Suara Kasih: menyelaraskan batin manusia

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Berdoa agar Cinta Kasih Dapat Terus Diwariskan

 

“Rumah kami telah terendam air, tetapi Tak ada orang yang membantu kami selain relawan Tzu Chi. Kami sangat senang. Meski kondisi ekonomi keluarga kami sangat minim, terkadang kami tak punya cukup makanan di rumah,” ujar penerima bantuan. Saat menerima bantuan ini, dia merasa sangat tersentuh. Dia ingin berterima kasih kepada relawan Tzu Chi. Di tempat ini banyak sekali orang yang hidup dalam kondisi minim. Cara Tzu Chi mendistribusikan bantuan berbeda dengan yang lain. Saya sangat tersentuh melihatnya. Relawan Tzu Chi bersumbangsih dengan fisik, batin, dan kebijaksanaan.

 

 


Unsur air tengah tak selaras. Sejak bulan September, perhatian kita terus tertuju pada Thailand. Sesungguhnya, di Kamboja dan Vietnam, daerah yang terendam banjir juga sangat luas. Kita bisa melihat di Thailand, setelah air banjir mulai surut, mereka pun mulai melakukan pembersihan. Sebagian tempat telah berangsur pulih. Sementara itu, program bantuan Tzu Chi masih terus berlangsung. “Hari kami membantu orang lain. Bila komunitas kami terkena bencana, orang lain juga akan datang membantu kami.Inilah yang disebut saling bergotong royong,”ujar warga Thailand. Setiap hari sebelum melakukan pembersihan, insan Tzu Chi akan berbagi kepada semua warga bahwa tujuan kegiatan ini adalah demi masyarakat, negara, dan komunitas supaya setiap orang memahami bahwa sumbangsih ini sangatlah bermakna dalam kehidupan.

Dengan begitu, setiap orang bisa bekerja dengan lebih giat dan lebih sukacita. Ini semua memerlukan bimbingan. Melihat program tersebut bisa berjalan dengan lancar, saya merasa lebih tenang. Akan tetapi,  sejak bulan September hingga kini, Kamboja juga dilanda bencana banjir. Sesungguhnya, Tzu Chi pernah menginjakkan kaki di Kamboja pada tahun 1994, saat Kamboja dilanda bencana kekeringan dan banjir yang sangat dahsyat.

Karena itu, sejak tahun 1994 hingga tahun 1997, Tzu Chi pun menyalurkan bantuan kepada warga setempat. Dalam waktu 3 tahun ini, insan Tzu Chi tiada henti mencurahkan perhatian dengan penuh kewaspadaan. Setiap kali mendistribusikan bantuan, selalu ada kendaraan berlapis baja dan anggota militer yang memimpin dan melindungi insan Tzu Chi. Saat itu, Jenderal Ho Sok juga turut bersumbangsih. Dia selalu melindungi keselamatan insan Tzu Chi dengan menggunakan kendaraan berlapis baja. Ini dikarenakan di Kamboja, terdapat konflik panjang antara Khmer Merah dengan pemerintah setempat.

Anggota Khmer Merah sering muncul sehingga memicu perang dan konflik yang berkepanjangan. Kondisi saat itu sungguh berbahaya. Selain terdapat ranjau darat di mana-mana, kasus penculikan juga sangat banyak. Karena itu, setiap orang tidak berani terpisah dari kelompoknya. Inilah sejarah pada tahun 1994. Beberapa hari lalu tepatnya tanggal 8 Desember, penyaluran bantuan materi di Kamboja berjalan dengan lancar. Bantuan kali ini merupakan langkah awal. Selama 3 hari pendistribusian bantuan, insan Tzu Chi menghadapi banyak kesulitan dan melakukannya dengan penuh waspada.

Sejak saat itu, selama 3 tahun insan Tzu Chi terus mencurahkan perhatian di Kamboja. Selain membagikan beras, minyak goreng, makanan bernutrisi, kita juga memberikan benih padi agar mereka bisa bercocok tanam demi mempertahankan hidup. Kita juga memberikan pompa air untuk irigasi. Karena tak memiliki bahan bakar, kita pun menyediakannya untuk mereka agar mesin pompa air bisa dioperasikan. Setelah menerima 1 drum bahan bakar, mereka tak bisa membaginya.

Melihat itu, Jenderal Ho Sok segera turun ke jalanan untuk memungut botol-botol plastik guna membagi-bagikan bahan bakar. Dia pernah ke Griya Jing Si menemui saya. Akan tetapi,  saat Tzu Chi memutuskan untuk menghentikan penyaluran bantuan ke Kamboja, dia tewas terbunuh.

Kita bisa melihat saat itu anggota Khmer Merah juga merampok hasil panen. Padi yang siap panen pun dibakar oleh mereka. Saat itu, saya sungguh merasa kita sungguh tak berdaya untuk membantu mereka. Karena pada saat itu gejolak dalam masyarakat tak berkesudahan, Tzu Chi pun memutuskan untuk menghentikan penyaluran bantuan hingga belasan tahun lamanya.

Banjir yang melanda Kamboja kali ini kondisinya sama dengan yang di Thailand. Di mana-mana terdapat genangan air. Kondisi warga Kamboja tak lebih baik daripada warga Thailand. Akhir Oktober lalu insan Tzu Chi berangkat ke sana untuk menyurvei lokasi. Pada pertengahan bulan Oktober tahun lalu, beberapa pengusaha dari Kamboja datang ke Taiwan untuk mengikuti kamp pengusaha guna lebih memahami Tzu Chi. Para pengusaha bertekad setelah kembali ke Kamboja, mereka akan bersumbangsih dengan memerhatikan warga setempat serta menggalang relawan setempat.

Lebih dari setahun ini, para pengusaha sangat bersungguh hati dalam mengemban misi amal. Mereka sering membantu banyak orang yang hidup dalam kondisi minim. Sekelompok pengusaha ini sangat bersungguh hati. Mereka kerap memerhatikan orang yang hidup minim di Kamboja. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, mereka lebih giat bersumbangsih. Dalam penyaluran bantuan kali ini, insan Tzu Chi Malaysia serta insan Tzu Chi Singapura bersama-sama berangkat ke Kamboja untuk membagikan pengalaman mereka.

Saya yakin kelak akan ada lebih banyak lagi Bodhisattva yang bermunculan di sini. Semoga mulai saat ini Tzu Chi bisa bekerja sama dengan sekelompok pengusaha ini dalam mencurahkan cinta kasih di Kamboja. Kita juga bisa melihat beberapa daerah yang tengah dilanda kekeringan. Air dari Sungai Danube di Eropa mengalir melalui 10 negara dan menjadi rute transportasi yang penting di sana. Tapi sekarang sungai ini mengalami kekeringan hingga banyak kapal yang terdampar. Sungguh, bencana yang terjadi di dunia telah membawa dampak ekonomi bagi banyak negara dan penderitaan bagi banyak orang.

Karena itu, kita harus berdoa dengan kesungguhan hati agar iklim dapat bersahabat dan 4 unsur alam dapat berjalan selaras. Baiklah, akhir kata, melihat bencana yang terjadi silih berganti, semuanya sungguh membuat kita khawatir. semuanya sungguh membuat kita khawatir. Kita harus menyelaraskan batin manusia. Dengan begitu, 4 unsur alam barulah bisa berjalan dengan selaras.Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 


Artikel Terkait

Suara Kasih: Melenyapkan Kegelapan Batin

Suara Kasih: Melenyapkan Kegelapan Batin

15 Desember 2011 Bencana akibat ulah manusia ini sungguh mengkhawatirkan. Saat bumi pertiwi terluka, konservasi air dan tanah juga akan rusak sehingga menimbulkan bencana alam. Sesungguhnya, bencana alam tercipta akibat ulah manusia.
Enggan  Menyerah, Terus Melangkah

Enggan Menyerah, Terus Melangkah

07 Mei 2015

Meskipun hujan terus mengguyur, kemauan pantang mundur. Semangat  barisan para Bodhisatwa ini pantang menyerah. Dengan menggunakan jas hujan yang telah disediakan, mereka menerjang hujan untuk melanjutkan latihan  di  lapangan. 

Sebuah Harapan yang Hangat

Sebuah Harapan yang Hangat

21 Mei 2012
Semburat  kegembiraan muncul di wajahnya ketika mendengar adanya pelaksanaan peletakan batu yang dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ini menjadi bukti jika janji yang diucapkan oleh Tzu Chi adalah benar.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -