Suara Kasih: Merenungkan SetiapTindakan

Jurnalis : DAAI News, Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Menyelaraskan Empat Unsur dan Merenungkan SetiapTindakan

Dunia ini dipenuhi oleh penderitaan
Menyadari bahwa kehidupan kita di masa ini bagaikan ikan yang kekurangan air
Insan Tzu Chi kembali mengadakan baksos kesehatan di Filipina
Menyelaraskan empat unsure dan merenungkan tindakan kita

”Saya mengumumkan status darurat kemarau di California karena yang kita hadapi sekarang ini mungkin merupakan kemarau terparah di California dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini,” demikian pernyataan dari Jerry Brown, Gubernur California pada tanggal 17 Januari 2014. Demikianlah di California, AS, telah mengumumkan status darurat kemarau dan memulai rencana untuk memasok air. Kita juga telah melihat selain kekurangan air, California juga mengalami kebakaran hutan secara berulang kali. Sungguh, kita harus berkaca pada bencana yang terjadi.

Melihat apa yang dialami oleh orang lain, kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Dalam kehidupan sehari-hari, segala yang berkondisi terus berproses tanpa kita sadari. Di dunia ini ada tiga penderitaan; derita sengsara, derita kelapukan, dan derita perubahan kondisi. Derita perubahan kondisi terjadi karena tanpa disadari, kita terus menghamburkan segala sesuatu. Tidak hanya kehidupan kita sendiri yang berkurang setiap harinya, sumber daya air di bumi ini pun perlahan-lahan berkurang tanpa kita sadari. Seperti yang sering kita dengar pada saat kebaktian malam, “Bagaikan ikan yang kekurangan air, adakah kebahagiaan yang dimiliki?”

Manusia di dunia ini bagaikan anak bodoh yang masih bermain api di dalam rumah yang tengah terbakar. Saya sungguh khawatir melihatnya. Jadi, janganlah kita bertindak sesuka hati. Kita sungguh harus berpikir baik-baik apakah kita telah menghamburkan sumber daya alam dan terlalu menikmati hidup? Kita sungguh harus merenungkan banyak hal dan mengintrospeksi diri sebaik mungkin. Kita harus berhati-hati dalam segala hal. Bencana air, api, dan angin terus terjadi.

Badai tropis pertama di Asia tahun ini sudah terbentuk. Beberapa hari ini, insan Tzu Chi di Filipina mengadakan 3 sesi acara doa bersama yang dihadiri oleh puluhan ribu orang. Semoga badai tropis berkekuatan ringan pertama ini bisa berlalu tanpa menimbulkan dampak besar agar acara doa bersama berikutnya bisa berjalan dengan lancar dan semua orang dapat menunjukkan ketulusan untuk bertobat serta berdoa bagi dunia. Kita berharap Delapan Kelompok Makhluk Pelindung Dharma dapat membantu kelancaran acara kita agar lewat acara ini, kita dapat menginspirasi semua orang untuk bertobat dengan hati yang tulus dan memulai lembaran baru.

Untuk memulai lembaran baru, kita harus bertobat atas kesalahan di masa lalu. Setelah badai ini berlalu, semua orang bisa memulai hidup baru. Ini merupakan kesempatan mereka untuk memulai lembaran baru. Untuk memulai lembaran baru, biasanya dibutuhkan kejadian yang besar. Akan tetapi, bencana kali ini sudah terlalu besar. Saya harap mereka memiliki kesempatan untuk memulai lembaran baru. Sebenarnya, beberapa hari ini, insan Tzu Chi dari 7 negara sudah berkumpul di Filipina. Sejak tanggal 11 Januari, anggota Tzu Cheng dari Taiwan bekerja keras di tengah guyuran hujan demi merakit ruang kelas sementara agar anak-anak di sana bisa melindungi diri dari terpaan angin dan hujan dan belajar dengan tenang. Oleh karena itu, sekelompok Bodhisatwa dunia ini bekerja di tengah guyuran hujan. Semoga ketulusan hati dan sumbangsih mereka yang penuh cinta kasih tanpa pamrih bisa membantu memulihkan lokasi bencana. Ini termasuk doa kita untuk mereka.

Kita juga telah melihat kesungguhan hati, kelemahlembutan, perhatian, dan cinta kasih tim medis dalam mengadakan baksos kesehatan. Kali ini, dr. Lai, Kepala RS Tzu Chi Dalin, memimpin para staf RS Tzu Chi Dalin, Taipei, Taichung, serta anggota TIMA untuk berkontribusi dengan bersungguh hati. Kita telah melihat pascabencana, banyak lansia dan anak-anak mengalami trauma. Kita dapat membayangkan kondisi mereka. Terlebih lagi, banyak penduduk setempat yang awalnya memang hidup kekurangan sehingga saat menderita penyakit, mereka tak berkesempatan untuk berobat. Terhadap pasien yang memiliki penyakit kronik atau memiliki keterbatasan, tim medis kita juga mencari cara untuk membimbing batin mereka dan berusaha menyembuhkan penyakit fisik mereka.

Kita juga telah melihat kesungguhan hati, kelemahlembutan, perhatian, dan cinta kasih tim medis dalam mengadakan baksos kesehatan. Kali ini, dr. Lai, Kepala RS Tzu Chi Dalin, memimpin para staf RS Tzu Chi Dalin, Taipei, Taichung, serta anggota TIMA untuk berkontribusi dengan bersungguh hati. Kita telah melihat pascabencana, banyak lansia dan anak-anak mengalami trauma. Kita dapat membayangkan kondisi mereka. Terlebih lagi, banyak penduduk setempat yang awalnya memang hidup kekurangan sehingga saat menderita penyakit, mereka tak berkesempatan untuk berobat. Terhadap pasien yang memiliki penyakit kronik atau memiliki keterbatasan, tim medis kita juga mencari cara untuk membimbing batin mereka dan berusaha menyembuhkan penyakit fisik mereka.

Pulau Bohol di Filipina juga terkena gempa. Kita masih perlu memikirkan cara untuk memberikan mereka bantuan jangka menengah dan panjang. Meski kita telah membagikan bantuan darurat, tetapi masih banyak rumah dan gedung sekolah yang rusak. Kita masih harus kembali ke Pulau Bohol untuk memberikan bantuan. Selain itu, di Zamboanga, wali kota setempat meminta bantuan Tzu Chi untuk membangun 1.000 unit rumah sementara. Tanggung jawab ini sangat berat. Inilah yang kelak harus kita lakukan.

Kita juga melihat bencana banjir di Indonesia. Tekanan udara rendah di Filipina yang mendatangkan hujan deras juga telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di Sulawesi Utara, Indonesia. Pihak militer dan pemerintah mengundang Tzu Chi untuk segera terjun ke sana. Kemarin, sebelum matahari terbit, pesawat militer Indonesia telah membawa 20 orang insan Tzu Chi dan barang bantuan ke lokasi bencana. Mereka berencana selama 5 hari ini akan berada di sana untuk melakukan survei bencana, membagikan bantuan, dll. Curah hujan yang tinggi juga menyebabkan banjir di Jakarta. Insan Tzu Chi Jakarta sudah bergerak membagikan bantuan. Ketidakselarasan empat unsur telah menyebabkan kekeringan di daerah tertentu dan banjir di daerah lainnya. Kita juga telah melihat di Australia dan California juga terjadi kebakaran hutan.

Bencana tanah, air, api, dan angin yang terus terjadi di dunia ini telah membawa kerusakan. Saat ini, ketidakselarasan empat unsur telah menyebabkan bumi ini terluka. Dalam menghadapi kalpa kerusakan ini, bolehkah kita tidak membangkitkan kesadaran? Kita semua harus mawas diri, berhati tulus, dan sungguh-sungguh memikirkan dampak dari tindakan kita. Setiap orang harus bersungguh hati. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Sayangi Orang Tua Sebelum Terlambat

Sayangi Orang Tua Sebelum Terlambat

26 Januari 2011 Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, 19 Desember 2010 mampu menggugah hati para penonton, relawan, maupun pelaku pementasannya.
Literasi Sebagai Bekal Masa Depan

Literasi Sebagai Bekal Masa Depan

31 Januari 2023

Relawan Dharma Wanita Tzu Chi Xie Li Kalimantan Timur (Kaltim) 1 menyosialisasikan pentingnya meningkatkan kemampuan literasi kepada siswa-siswi SMP Eka Tjipta 02 Kongbeng. 

Menjalin Tali Silaturahmi dengan Para Seniman Bangunan

Menjalin Tali Silaturahmi dengan Para Seniman Bangunan

17 April 2023

Pembangunan Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tak lepas dari peran dan kerja keras para seniman (pekerja) bangunan. Untuk mengapresiasi mereka, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan buka puasa bersama. 

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -