus menjaga hati kita dengan baik. Untuk menciptakan kehidupan yang bermakna, kita hendaknya melakukan sesuatu yang berharga setiap hari. Saya sering berkata bahwa setiap hari merupakan lembaran penting dalam hidup kita. Segala yang kita lakukan setiap hari nyaakan terukir sebagai naskah dalam kalender kehidupan kita. Yang kita lakukan pada kehidupan ini akan menentukan kehidupan kita mendatang. Pada kehidupan mendatang, kita akan membawa naskah yang ditulis pada kehidupan ini untuk kita perankan. Karena itu, jika merasa kehidupan kita saat ini penuh penderitaan, maka kini kita harus menulis naskah yang penuh sukacita bagi kehidupan mendatang. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 

 

 

 
 

Artikel Terkait

Melayani Warga Perbatasan

Melayani Warga Perbatasan

10 Juli 2017

Dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-71 tahun 2017, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan kegiatan bakti sosial kesehatan untuk warga di Kecamatan Pagedangan.

Melangkah dengan Yakin

Melangkah dengan Yakin

18 April 2016 Walau selama ini Jakiman sudah sering mengantar Shelly ke kegiatan, ikut baksos, bagi beras, mengantar celengan bambu, ke pondok pesantren dan kegiatan amal sosial lain, tapi hatinya masih belum tertarik untuk jadi relawan. Melalui baksos inilah, ia memantapkan hatinya untuk mulai melangkah di Tzu Chi.
Hangatnya Kumpul Keluarga di Acara Pemberkahan Akhir Tahun

Hangatnya Kumpul Keluarga di Acara Pemberkahan Akhir Tahun

27 Januari 2020

Penerima bantuan Tzu Chi sudah merupakan bagian keluarga dari Yayasan Buddha Tzu Chi, untuk itu setiap tahun Tzu Chi Medan selalu mengundang para penerima bantuan untuk pulang dan mengikuti  acara Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi menjelang tahun baru Imlek.

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -