Suara Kasih: Operasi Pengangkatan Tumor

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Suara Kasih: Operasi Pengangkatan Tumor

 

 

Mengadakan operasi pengangkatan tumor pada wajah
Mengubah kehidupan orang lain dengan menjadi penyelamat
Menerima bantuan dengan penuh rasa syukur
Bertekad untuk mengembangkan berkah dan kebijaksanaan

Lihatlah Siew Hui dari Malaysia. Ayahnya memiliki sedikit keterbatasan. Ayahnya menderita penyakit polio ringan dan ibunya juga adalah penderita tumor. Meski kehidupannya kurang baik, tetapi ia sangat optimis. Tumor yang kecil membesar secara perlahan-lahan seiring dengan usia dan pertumbuhannya. Tumor tersebut terus membesar hingga menutupi mata kirinya serta mengakibatkan sebagian wajahnya menurun. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Insan Tzu Chi sangat bersungguh hati dalam mencari pengobatan untuknya. Tetapi, para dokter berkata bahwa pembuluh darah otak dan saraf yang menurun berkaitan dengan tumornya. Karena itu, mereka tak dapat melakukan pengangkatan tumor padanya. Insan Tzu Chi terus mendampinginya agar Siew Hui selalu optimis dan tidak merasa minder dengan teman-temannya.

Gurunya sangat mengasihinya dan teman-temannya pun sangat menyayangi dan memujinya. Ia selalu belajar dengan giat. Media massa juga memberitakan kisahnya. Dokter Xu yang merupakan kepala dari sebuah rumah sakit di Guangzhou melihat berita tersebut dan mulai mempelajari kondisinya. Kemudian, ia berinisiatif menghubungi pihak rumah sakit di Malaysia sehingga Siew Hui dapat berangkat ke rumah sakit di Guangzhou. Dr. Xu menjalankan operasi pengangkatan tumor di wajah Siew Hui seberat lebih dari 1 kilogram.

Kini kita dapat melihat hasil operasinya. Meski sudah menjalani beberapa kali operasi, ia tetap sangat optimis. Karena ekonomi keluarganya kurang baik, setelah lulus dari perguruan tinggi, ia ingin segera mencari pekerjaan untuk membantu keluarganya. Tetapi, saat wawancara kerja, orang akan melihat wajahnya. Meski tumornya telah terangkat, tetapi wajahnya masih belum sempurna. Saat wawancara kerja, staf perusahaan yang melihatnya selalu langsung menolaknya. Meski beberapa kali menerima perlakuan demikian, ia tetap tak menyerah. Karena insan Tzu Chi di Kedah merasakan kegigihan Siew Hui, mereka pun memintanya untuk bekerja di bagian keuangan di Kantor Cabang Tzu Chi setempat.

 

Ia menerima perhatian dari banyak orang. Media massa memberitakan kisahnya, tim medis bekerja keras untuk mengobatinya, dan betapa banyak orang yang bersumbangsih dalam bentuk dana dan tenaga untuknya. Setelah bekerja di Tzu Chi, ia pun berkesempatan untuk mencurahkan cinta kasih. Ia juga mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas pelatihan. Inilah kehidupan yang penuh harapan. Meski wajahnya tidak menarik, tetapi asalkan bersedia menerima buah karmanya, ia akan dapat membuka hati serta memiliki kehidupan yang bermakna dan penuh harapan.

Ada pula seorang pria di Xiamen, Tiongkok yang bernama Cai Dishui. Ia hidup di tengah kondisi yang minim. Beberapa tahun lalu, saat pembagian bantuan musim dingin, insan Tzu Chi bertemu dengannya dan berinisiatif untuk membantunya. Saat mengetahui insan Tzu Chi ingin memerhatikannya, para tetangganya merasa sangat senang karena mereka tahu anak muda ini akan menerima pengobatan. Meski tidak suka pergi jauh dari desanya, tetapi ia sangat suka membantu tetangganya. Karena itu, warga setempat sangat mengasihi dan menyayanginya.

Mereka melihatnya tumbuh dewasa dan mengetahui bahwa ia menderita tumor. Seiring pertumbuhannya, tumor tersebut pun semakin membesar hingga menutupi matanya dan menyebabkan ia kehilangan penglihatan. Ia tidak bersekolah dan tidak memiliki teman seusianya. Meski sangat baik hati dan pintar, tetapi ia selalu menutup diri. Karenanya, insan Tzu Chi memikirkan berbagai cara untuk membantunya. Mereka bekerja keras dan menggalang dana demi mengangkat tumor di wajah Dishui.

Dokter dari Rumah Sakit Chang Gung bersedia menjalankan operasi pengangkatan tumor untuknya. Jadi, ia harus kembali ke rumah sakit selama beberapa kali. Sesungguhnya, ia selalu merasa ragu untuk menjalani operasi. Tetapi, insan Tzu Chi terus memerhatikan, mengasihi dan mendukungnya sehingga ia menjadi percaya diri untuk menerima cinta kasih Tzu Chi dan berkesempatan untuk menjalani operasi. Akhirnya, ia menjalani operasi dengan berani. Ia sangat berterima kasih kepada semua orang yang telah membantunya. Setelah keluar dari rumah sakit, ia segera menjadi relawan di posko daur ulang.

Inilah kisah Dishui. Ia telah bertemu dengan penyelamat hidupnya. “Hari ini saya menjemputnya pulang ke rumah. Saya merasa seperti sedang menjemput adik kandung sendiri. Kami turut merasa senang karena tumornya telah terangkat,“ kata seorang relawan Tzu Chi. Siew Hui dan Dishui telah bertemu dengan penyelamat hidupnya. Meski hidup di negara yang berbeda, tetapi mereka menghadapi kondisi keluarga dan menderita penyakit yang sama. Beruntung, mereka bertemu dengan penyelamat hidupnya. Mungkin pada kehidupan yang lalu mereka pernah menjalin jodoh dengan Tzu Chi.

Bila kasus seperti ini tak dijumpai, didengar, dan dibantu oleh kita, maka mereka akan menderita karena karma buruk yang mereka ciptakan dan selamanya tak menerima bantuan dari orang lain.

Mereka berdua hidup di negara yang berbeda, tetapi sama-sama menderita tumor di bagian wajah sejak kecil. Inilah buah karma langsung mereka. Mereka terlahir di tengah kondisi minim dan mengalami berbagai penderitaan karena memiliki buah karma pendukung yang sama. Inilah hukum sebab akibat. Kita semua harus menyadari dan memahami bahwa saat meninggal, segala sesuatu tak dapat dibawa serta, hanya karma yang terus mengikuti.

Bodhisatwa sekalian, kita harus meyakini hukum sebab akibat. Kita harus lebih berhati-hati. Saat berinteraksi dengan orang lain, kita harus lebih banyak menjalin jodoh baik dan bersumbangsih bagi orang lain. Dengan demikian, berarti kita tengah menciptakan berkah. Orang yang dapat bersumbangsih adalah orang yang paling memiliki berkah. Untuk membentangkan jalan dan menciptakan berkah bagi kehidupan mendatang, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 
 

Artikel Terkait

Kewajiban Kita Melestarikan Bumi

Kewajiban Kita Melestarikan Bumi

09 Februari 2011 Tepat pukul 11.00 siang, usai pemilahan sampah daur ulang, Adenan Shixiong mempresentasikan kepada warga tentang keadaan bumi yang semakin kritis akibat ulah manusia. Dalam presentasinya Adenan mengumpamakan bumi seperti  tubuh kita.
Lie Hai Yong yang Saya Kenal

Lie Hai Yong yang Saya Kenal

07 Mei 2009 Itulah sepenggal kisah kenangan saya dengan Lie Hai Yong pada saat mendapat tugas menjaga pameran alat-alat pelestarian lingkungan pada saat even "Jakarta Fashion and Food Festival" di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya di depan supermarket Mal Kelapa Gading setahun yang lalu. Waktu itu Hai Yong masih segar bugar, dan sering melempar senyuman ke setiap pengunjung yang melihat pameran.
Lima Ratus Paket Beras untuk Wilayah Pademangan, Jakarta Utara

Lima Ratus Paket Beras untuk Wilayah Pademangan, Jakarta Utara

29 Maret 2021

Sebanyak 500 paket beras dan masker medis mulai dibagikan untuk wilayah Pademangan Jakarta Utara. Pembagian paket disalurkan melalui Kampung Tangguh wilayah binaan Polsek Jakarta Utara.

Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -