Suara Kasih: Menyerap Dharma

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menyerap Dharma di Jalan yang Lapang dan Lurus

Menyerap Dharmadi jalan yang lapang dan lurus
Mengikis kebiasaan burukdan membangkitkan kebijaksanaan
Menyebarkan pengetahuan dan pandangan benardengan berbagai cara
Memahami dan menapaki jalan kebenarantanpa menyimpang sedikit pun

 

Ini adalah titik daur ulang di daerah Yuanlin. Semua barang daur ulang dari komunitas kami akan disimpan di sini. Saat ada waktu, saya akan ke sini  untuk memilah barang daur ulang. Kakak Yu-zhu yang membantu saya mendirikan titik daur ulang ini. Interaksi antarsesama manusia bermula dari pikiran. Tadi kita telah melihat seorang relawan di daerah Yuanlin, Taiwan bagian tengah.

Relawan Zhang ini merupakan seorang umat Buddha yang sangat tulus dan selalu melafalkan nama Buddha. Melihat ketulusannya, salah seorang anggota komite kita yang bernama Yu-zhu merasa bahwa dia adalah umat Buddha yang sangat tulus, alangkah baiknya jika bisa dibimbing. Akan tetapi, setelah beberapa tahun membimbingnya, Yu-zhu tetap belum berhasil. “Kami adalah tetangga, saat ada waktu,  saya selalu berbagi tentang Tzu Chi dengannya. Saat itu, kami sudah mulai melakukan daur ulang. Awalnya, dia selalu merasa asalkan berfokus mempelajari ajaran Buddha, itu sudah cukup. Saya berbincang dengannya beberapa kali, tetapi dia tetap bersikeras  untuk hanya melafalkan nama Buddha,” ucap relawan.

Dia beranggapan bahwa dengan melafalkan nama Buddha, hatinya bisa menjadi murni, jadi dia merasa tidak perlu berinteraksi dengan banyak orang. Akan tetapi, Tzu Chi selalu menjalin jodoh baik dengan banyak orang dan mengajak orang banyak untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Metode Tzu Chi sedikit berbeda dengan caranya. Jadi, demi menjaga agar batinnya tidak tercemar, dia tidak bergabung dengan organisasi apa pun. Dia beranggapan bahwa dia sangat memahami ajaran Buddha. “Saya merasa bahwa saya memahami ajaran Buddha lebih dalam dibanding Kakak Yu-zhu. Saya bisa menjelaskan ajaran Buddha dengan baik. Dia hanya berkata kepada saya, ‘Kamu sangat berbakti dan sangat memahami ajaran Buddha, saya yakin kamu bisa mengemban misi Tzu Chi dengan sangat baik.’ Demikianlah harapannya. Dia tidak pernah menyerah terhadap saya. Dia selalu mengajak saya untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dia tidak pernah menyerah. Jadi, selama beberapa tahun, dia terus berbagi tentang Tzu Chi kepada saya, hingga saya ingin menghindarinya,” cerita relawan tersebut.

Lihatlah, berkat matangnya jalinan jodoh, dia pun bergabung dengan Tzu Chi. Gempa dahsyat tanggal 21 September 1999 membuat dia sadar dan terinspirasi untuk turut bersumbangsih. Dia menyadari bahwa hanya mementingkan diri sendiri tanpa memedulikan penderitaan orang lain bukanlah sikap yang patut dimiliki oleh praktisi Buddhis. Dia merasa dia juga hendaknya bersumbangsih. Karenanya, dia pun bergabung dengan Tzu Chi. Saat itu, terjadi bencana yang begitu dahsyat. “Saya sadar jika hanya melafalkan nama Buddha, saya tidak bisa membantu orang lain. Saat melihat para insan Tzu Chi dan petugas pemadam kebakaran tengah menolong korban bencana, yang pertama terlintas di benak saya adalah saya juga harus turut membantu,” ucapnya.

Saat ini, dia juga mempraktikkan Dharma. Dia memiliki Buddha di dalam hati dan Dharma di dalam tindakan. secara alami tindakan kita akan sesuai Dharma. Dengan demikian, kehidupan kita akan bisa menyatu dengan Dharma, dan berarti kita tengah mempraktikkan Sutra. Sutra adalah jalan kebenaran dan jalan kebenaran harus dipraktikkan. Dia benar-benar menyelami Sutra dan menapaki jalan yang ditunjukkan dalam Sutra. Jadi, dia berjalan di jalan ini dengan langkah yang mantap. Berhubung sering berinteraksi dengan para warga, kamu akan merasa sangat dekat dengan mereka. Meski tinggal berjauhan, tetap merasa bagaikan tetangga. Kamu bisa menjalin jodoh dengan banyak orang. Janganlah seperti saya dahulu. Takut terpengaruh kondisi masyarakat hanyalah sebuah alasan untuk menghindar. Kita harus menjalin jodoh baik  dengan banyak orang, baru kelak dapat mencapai kebuddhaan.

“Ajaran Master sangat mudah dipahami dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Beliau tidak membabarkan Dharma yang dalam. dalam kehidupan sehari-hari. Di tahun Tzu Chi yang ke-46, mulai membabarkan Sutra Bunga Teratai, Beliau berkata bahwa sesunguhnya kini kita tengah menyelami Dharma, hanya saja kita tidak menyadarinya. Kita telah melakukannya terlebih dahulu sebelum mendalami teorinya,” ucap relawan Zhang. Relawan Zhang sudah menginspirasi banyak orang. Di posko daur ulang, ada beberapa anggota Tzu Cheng berkata bahwa mereka bergabung dengan Tzu Chi karena tersentuh oleh Relawan Zhang. Selain itu, dia juga membuat “celengan air, listrik, beras, dan karbon”. Orang lain yang melihat merasa heran dan bertanya apa maksudnya. Dia bisa menjelaskannya dengan jelas dan logis  serta bisa diterima orang lain. Dengan demikian, secara alami orang lain bisa membuka pintu hatinya dan terinspirasi untuk menghemat air, kebutuhan sehari-hari lainnya, dan lain sebagainya.

Dia sungguh telah membimbing dan membangkitkan cinta kasih banyak orang. Jika setiap orang bisa mengerahkan sedikit kekuatan untuk bersumbangsih, kekuatan yang terhimpun akan bisa menjadi kekuatan cinta kasih yang sangat besar. Jadi, Bodhisatwa membimbing orang lain dengan penuh kesabaran. Melakukan pekerjaan Tzu Chi juga berarti tengah mempraktikkan Dharma. Akan tetapi, melakukan pekerjaan Tzu Chi, berarti kita telah melangkah di jalan yang ditunjukkan dalam Sutra. Inilah cara yang harus kita gunakan untuk membimbing orang lain. Kita harus membimbing orang lain bahwa Sutra bukanlah untuk dilafalkan saja.

Sutra adalah jalan kebenaran yang harus kita tapaki dengan langkah yang mantap. dengan penuh cinta kasih. menyayangi bumi, dan menghimpun berkah. Inilah makna mendalami  ajaran Buddha yang sesungguhnya. “Saat ini, jika hanya melafalkan nama Buddha saja, kita tak akan dapat berbuat banyak. Kita harus tekun dan bersemangat untuk menginspirasi lebih banyak orang agar semakin banyak orang menjadi tersucikan. Kita harus terjun ke masyarakat. Dengan demikian, barulah kebijaksanaan kita bisa berkembang. Dahulu, saya hanya melafalkan nama Buddha demi menyucikan batin sendiri tanpa memedulikan orang lain yang tengah menderita.

Saya hanya peduli batin sendiri. Ini bukanlah seperti yang saya inginkan. Karena itu, saat diberi tanggung jawab, saya tidak akan menolaknya. Jika saya menolak, pasti ada alasannya. Jadi, terhadap setiap tanggung jawab yang saya diterima, saya selalu berusaha melakukannya dengan baik.”

Sejak 2.000 tahun lalu hingga sekarang,mengapa ajaran Buddha tidak bisa menyebar luas di dunia? Ini karena orang yang memiliki pengetahuan dan pandangan yang benar sangatlah sedikit. Mereka hanya menyucikan batin sendiri dan melatih diri sendiri. Karena itu, meski terdapat ajaran Buddha di dunia, ajaran Buddha tetap tidak menyebar luas. Bagaimana caranya agar Dharma bisa menyebar ke seluruh dunia? Setiap orang harus mempraktikkan Dharma melalui tindakan nyata.

Kita dapat melihat El Salvador. Di sana juga terdapat insan Tzu Chi. Jalinan jodoh El Salvador dengan Tzu Chi bermula dari gempa tahun 2001 lalu. Di El Salvador, Tzu Chi mendirikan dua Perumahan Cinta Kasih. Tzu Chi mendirikan dua Perumahan Cinta Kasih. Di El Salvador terdapat satu benih Tzu Chi. Setiap kali, saat El Salvador dilanda bencana angin maupun bencana lainnya, dia segera keluar untuk bersumbangsih. Jadi, misi amal dan misi kesehatan Tzu Chi telah berjalan serempak di El Salvador. Kita juga melihat Amerika Serikat. Saat ini, insan Tzu Chi di AS juga menggelar kegiatan doa bersama dalam rangka Bulan Tujuh Penuh Berkah.

Kita dapat melihat insan Tzu Chi sangat bersungguh hati. Mereka membabarkan ajaran Buddha agar orang lain bisa melenyapkan takhayul dan berjalan ke arah keyakinan yang benar. Semoga di negara Barat, baik para warga Tionghoa, maupun warga lokal, semuanya bisa memahami bahwa ajaran Buddha bukanlah takhayul. Ajaran Buddha adalah keyakinan benar yang bisa menginspirasi orang. Insan Tzu Chi juga harus mengingatkan orang-orang agar memerhatikan bumi, mencurahkan perhatian bagi sesama, dan membangkitkan cinta kasih. Jadi, melalui kegiatan  bulan tujuh penuh berkah ini, keyakinan, pandangan, pengetahuan, dan jalan yang benar dalam ajaran Buddha bisa disosialisasikan. Singkat kata, Dharma ada di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sutra adalah jalan yang kita tapaki setiap hari. Jadi, dalam setiap langkah yang kita ambil, kita harus mengembangkan berkah dan kebijaksanaan secara bersamaan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Menjadi Tim Medis Berbudaya Humanis

Menjadi Tim Medis Berbudaya Humanis

09 April 2019
Pada Minggu, 7 April 2019 diadakan sosialisasi calon anggota TIMA Indonesia di Galeri DAAI, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini mengajak 68 peserta untuk mengenal dan memahami bagaimana menjadi tim medis yang budaya humanis.
Menularkan Semangat Berbagi dengan Celengan Bambu

Menularkan Semangat Berbagi dengan Celengan Bambu

13 Februari 2024

Relawan Xie Li Downstream Lampung melibatkan siswa sekolah, ibu-ibu PKK hingga Kepala Desa Rangai Tunggal, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan dalam penuangan celengan bambu tuangramerame.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -