Suara Kasih: Menyelamatkan Kehidupan dengan Penuh Cinta Kasih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

Menyelamatkan Kehidupan dengan Penuh Cinta Kasih

Peperangan yang berkepanjangan mendatangan ancaman besar
Menggarap ladang dengan penuh cinta kasih akan menciptakan kesejahteraan
Mawas diri dan berhati tulus untuk mengantisipasi bencana alam
Memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan dalam menjalankan misi kesehatan

Kita harus memanfaatkan setiap detik dengan baik. Setiap detik dalam kehidupan kita tak akan pernah terulang. Satu niat dapat menentukan arah seumur hidup. Singkat kata, setiap saat, kita harus mempertahankan niat baik dan senantiasa menjaga pikiran dengan baik. Lihatlah bencana akibat ulah manusia yang terjadi tanpa henti. Entah kapan kerusuhan yang terjadi di Mesir akan berakhir. Saya sungguh sedih melihatnya. Selain itu, kondisi di Suriah dan Irak juga sangat tidak aman. Siapa yang dapat menghentikan kekacauan  yang terjadi setiap hari yang bagai tiada akhir ini?

Kehidupan seperti ini sungguh dipenuhi penderitaan tak terkira. Kita bisa hidup dengan tenang di Taiwan berkat kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang dalam menggarap ladang berkah dan berkontribusi dengan penuh sukacita bagi seluruh umat manusia. Karena itulah, kita dapat tinggal dan bergantung hidup pada tempat ini. Kita harus giat menggarap ladang batin dan ladang berkah di dunia agar dapat terciptaketentraman dan kesejahteraan. Inilah yang harus kita giatkan setiap hari. Akan tetapi, kita juga harus meningkatkan kewaspadaan karena di atas permukaan laut Taiwan telah terbentuk sebuah topan. Setiap orang harus meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, dan berhati tulus. Kondisi aliran udara di bumi berhubungan erat dengan kekuatan karma manusia. Bagaimana cara kita menghimpun kekuatan karma baik agar dapat selamat dari topan ini? Kita harus membangkitkan hati dan cinta kasih yang paling tulus untuk membantu umat manusia dan menciptakan berkah bagi diri sendiri.

Dua hari lalu, di Aula Jing Si, kita merayakan ultah ke-27 RS Tzu Chi Hualien. Perayaan ini diadakan tepat pada hari ultah RS Tzu Chi. Mengapa saya berkata demikian? Dua puluh tujuh tahun lalu, tepatnya pada tanggal 17 Agustus, RS kita resmi beroperasi. Pada hari perayaan itu, di Aula Jing Si,semua pertunjukan yang dibawakan oleh para tim medis sungguh menampilkan semangat misi kesehatan. Gambaran kerja sama mereka yang harmonis sangat membuat orang tersentuh. Mereka juga berbagi tentang kisah para dokter yang memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan serta terus memperpanjang cinta kasih dengan para pasien.

“Sekarang saya sudah tak terpisahkan dengan warga Taiwan. Mengapa? Karena sebagian darah yang mengalir di dalam tubuh saya adalah darah orang Taiwan. Begitu pula dengan tulang saya. Darah dan tulang saya sudah menyatu dengan orang Taiwan,” ucap pasien.

Bulan Mei tahun lalu, dia datang dari Guangxi, Tiongkok ke Taiwan untuk bertamasya. Di Taroko, dia mengalami kecelakaan mobil dan menderita luka yang sangat serius. Tulang tangan dan kakinya remuk. Tim medis RS Tzu Chi Hualien memanfaatkan masa emas untuk memberikan pengobatan baginya. Mereka bisa turut merasakan penderitaan orang lain dan tidak sampai hati melihat makhluk lain menderita. Mereka berjuang untuk menyelamatkan hidupnya dan berusaha untuk mempertahankankeutuhan tubuhnya. Kesungguhan hati mereka sungguh membuat orang tersentuh.

”Terima kasih, dr. Wu. Di saat-saat paling sulit dalam hidup saya, Anda telah membantu saya. Dalam waktu 4 bulan, dr. Wu melakukan 13 kali operasi untuknya. Dia beserta tim medisnya menggunakan keterampilan tertinggi dan mencurahkan perhatian yang sangat maksimal untuk menyelamatkan hidup istri saya. Sepasang kakinya yang awalnya harus diamputasi, secara ajaib bisa dipertahankan. Sekarang, istri saya dapat bekerja//dan hidup dengan  normal. Dia juga dapat berbakti kepada orang tua dan berkontribusi bagi masyarakat. Saya merasa sangat bersyukur,” ucapnya lagi.

Dokter Wu juga terus mengucapkan terima kasih. bukan berkat dirinya seorang, melainkan berkat kerja keras seluruh tim medis. Ia berkata, “Hari itu saya sangat tersentuh mendengarnya. Dia tidak mengganggap dirinya paling berjasa, tetapi berkata bahwa ini semua berkat kerja sama yang harmonis dan kekuatan cinta kasih dari semua orang. Hari ini, saya ingin berterima kasihkepada seluruh anggota tim medis kita, dimulai dari departemen anestesi hingga departemen rehabilitasi medik. Di antaranya, yang memberi saya bantuan terbesar adalah dokter dari departemen bedah plastik yang menyemangati saya untuk terus bertahan dan kuat demi pasien.”

Welas asih dan cinta kasih tim medis Tzu Chi telah membuat pasien tersebut tersentuh. Karenanya, dengan penuh kesungguhan hati, dia merekam sebuah video. Dia merekam sebuah video yang sangat menyentuh dan mengirimkannya ke RS Tzu Chi.

 

 

Kita juga melihat, di Taiwan, ada seorang lansia berusia 80 tahun lebih naik ke panggung untuk memberi kesaksian. Ia berkata, ”Saya ingin berterima kasih kepada RS Tzu Chi Hualien. Saya juga ingin berterima kasih kepada dr. Yang Gee-Gwo yang telah menyelamatkan suami saya di unit perawatan intensif sebanyak beberapa kali. Jadi, saya berterima kasih kepada dr. Yang. Saya juga ingin berterima kasih kepada  dr. Tissot Low. Dia telah merawat suami saya dengan saksama hingga kondisi suami saya menjadi lebih baik dibanding sebelum jatuh sakit. Terima kasih, dr. Low.”

Selama 7 tahun lamanya, sang suami bertahan hidup dengan menggunakan alat bantu pernapasan. Namun, sang istri sangat mencintainya dan enggan menyerah dengan keadaan sang suami. Para dokter dan perawat Tzu Chi membangkitkan hati penuh ketulusan untuk menyelamatkan sang suami. Di luar dugaan, dia akhirnya bisa  terlepas dari alat bantu pernapasan. Bahkan, kini, kondisinya telah pulih dan sudah bisa mengayuh sepeda. Dia bahkan ikut menjadi relawan. Di mana ada pasien yang sudah lama terbaring di ranjang dan merasa putus  asa, dia akan mengayuh sepeda ke rumah pasien itu untuk menyemangati dan berbincang dengan mereka. Lihatlah, dia sudah berusia 85 tahun. menyelamatkan kehidupan, menjaga kesehatan, dan melindungi cinta kasih pasien.

Setiap staf di dalam misi kesehatan kita telah berhasil mencapai misi mereka. Kita juga mendengar seorang perawat kita yang berhati murni berbagi bahwa menjaga pasien dengan segenap hati dan tenaga sudah merupakan panggilan hidupnya. Melihat pasien yang sedang dirawatnya sembuh berangsur-angsur pulih setelah dirawat olehnya, itu merupakan penghargaan terbesar baginya.

Singkat kata, kita harus memiliki semangat misi, bersedia memikul tanggung jawab, dan bersumbangsih. Setiap detik merupakan detik paling berharga dalam hidup kita. Dua puluh tujuh tahun telah berlalu. Hari ini adalah hari kedua kita menginjak tahun ke-28. Intinya, dalam memasuki tahun ke-28 ini, kita harus lebih dewasa. Jalan yang kita bentangkan sudah sangat kokoh. Dengan penuh ketulusan, saya mendoakan misi kesehatan Tzu Chi. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Meningkatkan Kebijaksanaan dan Kekayaan Batin

Suara Kasih: Meningkatkan Kebijaksanaan dan Kekayaan Batin

15 Agustus 2013 Jika setiap orang hidup sesuai norma, maka hubungan antarmanusia akan harmonis. Jika batin setiap orang penuh keharmonisan dan manusia hidup sesuai Dharma, maka dunia akan terhindar dari bencana.
Pelayanan Kesehatan Tzu Chi di Waduk Jatigede

Pelayanan Kesehatan Tzu Chi di Waduk Jatigede

28 November 2017

Tzu Chi Bandung mengadakan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan pada tanggal 26 November 2017 berlokasi di Waduk Jatigede, Kab. Sumedang. Selain berhasil melayani sebanyak 849 pasien, Tzu Chi Bandung juga menerima sebanyak 22 pasien penanganan khusus.

Melatih Kesabaran dengan Hati Bersyukur

Melatih Kesabaran dengan Hati Bersyukur

22 November 2012 Sabar. Kata itu kembali muncul dalam benak. Entah sampai kapan Turimma harus bersabar. Dan ia pun tidak tahu, apakah kesabarannya itu akan membuahkan kesembuhan yang ia nantikan. Yang terpenting adalah, harapan tidak boleh hilang, dan kita hendaknya menjalani semuanya dengan hati bersyukur.
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -