Suara Kasih: Menyelami Dharma
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Menghargai Sesama dan Menghemat Sumber Air Mengenang saat-saat menyalurkan bantuan di Afghanistan | |||
Pada bulan Februari 1998, Afghanistan diguncang gempa bumi dahsyat yang menimbulkan kerusakan parah. Selain perang dalam jangka panjang, Afghanistan juga dilanda bencana kekeringan dan gempa bumi. Penderitaan warganya sungguh tak terkira. Pada bulan Februari itu, saat menerima kabar ini, insan Tzu Chi segera mencari cara untuk menyurvei lokasi guna mengetahui kondisi warga setempat. Pada tanggal 18 Mei 1998, untuk pertama kalinya insan Tzu Chi dari Amerika Serikat bekerja sama dengan Knightsbridge International. Bersama dengan relawan Stephen Huang dan relawan Wang dari majalah Rhythms Monthly, dibentuklah tim yang terdiri dari 7 orang untuk berangkat ke Afghanistan. Saat pesawat akan mendarat di Afghanistan, mereka melihat banyak senjata anti pesawat di atas tanah. Apa yang harus mereka lakukan? Mereka hanya memiliki 4 buah parasut. Siapa yang akan menggunakan 4 buah parasut itu? Setelah berdiskusi, mereka pun menggunakan keempat parasut itu untuk mengangkut obat-obatan yang mereka bawa dengan susah payah. Andai pesawat tertembak, obat-obatan tetap bisa mendarat di daratan. Setelah itu, mereka menelepon saya untuk memberi tahu tentang hal ini. Saya sungguh khawatir, untunglah mereka dapat mendarat dengan selamat. Saat menyurvei lokasi, mereka melihat banyak warga setempat yang tidak memiliki tempat tinggal sehingga mereka harus tinggal di gua yang terdapat rupang Buddha di Bamiyan. Apa makanan mereka? Kentang. Kentang yang mereka makan sangatlah kecil karena daerah setempat dilanda kekeringan. Perang jangka panjang mengakibatkan kondisi iklim tak stabil. Karena bencana kekeringan jangka panjang, warga mengalami kesulitan untuk bercocok tanam. Inilah penderitaan warga setempat. Saat melihat kondisi setempat melalui tayangan video yang dikirim oleh mereka, saya sungguh merasa sedih. Selain itu, sarana pengobatan setempat juga sangat minim. Inilah kondisi di Afghanistan saat pertama kali kita menginjakkan kaki di sana. | |||
| |||
Wilayah yang mengalami kerusakan paling parah adalah Alabama. Beberapa hari lalu, saya melihat berita yang dikirim oleh relawan di Amerika Serikat. Saya merasa sangat tersentuh sekaligus khawatir dengan kerusakan di Alabama karena kerusakan terjadi di banyak wilayah, para relawan memutuskan untuk mengunjungi korban bencana yang berpenghasilan sangat minim. Seorang korban bencana bercerita bahwa saat Tornado datang, sebuah rumah tergulung dan hancur di udara. Dapat kita bayangkan betapa parahnya kerusakan yang terjadi. Bahkan batang pohon yang besar pun tercabut beserta dengan akarnya. Bayangkanlah betapa besarnya kekuatan Tornado. Ada seorang siswa yang sangat ketakutan sehingga ia segera bersembunyi di kolong meja. Karena rasa takut yang sangat, ia kehilangan daya pendengaran untuk sementara waktu. Karena batinnya tak tenang, ia tidak bisa tidur selama beberapa hari. Pikirannya sangat kacau. Saat insan Tzu Chi berkunjung ke sana, ia sedang menerima terapi psikologi. Betapa besarnya dampak dari bencana alam. Inilah yang terjadi di Alabama. Pada tanggal 15 Mei lalu, insan Tzu Chi berangkat ke sana. Saya yakin hal ini akan menjadi bagian dari sejarah Tzu Chi di tahun depan. Insan Tzu Chi tak hanya sekadar membagikan barang bantuan kepada orang yang membutuhkan, namun juga mencurahkan cinta kasih tanpa batas dengan menghibur dan menenangkan batin mereka. Mereka sungguh adalah Bodhisatwa dunia. Lebih dari 40 tahun lalu, saya berikrar demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Semoga ajaran Buddha dapat tersebar dan dipraktikkan di tengah masyarakat. Hari ini saya telah melihat semangat dan kegigihan setiap insan Tzu Chi, semangat dan kegigihan setiap insan Tzu Chi, karenanya saya merasa sangat tersentuh. Karena telah berlindung kepada Buddha, kita harus memahami jalan agung dan bertekad mencapai kebuddhaan. | |||
| |||
Dengan menyerap Dharma ke dalam hati, barulah kita dapat membangkitkan hakikat murni dan kebijaksanaan tiada batas. Jadi, untuk berlindung kepada Dharma, kita harus menyelami Sutra. Lihatlah Aula Jing Si di Hualien, setiap orang menyelami Dharma melalui perbuatan, ucapan, dan pikiran. Berlindung kepada Sangha berarti kita harus membimbing semua orang. Bodhisatwa sekalian, tak hanya biksu atau biksuni yang dapat membimbing semua orang. Sesungguhnya kita semua dapat melakukannya. Karena telah berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, kita harus berikrar untuk membimbing semua orang. Untuk membimbing dan menyadarkan diri sendiri maupun orang lain, terlebih dahulu kita harus menjalin jodoh baik. Kita harus menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran, bertobat, bervegetarian, menaati sila, bertobat, bervegetarian, menaati sila, menyucikan fisik dan batin, serta hidup harmonis dengan orang lain. Dengan hati yang lapang dan pikiran yang murni, kita dapat menjalin jodoh baik dan membimbing semua orang tanpa ada kesulitan. Bodhisatwa sekalian, saya sungguh berterima kasih. Hal ini bagaikan sebutir benih yang tumbuh menjadi tak terhingga. Kita semua dapat menginspirasi lebih banyak orang. Inilah yang harus kita lakukan sekarang. Untuk menciptakan kedamaian dunia dan setiap orang dapat melenyapkan rasa dendam dan benci, satu-satunya cara adalah dengan Dharma. Untuk menciptakan keharmonisan masyarakat dan jauh dari pertikaian, kita memerlukan Dharma. Untuk menyelaraskan empat unsur alam, kita juga memerlukan Dharma. Dengan adanya Dharma, pikiran manusia akan harmonis. Saat pikiran manusia harmonis, maka segala sesuatu di dunia akan berlangsung dengan lancar. Semoga setiap orang di Aula Jing Si ataupun para relawan di setiap komunitas dapat menghargai pementasan kali ini. Setiap orang harus menciptakan berkah dan mengembangkan kebijaksanaan. Dengan mengembangkan welas asih dan menumbuhkan kebijaksanaan, barulah dapat menginspirasi orang lain. Inilah tujuan pelatihan diri kita. Kalian harus senantiasa bersungguh hati. Diterjemahkan oleh: Lena. | |||