Suara Kasih : Pembersihan Pasca Topan Megi
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Bekerja sama dalam kesatuan hati dan keharmonisan dalam menyalurkan bantuan
| |||
Saya sering berkata bahwa kita harus menghormati langit dan mengasihi bumi. Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Ajaran Buddha sering mengulas tentang ketidakkekalan dan rentannya bumi pertiwi ini. Bukankah demikian? Namun, ketika mendengarnya, apakah kita sungguh mengingatnya dalam hati? Apakah dalam setiap tindakan kita selalu waspada? Orang yang sungguh-sungguh mendengar dan mengubah perilakunya sangatlah sedikit. Karena itu, saya terus mengimbau kalian semua untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Selain mensosialisasikannya, kita juga harus menginspirasi setiap orang agar kekuatan dapat terhimpun. Dengan demikian, barulah bencana di dunia dapat berkurang dan manusia tak terus menciptakan karma buruk. Ketika bencana terjadi, tak ada yang dapat menghentikannya. Bila semua orang dapat saling membantu, bergotong royong, saling mengasihi, dan hidup harmonis, maka kondisi akan segera pulih kembali. Setelah bencana terjadi, berkeluh kesah dan meluapkan amarah tak akan ada manfaatnya. Hal ini sama sekali tak membantu, malahan mengganggu proses penyaluran bantuan karena segala perkataan negatif yang diungkapkan kepada para relawan akan terdengar tidak menyenangkan sehingga lama kelamaan mereka akan kehilangan motivasi dan berhenti bersumbangsih. Untuk menciptakan lingkaran cinta kasih, kita harus mengungkapkan rasa syukur kepada para relawan. Meski mereka bersumbangsih tanpa pamrih, namun jika kita mengungkapkan rasa syukur maka hal ini dapat menambah semangat mereka untuk bersumbangsih lebih giat. | |||
| |||
Kita sungguh harus tetap waspada meski berada dalam keadaan aman dan selamat. Kita harus memiliki pengertian. Meski merasa khawatir, kita harus berterima kasih kepada tim penyelamat yang telah berusaha menyelamatkan orang yang kita kasihi. Meski turut bergembira atas orang-orang yang telah diselamatkan, kita juga harus tetap berdoa bagi korban yang masih hilang. Sebanyak 26 orang dan sebuah bus pariwisata belum ditemukan. Korban yang meninggal sebanyak 12 orang. Sebagian besar korban adalah warga di sebuah daerah dekat wihara di Suao. Dua rumah warga di dekat wihara tersebut tertimbun tanah longsor. Salah satunya adalah rumah relawan Tzu Chi. Namun, ia sungguh beruntung karena istrinya sedang berada di kota untuk mengelola toko dan ketiga anaknya sedang berada di sekolah. Tuan Guo adalah seorang relawan dokumentasi 3 in 1. Ketika turun hujan lebat, ia segera mendokumentasikannya untuk dikirim ke Da Ai TV. Jadi, ia pun tak berada di rumah saat itu. Ini sungguh keberuntungan di tengah musibah karena mereka sekeluarga selamat. Dari tayangan ini kita dapat melihat reporter Da Ai TV yang sangat bekerja keras. Meski angin sangat kencang dan hujan sangat deras, demi memberitakan kebenaran, mereka tetap mengambil risiko menuju Jalan Tol Suhua untuk meliput berita. Mobil mereka terjebak di dalam lumpur. Meski beberapa tentara turut membantu, namun mereka tetap tak berhasil mendorongnya. Kemudian, seorang sopir truk yang baik hati datang untuk membantu. Ia menggunakan tali untuk mengikat mobil Da Ai TV dan menariknya dengan truk hingga keluar dari lumpur. Ketika ditanya siapa namanya, ia menjawab, “Tidak apa-apa. Ini hanyalah hal kecil.” | |||
| |||
Banyak hal yang harus kita syukuri. Topan Megi telah bertiup ke Penghu dan Kinmen. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi di Penghu dan Kinmen. Mereka mengimbau setiap warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Relawan dokumentasi pun segera mendokumentasikan kondisi setempat dan mengirimnya ke Da Ai TV. Kita juga melihat anggota tim penjaga pantai yang sangat bekerja keras menasihati para peselancar agar keluar dari air. Jika terjadi sesuatu dengan para peselancar, tim penjaga pantai harus menolong mereka. Untungnya, tak terjadi apa-apa. Kami juga sangat berterima kasih kepada Taiwan Railways Administration. Ketika mereka mengetahui Tzu Chi akan mengirimkan barang bantuan ke Suao di Yilan, mereka segera menambahkan sebuah gerbong khusus untuk mengangkut barang bantuan. Selain itu, sekitar 2.000 orang insan Tzu Chi dari Taipei dan Hualien telah bergerak untuk membersihkan daerah Yilan. Saya mendengar bahwa para tentara telah membantu membersihkan jalan-jalan besar dan toko-toko di sana. Namun, rumah warga yang tertimbun tanah longsor juga perlu dibersihkan. Karena itu, kita semua bergerak dan mengulurkan tangan untuk membantu agar rumah para korban bencana dapat kembali bersih dan kehidupan mereka dapat kembali normal. Tentu saja, banyak hal yang perlu kita syukuri. Kita harus mawas diri, berhati tulus, berintropeksi diri, dan bertobat. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Langkah Awal Mewujudkan Generasi Sehat di Desa Batu Ampar
13 Februari 2019Sebanyak 65 relawan Xie Li Kalimantan Selatan 1 turut serta melaksanakan kegiatan pencegahan terhadap stunting dengan melaksanakan Program Desa Binaan di Batu Ampar. Kegiatan ini akan berlangsung selama 1 tahun dan Kick Off program dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2019 di Balai Desa Batu Ampar.