Suara Kasih: Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

 

Judul Asli:

Pendidikan untuk Mengembalikan Sifat Hakiki yang Murni

Kembali pada sifat hakiki yang bajik dan murni serta memiliki moralitas
Bersyukur dan berbakti kepada orang tua
Melangkah maju dengan semangat menuju arah hidup yang benar
Menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dan menanam akar kebajikan

“Lulus bukan akhir dari masa belajar, melainkan awal dari sebuah fase baru. Saya berharap kalian semua baik yang memilih bekerja maupun yang melanjutkan studi, bisa selalu berinisiatif dan giat dalam melakoni peran kalian,” ujar Luo Wenrui, Kepala dept. Institut Teknologi Tzu Chi.

“Kepada semua siswa kelulusan, menjadi tenaga medis adalah sebuah pekerjaan yang sangat mulia. Maknanya sangat luar biasa. Kalian bisa menggunakan hidup kalian untuk menyelamatkan kehidupan orang lain. Ini adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Kalian adalah sang pelindung kehidupan. Semoga kalian bisa senantiasa mengingat kebenaran, kebajikan, dan keindahan Tzu Chi. Semoga kalian bisa menyebarkan cinta kasih yang kalian rasakan di Tzu Chi kepada orang lain,” ujar Zhou Jingfen, relawan Komite Tzu Chi sekaligus perwakilan dari orang tua mahasiswa Tzu Chi yang telah lulus.

Saat bunga flamboyan bermekaran, itulah saatnya upacara kelulusan.Melihat para siswa tumbuh dewasa dan lulus sekolah, saya sungguh bisa merasakan harapan masa depan. Kemarin, saya menghadiri upacara kelulusan siswa Institut Teknologi Tzu Chi. Saat melihat dari lantai atas ke bawah, terlihat para dosen tengah membantu para siswa memindahkan jumbai di Aula Jing Si yang khidmat. Di tengah aula yang khidmat itu, anak-anak diwisuda oleh para dosen. Saya sungguh kagum melihatnya. Melihat para siswa mengenakan toga dan topi mereka, saya sungguh bisa membayangkan kontribusi mereka kelak bagi masyarakat. Kelulusan mereka merupakan harapan bagi masyarakat. Terlebih lagi, kita dapat melihat para siswa yang memperoleh berbagai jenis penghargaan. Ada penghargaan sebagai relawan dan outstanding academic performance.

Berbagai penghargaan itu merupakan dukungan bagi para siswa. Anak-anak juga sangat dewasa. Mereka memberikan sebuah hadiah untuk Sekolah Tzu Chi. Kali ini, mereka memberikan sebuah hadiah berupa rupang Buddha. Mereka berkata bahwa setiap tahun, Tzu Chi mengadakan upacara Waisak. Mereka berharap setiap angkatan wisudawan bisa memberikan satu rupang Buddha kepada sekolah agar kelak saat mengadakan upacara Waisak, kita bisa menata lokasi upacara yang khidmat.

Saya sungguh bisa melihat anak-anak yang sangat pengertian. Selain itu, saya juga melihat anak-anak yang berbagi kesan. “Sejak kecil hingga dewasa, saya menerima banyak cinta kasih dari insan berhati mulia di masyarakat. Saya menerima bantuan dari Tzu Chi, dari World Vison, dari Children's Fund, dan dari bibi yang paling saya kasihi. Berkat mereka, barulah saya bisa menyelesaikan sekolah saya. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Nanti setelah bekerja, saya akan mengerahkan segenap kemampuan saya dan cinta kasih yang mereka berikan untuk membalas budi kepada dunia. Ada sebuah kata Perenungan Jing Si yang selalu ada di dalam hati saya, yaitu Kebahagiaan seseorang bukan terletak pada banyaknya yang dimiliki, tetapi pada sedikitnya sikap perhitungan. Karena itu, saya tidak pernah merasa saya hidup kekurangan. Ini kerena Tzu Chi tidak hanya memberikan saya bantuan materi, namun juga dukungan batin. Ini semua membuat saya merasa sangat bahagia dan sangat berada,” sharing Qiu Yushan, mahasiswi yang lulus.

“Saat masuk sekolah menengah atas, ayah saya meninggal dunia. Ibu bekerja keras demi membesarkan kami. Demi bisa ikut mengerahkan kekuatan, saya sangat berusaha keras. Saya memilih menjadi perawat demi memenuhi harapan terakhir ayah saya. Setelah bersekolah selama lima tahun ini, perlahan-lahan saya memahami makna dan pentingnya peran seorang perawat. Saya akan membawa cinta kasih kalian untuk menghadapi dan mengatasi tantangan masa depan. Karena adanya cinta kasih kalian, saya tidak pernah merasa kesepian. Sekarang, kami akan mempersembahkan sebuah lagu untuk Kakek Guru, para guru, serta ayah dan ibu asuh Tzu Chi. Terima kasih atas cinta kasih kalian kepada kami,” ujar Lian Xinci.

Saat kau menggandeng tanganku.
Rela bersumbangsih tanpa pamrih
Kau menulis ulang naskah hidupku.
Hidupku pun berubah sejak saat itu
Saat aku menggandeng tanganmu.
Tiada membedakan, tiada kepura-puraan.
Aku akan meneruskan cinta kasihmu
Terima kasih atas jalinan jodoh yang mempertemukan kau dan aku
Oh, wahai guruku.
Dengan tulus kau berikan semuanya
Oh, wahai guruku
Terima kasih kau telah membimbingku

Anak zaman sekarang sangat beruntung, juga tidak beruntung. Tidak sedikit anak yang berasal dari keluarga orang tua tunggal. Akan tetapi, setelah menerima bimbingan dan pendampingan dari ayah dan ibu asuh Tzu Chi serta pendidikan dari Sekolah Tzu Chi, kini anak-anak itu bisa memandang kekurangan dalam hidup mereka dari sisi yang indah. Anak-anak dibimbing untuk hidup mandiri dan lebih bersyukur kepada orang tua. Meski kekurangan salah satu orang tua, tetapi mereka bisa menerimanya dengan sikap penuh pengertian dan hati penuh rasa syukur. Mereka memiliki batin yang sehat. Saya sungguh tersentuh mendengarnya. Saat upacara kelulusan, para guru  mementaskan lagu “Nasihat” dan para siswa mementaskan lagu “Jalankan Ikrar”.

Lihatlah pementasan para siswa yang penuh kekuatan. Pementasan ini menginspirasi mereka untuk mengatasi berbagai rintangan dengan penuh keberanian. Selama sesuatu itu benar, kita harus bertekad untuk melakukannya. Pementasan para siswa sungguh sangat indah.

Para siswi juga mementaskan lagu “Lukisan Kambing Berlutut” dengan penuh kelembutan. Ada pula pementasan lagu “Jawaban” dan “Syukur”. Lagu-lagu itu membuat anak-anak memahami makna dari kehidupan ini. Anak-anak harus tahu untuk berbakti, tahu berbuat baik, dan mengerti memikul tanggung jawab mereka. Lagu tersebut berisi nasihat dan rasa syukur. Para siswa juga mengungkapkan rasa syukur mereka terhadap ayah dan ibu asuh. Saat hati mereka penuh dengan pertanyaan dan keraguan, ayah dan ibu asuh Tzu Chi terus memberikan pendampingan dan memberikan mereka jawaban.

Kini anak-anak memiliki arah hidup yang tepat. Upacara kelulusan itu berlangsung dengan lancar dan indah. Saat saya naik ke atas panggung, anak-anak berlutut di sekeliling saya. Saya melihat anak-anak yang sangat cantik. Para siswi terlihat begitu segar dan cantik. Mereka semua sangat rapi. Para siswa juga terlihat begitu bersih dan rupawan. Kita sungguh telah melihat pencapaian dari pendidikan kita. Sehari sebelum upacara kelulusan, para siswa Institut Teknologi Tzu Chi kembali ke Griya Jing Si untuk mengungkapkan terima kasih. Institut Teknologi Tzu Chi dan Griya Jing Si sangat berhubungan erat. Karena adanya ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi, kita bisa memiliki arah pendidikan yang baik. Pendidikan adalah harapan bagi masyarakat. Selama bertahun-tahun ini, kita semua sangat bersungguh hati dalam membimbing anak-anak.

Pada masa sekarang ini, anak-anak harus menerima pendidikan. Pada masa sekarang ini, ketidakselarasan unsur alam dan ketidakseimbangan pikiran manusia mengakibatkan bencana akibat ulah manusia dan bencana alam terjadi silih berganti. Ini semua terjadi akibat pola pikir manusia. Melalui pendidikan Tzu Chi, kita sangat berharap para anak muda bisa kembali pada sifat hakiki yang bajik dan murni serta memiliki moralitas. Pendidikan kehidupan ini sangat penting. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia )

 
 

Artikel Terkait

Membebaskan Manusia dari Derita Penyakit

Membebaskan Manusia dari Derita Penyakit

01 Mei 2012
Cinta kasih bersemi di Bumi Lancang Kuning. Pada tanggal 28-29 April 2012, Tzu Chi Pekanbaru bekerja sama dengan Korem Wirabima 031 dan Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru menyelenggarakan bakti sosial pengobatan gratis hernia, bibir sumbing, katarak, dan bedah minor.
Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

Sebarkan Benih Cinta Kasih ke Seluruh Pelosok

16 Oktober 2012 Para relawan Biak yang berada di propinsi Papua telah sampai di Jakarta seminggu sebelum acara peresmian. Jarak Biak dan Jakarta tidak kurang dari 3.287 km, jika ditempuh dengan pesawat terbang memerlukan waktu lebih dari 5 jam.
Peduli Korban Kebakaran di Cengkareng

Peduli Korban Kebakaran di Cengkareng

18 Desember 2020

Warga korban kebakaran yang terjadi di dua wilayah di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat mendapatkan perhatian dari Tzu Chi. Sebanyak 150 paket bantuan kebakaran diserahkan kepada warga yang berada di posko pengungsian.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -