Suara Kasih: Menyatu dengan Hati Buddha
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Menyatu dengan Hati Buddha dalam Perjamuan Dharma nan Agung Mengurangi emisi karbon dengan hidup sederhana | |||
Waktu berlalu dengan cepat. Persamuhan "Dharma Bagaikan Air" yang pertama kali akan digelar di Kaohsiung. Acara ini bukanlah pertunjukan, melainkan sebuah sejarah di mana para Bodhisatwa berkumpul menyelami Dharma. Lihatlah betapa banyak orang yang terjun untuk mempersiapkan acara ini. Lihatlah para anggota Tzu Cheng dan komite, mereka semua berbasah peluh. Setiap hari ada ratusan orang yang bekerja sama mempersiapkan tempat acara. Melihatnya, saya sungguh bersyukur sekaligus merasa tersentuh. Lewat jerih payah setiap orang, kita dapat melihat ladang pelatihan ini akan menjadi perjamuan Dharma yang besar. Orang-orang bertekad menyerap ajaran Buddha bagai menerima asupan susu penuh nutrisi. Untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita harus menerima susu Dharma ini. Jadi, mengikuti acara ini adalah bagaikan menghadiri perjamuan Dharma, dan perjamuan ini akan segera dimulai. Dalam setengah tahun ini, setiap orang begitu mawas diri, tulus, dan penuh pertobatan. Jadi, dalam acara ini, batin mereka sungguh murni tanpa noda dan disertai dengan niat yang tulus. Semua ini tercapai seiring berjalannya waktu dari detik ke detik. Karena itu, kita harus memanfaatkan setiap detik dengan baik sehingga setiap detik menjadi sejarah kehidupan agar setiap detik menjadi sejarah kehidupan yang mendukung tumbuhnya jiwa kebijaksanaan. Jika tidak bertobat atas kesalahan masa lalu, hanya tahu bahwa kita telah berbuat salah, namun tidak ingin orang lain mengetahuinya, maka inilah yang disebut menutupi kesalahan. Jika demikian, maka selamanya kebijaksanaan kita tak akan memancar. Jadi, kita sungguh harus berani untuk mengakuinya secara terbuka dan bertobat dengan tulus. Inilah yang disebut introspeksi diri. Inilah pemurnian yang sesungguhnya. | |||
| |||
Akibatnya, empat unsur kehilangan keselarasan. Ini karena bumi bagaikan menderita demam. Bagaimana cara menurunkan panasnya dan mengembalikan keselarasan empat unsur? Para ahli telah mengatakan bahwa manusia hendaknya bervegetarian. Inilah cara yang paling efektif untuk mengembalikan keselarasan alam. Pola pikir manusia harus diarahkan ke arah yang benar. Manusia harus mengendalikan diri, mematuhi sila, dan bervegetarian. Inilah yang dimaksud "zhai jie". Kita telah melihat media massa melaporkan bahwa demi meredam pemanasan global, mulai tahun depan pemerintah Australia akan memberlakukan pajak emisi karbon. Sebuah studi memperkirakan bahwa jika pajak ini diberlakukan, 40.000 orang akan kehilangan pekerjaan. Alasannya, pajak yang begitu tinggi akan memaksa pabrik-pabrik menekan biaya dan mengurangi jumlah pekerja. Dengan begitu, apakah akar masalah terpecahkan? Sesungguhnya, akar permasalahan ini terletak pada pikiran manusia. Setiap orang harus hidup sederhana dan rajin, janganlah hanya selalu mencari yang praktis. Contohnya, saat akan menghadiri rapat kemarin, kita harus menuju lantai lima. Jika saya menggunakan lift, maka yang lain pasti akan ikut. Karena itu, daripada menggunakan lift, saya memilih berjalan lewat koridor. Ketika menoleh, saya melihat banyak orang. Dengan begitu, kita menghemat penggunaan lift dan mengurangi emisi karbon. Jangan pula selalu menyalakan penyejuk udara yang akan membuang hawa panas ke luar. Semua ini dimulai dari pola pikir dan cara hidup setiap orang. Bodhisatwa sekalian, sungguh banyak hal yang harus dimulai dari diri sendiri. Jadi, kita harus mawas diri dan tulus. Kita harus berdoa dengan tulus demi ketenteraman dunia. Janganlah kita lengah dalam setiap niat pikiran kita. Dalam setiap pikiran yang timbul setiap detik, jika kita lengah sehingga niat buruk timbul, maka pertobatan kita selama enam bulan ini menjadi sia-sia. Karena itu, kita harus mengembangkan ketulusan dalam hati dalam setiap waktu yang kita lalui, bervegetarian, bertobat, dan berdoa. Inilah yang harus selalu kita pertahankan. | |||
| |||
Setiap tindakan dan perilaku kita, setiap patah kata yang keluar dari mulut kita, maupun setiap gerakan yang kita buat, semuanya harus disertai ketulusan agar kita dapat menyelami ajaran Buddha, yakni Dharma yang murni tanpa noda. Saat menyanyikan lirik yang mengandung Dharma, kita harus bernyanyi dengan suara lantang agar kita sendiri dapat mendengar dan menyerapnya, dan orang lain juga dapat mendengar serta meresapi maknanya. Keharmonisan lantunan Dharma yang disertai ketulusan dari lubuk hati ini akan menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Ini disebut gema suara Dharma yang luar biasa. Pada saat ini, hati kita menyatu dengan hati Buddha. Hati kita dan hati Buddha haruslah sungguh-sungguh menyatu. Dengan hati yang murni seperti ini, kita akan memulai perjamuan Dharma. Para Bodhisatwa dunia akan berkumpul. Pada saat acara yang agung itu dimulai, hati kita harus sungguh-sungguh menyatu dengan hati Buddha. Dalam perjamuan Dharma ini, para Bodhisatwa akan berkumpul. Jadi, kita semua harus memiliki hati yang benar-benar tulus bagaikan menghadiri pembabaran Dharma di Puncak Burung Nasar lebih dari 2.000 tahun lalu. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. |
Artikel Terkait
Penutupan Kelas Kata Perenungan 2017 di Medan
06 Desember 2017Sukacita di Panti Wreda Cinta Kasih
25 Januari 2010“Berbahagialah anak-anak yang masih memiliki orangtua. Jaga dan sayangilah mereka sama seperti kita menjaga dan menyayangi diri kita sendiri, karena orangtua tidak selamanya akan bersama dengan kita”