Suara Kasih: Pengaruh Baik bagi Anak-Anak

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

Lingkungan yang Baik Membawa Pengaruh Baik bagi Anak-Anak

      

Lingkungan yang baikmembawa pengaruh yang baik bagi anak-anak
Kepolosan hati seorang anaktelah menginspirasi orang tuanya
Mensosialisasikan daur ulang di setiap komunitas di dunia
Dharma bagaikan air yang bisa membasahi ladang batin manusia

"Selamat pagi, Paman Pemadam Kebakaran. Hari ini saya berkunjung ke kantor pemadam kebakaran. Kata Perenungan Jing Si yang saya pelajari adalah membantu orang lain adalah adalah hal yang paling membahagiakan. Ketenteraman adalah berkah. Kehidupan yang aman dan tenteram setiap hari merupakan harapan terbesar kita."

Kita dapat melihat murid TK Tzu Chi di Malaysia. Sejak kecil, anak-anak itu diajarkan bagaimana cara melindungi diri sendiri dan menolong orang yang membutuhkan. Semua itu harus diajarkan sejak kecil. Pendidikan membutuhkan kesungguhan hati. Untuk mendidik orang, kita membutuhkan waktu yang sangat panjang. Kita harus menyediakan lingkungan  yang sangat baik bagi anak-anak.

Kita sering melihat para guru di Malaysia mengajari anak-anak lewat permainan. Para guru mengajari anak-anak lewat kondisi kehidupan di masyarakat dan membimbing mereka agar turut memerhatikan masalah di dunia. Anak-anak diajarkan tentang tindakan yang harus dilakukan saat terjadi  kebakaran. mereka juga membimbing anak-anak agar tahu berterima kasih kepada pahlawan tanpa nama yang telah bekerja untuk menjaga keamanan masyarakat. Pahlawan-pahlawan itu adalah petugas pemadam kebakaran. Para guru membawa murid-murid Tzu Chi ke kantor pemadam kebakaran. Para petugas kebakaran juga mengajari anak-anak  apa yang harus dilakukan aat tubuh mereka terbakar api.

"Jika baju kalian terkena percikan api, kalian harus  berhenti,  lalu berjongkok, kemudian berguling di atas tanah."

Melalui permainan, anak-anak belajar cara menyelamatkan diri sendiri dan cara menyelamatkan orang lain. Pendidikan seperti ini sungguh penuh kebijaksanaan. Setiap kali insan Tzu Chi Taiwan  mensosialisasikan sesuatu, insan Tzu Chi di Malaysia tidak hanya menerima dan mempraktikkannya sendiri, namun juga menggunakannya untuk membimbing anak-anak di Sekolah Tzu Chi. Contohnya, untuk mensosialisasikan vegetarianisme, para guru di TK Tzu Chi harus mengembangkan kebijaksanaan mereka. Planet Vegetarian.

"Apakah kamu bervegetarian?"
"Ya."
"Jika tidak bervegetarian, kalian tidak bisa pergi. Harus bervegetarian, ya?"
"Baik."
"Selamat datang! Selamat datang!"

 

Mereka mengajari anak-anak untuk menghormati kehidupan. Anak-anak diajarkan untuk tidak mengonsumsi daging hewan. Kita harus menyayangi hewan. Mereka juga belajar bahwa sebelum dijadikan makanan, hewan itu berlumuran darah. Hewan juga bisa merasakan sakit. Ini bertujuan agar anak-anak menyadari bahwa nafsu makan mereka bisa mendatangkan penderitaan bagi hewan.

 

Apakah kalian masih ingat kisah seorang anak kecil yang sangat menggemaskan di Malaysia?  Saat sedang menggoreng ikan, sang ibu memintanya untuk berdiri agak jauh agar tidak terluka akibat panas. Anak ini berkata, "Ibu, saya bisa merasa sakit karena terbakar, ikan juga bisa merasa sakit."

"Dahulu, saat masih TK, guru mempertunjukkan sebuah kisah tentang seseorang yang ingin membunuh babi. Babi-babi itu sangat kasihan karena tidak bisa bertemu dengan orang tua mereka. Mereka merasakan sakit yang luar biasa saat dibunuh. Ini sama dengan saya yang terciprat minyak panas. Ikan juga bisa merasa sakit."

"Kami sungguh merasakan perubahan yang sangat besar. Ayahnya juga sudah mulai bervegetarian. Saya merasa keluarga kami penuh kehangatan. Kami semua memiliki cinta kasih dan berani mengungkapkan cinta kasih itu."

Lihat, ini adalah pendidikan. Dharma telah meresap ke dalam hati  anak itu sehingga dia bisa memahami rasa sakit yang dirasakan oleh makhluk hidup. Setelah memahaminya, secara alami anak-anak akan menghormati kehidupan. Semoga kebajikan dalam hati anak itu bisa bertahan selamanya. Dia bertekad untuk menjadi insan Tzu Chi serta mengajak ayah dan ibunya untuk turut menjadi insan Tzu Chi. Insan Tzu Chi selalu memanfaatkan setiap momen dan setiap kondisi untuk membimbing anak-anak.

Dunia ini penuh dengan bencana. Kita bisa melihat New Mexico.  Inilah kebakaran terbesar yang pernah terjadi di sana. Kobaran api sungguh sangat besar dan sulit untuk dipadamkan. Bencana alam terjadi akibat unsur alam yang tidak selaras. Ketidakselarasan unsur alam terjadi akibat perbuatan manusia. Jadi, karma kolektif semua makhluklah yang mengakibatkan empat unsur alam menjadi tidak selaras. Jadi, manusia memegang peran yang sangat penting. Pada kehidupan di dunia ini, setiap orang hendaknya lebih banyak bersumbangsih.

Beberapa waktu yang lalu, ada sepasang suami istri yang berkunjung ke Griya Jing Si dan berikrar luhur di hadapan saya bahwa setelah kembali ke Irlandia, mereka akan bersungguh-sungguh menggarap ladang berkah di negara mereka. Setelah kembali ke Irlandia, mereka melihat tingginya angka pengangguran mengakibatkan bertambahnya tunawisma di sana. Setelah kembali ke sana, mereka mulai terjun ke tengah masyarakat untuk memerhatikan dan membantu para tunawisma. Semua itu sungguh penuh kehangatan.

Kontribusi insan Tzu Chi di Tiongkok juga membuat orang sangat tersentuh. Di Dongguan, Guangdong, insan Tzu Chi setempat dan pengusaha Taiwan bekerja sama untuk menggiatkan kegiatan daur ulang. Mereka melakukan daur ulang dan mensosialisasikannya ke tengah komunitas. Mereka tidak hanya melakukan daur ulang di komunitas, namun juga berbagi tentang konsep daur ulang dan pola hidup manusia yang berhubungan erat dengan kondisi bumi dan lingkungan hidup kita. Setiap orang harus turut memikul tanggung jawab atas dunia.

Mereka harus memahami hubungan antara kegiatan daur ulang dengan kondisi iklim. Hubungannya sangatlah erat. Kita dapat melihat mereka sangat giat dan bersemangat serta sangat rapi. Inilah yang harus kita sosialisasikan. Dalam era sekarang, kita harus membimbing setiap orang agar berjalan ke arah yang benar. Kita sungguh dapat melihat hakikat kebuddhaan dalam diri mereka. Kerapian dan keindahan yang mereka tampilkan sungguh menciptakan Tanah Suci di dunia.

Karena itu, kita harus segera bergerak untuk menggalang Boshisatwa dunia agar batin setiap orang bisa tersucikan. Dharma bagaikan air yang bisa menyucikan batin manusia. Dengan demikian, setiap ladang batin manusia dan setiap komunitas akan menjadi Tanah Suci di dunia.

Setiap orang hendaknya menghargai sumber daya alam, saling memerhatikan dengan penuh cinta kasih, bersumbangsih tanpa pamrih, senantiasa bersyukur, dan memerhatikan masalah di dunia. Semua itu sungguh bisa membuat hati tenang dan mendatangkan harapan bagi masa  depan. Karena itu, kita harus bersungguh hati untuk menginspirasi lebih banyak orang. Selama suatu hal itu benar , maka lakukan saja. Orang yang melakukan hal yang benar adalah orang yang bijaksana. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

Membentuk pribadi yang Indah

Membentuk pribadi yang Indah

22 Juli 2011
“Agar setiap insan Tzu Chi lebih memahami ajaran Master Cheng Yen dan dapat melakukan pertobatan besar serta melatih diri dalam 10 sila Tzu Chi merupakan tujuan dari pendalaman prinsip ini,” tutur Elvy Kurniawan Shijie.
Semua Karena Cinta

Semua Karena Cinta

02 Juli 2010
Walaupun sudah berusia begitu senja, tetapi Oma Jumila tampak sangat sehat, tidak seperti beberapa oma dan opa di sana yang mulai menurun kesehatannya. Oma dahulu adalah istri dari seorang tentara, memiliki dua anak yang telah berkeluarga dan sekarang sedang menetap di luar negeri.
Majelis dan Pengurus GPIB Paulus Berkunjung ke Tzu Chi Indonesia

Majelis dan Pengurus GPIB Paulus Berkunjung ke Tzu Chi Indonesia

02 April 2024

Selalu mengutamakan kasih pada sesama manusia tanpa memandang ras, suku, dan agama, Pdt. Johny Alexander Lontoh mengajak sebagian anggota majelis dan pengurus GPIB Paulus berkunjung ke Tzu Chi Indonesia.

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -