Suara Kasih: Menyadari Ketidakkekalan dan Memberikan kebahagiaan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menyadari Ketidakkekalan dan Memberikan Kebahagiaan

Melepaskan lampion ke langit bisa mendatangkan bencana
Bencana di dunia merusak banyak benda dan melukai banyak orang
Bodhisatwa tekun dan bersemangat demi membantu semua makhluk
Melenyapkan penderitaan dan memberikan kebahagiaan

Di kawasan Birmingham, Inggris terjadi kebakaran akibat ada orang melepaskan lampion terbang. Kebakaran yang tak terkendali itu berlangsung selama 3 hari. Sebelas petugas pemadam kebakaran mengalami luka-luka. Lihatlah sebuah lampion kecil yang dilepaskan ke langit mendatangkan bencana yang begitu besar. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Saya sering berkata bahwa kini terdapat banyak kota metropolitan. Kita tidak tahu lampion terbang yang dilepaskan akan jatuh di mana. Ini adalah hal yang berbahaya.

Kita juga melihat ketidakselarasan unsur air di Nigeria. Pada dasarnya, situasi di sana memang tidak aman karena sering terjadi bencana ulah manusia. Hujan lebat kali ini menyebabkan air banjir menggenangi wilayah yang luas. Kita sering melihat berbagai bencana di dunia. Karena itu, dalam keseharian, kita harus menjaga kesehatan dengan baik. Dengan tubuh yang sehat, barulah kita bisa melewati setiap hari dengan aman dan tenteram. Begitu pula dengan kondisi alam. Jika alam semesta bisa selalu sehat, maka empat unsur alam juga akan selaras. Tubuh manusia juga sama. Saat empat unsur di dalam tubuh tidak selaras, maka kita akan jatuh sakit.

Kemarin, ayah Ji Yu meninggal dunia. Dia telah berusia 88 tahun. Dia sangat beruntung karena dikelilingi oleh anak-anak dan menantu yang sangat berbakti. Mereka merawat sang ayah secara bergilir. Sang ayah juga sering menjadi relawan. Dia telah berusia 88 tahun. Ini semua adalah fase alam. Para staf medis di Rs Tzu Chi Xindian juga merawatnya dengan sangat baik. Harapannya adalah menjadi Silent Mentor. Kemarin, jenazahnya telah dibawa ke Universitas Tzu Chi di Hualien. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan yang telah mengantarnya kembali ke Hualien. Anak-anaknya juga sangat berterima kasih. Semua orang yang pernah berinteraksi dengannya merasa sangat kehilangan. Meski demikian, banyak orang yang mendoakannya. Semoga setelah meninggal dunia, dia bisa cepat terlahir kembali.

Penggalangan Bodhisatwa dunia membutuhkan benih seperti dirinya. Benih di dalam dirinya telah berbunga dan berbuah. Buah tersebut sudah matang. Di kehidupan mendatang, dia harus kembali mengembangkan lebih banyak benih. Semoga dia bisa cepat terlahir kembali ke alam manusia dan benih di dalam dirinya bisa cepat bertunas. Demikianlah dia datang dan pergi dengan damai. Pada kehidupan di dunia ini, kita harus lebih banyak bersumbangsih.

Kita dapat melihat di Indonesia, Tzu Chi bekerja sama dengan RS Polri untuk mengadakan sebuah baksos kesehatan. Hampir 200 orang tenaga medis berpartisipasi dalam baksos kali ini, sedangkan relawan Tzu Chi yang ikut serta berjumlah lebih dari 300 orang. Dapat kita bayangkan betapa besarnya baksos kesehatan kali ini. Tentu saja, kita juga dapat melihat pasien yang menerima pengobatan berjumlah lebih dari 1.700 orang. Lebih dari 500 orang tenaga medis menangani seribu lebih pasien mungkin terlihat sangat mudah. Akan tetapi, itu sama sekali tidak mudah karena ada beberapa kasus pasien yang membutuhkan perawatan ekstra.

Kita dapat melihat seorang anak kecil. Saat berusia 8 bulan, tangannya tersiram air panas. Berhubung keluarganya sangat kekurangan, dia hanya menerima sekali penanganan darurat dari dokter. Setelah itu, dia tak pernah lagi berobat ke dokter. Karena itu, lima jarinya dan telapak tangannya menempel menjadi satu. Saat bersekolah, dia sering ditertawakan oleh teman-temannya. Orang tuanya selalu berkata padanya, “Kamu harus sabar.” Akan tetapi, anak itu tetap merasa tidak percaya diri. Saat mengetahui ada baksok kesehatan ini, anak ini dan ayahnya pun dating untuk mencari pengobatan. Tim medis segera menjalankan operasi untuk anak ini.

“Terima kasih buat yayasan Buddha Tzu Chi karena Isep uda di operasi, banyak-banyak terima kasih. Isep mengucapkan kepada dokter, banyak-banyak terima kasih atas bantuannya operasi tanggan Isep semoga cepat sembuh,” ucapnya.

Kita dapat mendengar kata-kata anak itu yang begitu tenang. Dia terus mengucapkan terima kasih. Dia masih begitu kecil, namun sudah sangat dewasa. Sungguh, anak yang ditempa dalam keluarga kurang mampu selalu lebih dewasa. Kita juga melihat insan Tzu Chi di Tiongkok melakukan kunjungan kasih dan mengerahkan kekuatan cinta kasih untuk menghibur para penerima bantuan. Beberapa orang di antara mereka sudah bertahun-tahun tak pernah dikunjungi oleh orang. Sejak insan Tzu Chi muncul, mereka selalu menanti kedatangan insan Tzu Chi. Setiap kali melihat insan Tzu Chi, mereka selalu merasa sangat gembira.

Secara berkala, insan Tzu Chi berkunjung ke rumah mereka. Selain memberikan bantuan materi, yang terpenting adalah insan Tzu Chi juga memberikan dukungan batin. Kita dapat melihat Bapak Li ini. Sejak kecil, dia menderita penyakit penyusutan otot sehingga tidak bisa bergerak dengan leluasa. Setelah mengetahui kasus ini, insan Tzu Chi terus berinteraksi dengannya. Lihatlah bentuk tubuhnya sudah berubah tidak normal. Dia bahkan tak bisa mengeluarkan tenaganya sendiri. Sungguh menderita. Insan Tzu Chi terus menyemangatinya. Insan Tzu Chi mendokumentasikan kisah hidupnya untuk berbagi dengan para anak muda agar mereka memahami penderitaan dalam hidup. Anak muda ini benar-benar adalah sang pemberani dalam hidup. Meski dia tak dapat bersumbangsih dengan menggunakan tubuhnya, tetapi dia bersedia berbagi kisah hidupnya sebagai bahan pelajaran. Dia sangat gembira dan bersedia.

Rahasia kebahagiaan hidup bukan terletak pada berapa lama kita hidup, melainkan pada apa yang masih bisa kita lakukan bagi orang lain pada hari esok. Saudara sekalian, pada kehidupan ini, kita sungguh tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi kelak. Banyak keluarga dan orang yang hidup menderita, semuanya di luar kendali mereka. Melihat itu semua, kita harus lebih memanfaatkan kehidupan ini.

Singkat kata, kita harus lebih bekerja keras untuk menyebarkan benih Bodhisatwa di dunia. Dengan adanya benih-benih itu, barulah bisa terbentuk hutan bodhi untuk melindungi orang yang menderita. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Saya sungguh berterima kasih kepada semua insan Tzu Chi yang mengembangkan cinta kasih dan welas asih untuk membantu semua orang. Bukankah mereka adalah Bodhisatwa dunia? Saya sungguh tersentuh dan bersyukur. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Bagi Beras Cinta Kasih

Bagi Beras Cinta Kasih

28 November 2013 Pembagian beras berjalan lancar dan tertib. Relawan saling membantu satu sama lain, ada yang mengatur antrian warga agar tidak berdesak-desakan, ada yang menerima kupon dan menyerahkan beras ke warga.
Tzu Chi dan TNI AD Memperluas Penampungan Air di Kampung Warung Loa

Tzu Chi dan TNI AD Memperluas Penampungan Air di Kampung Warung Loa

02 Juni 2023

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama TNI AD menjalankan Program TNI AD Manunggal Air dengan membangun bak penampungan air bersih untuk warga Warung Loa di Kelurahan Tamansari, Bogor.

Membantu dengan Tulus Tanpa Pembeda

Membantu dengan Tulus Tanpa Pembeda

20 Oktober 2017

Delapan kali sudah karyawan Agung Sedayu Group (ASG) melakukan penuangan celengan bambu secara berkala. Untuk penuangan celengan ke-8 kalinya ini, mereka melakukannya di Gedung Harco Angung Sedayu Group (ASG) Mangga Dua, Jakarta Utara, Selasa, 17 Oktober 2017. Wajah-wajah bahagia, menyambut kedatangan relawan Tzu Chi di sana.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -