Suara Kasih: Penghiburan Bagi Korban Bencana

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Memberikan Bantuan Darurat dan Penghiburan Bagi Korban Bencana

      

Memberikan pertolongan dan penghiburan bagi korban yang terluka
Memberikan penghiburan dan menyediakan nasi instan
Melakukan daur ulang demi melindungi kehidupan semua makhluk
Menghargai berkah dengan mendaur ulang barang

Beberapa hari lalu sekitar pukul 6 sore sebuah bus yang membawa wisatawan Tiongkok mengalami jungkir balik di Fengbin, Hualien. Polisi dan petugas pemadam kebakaran Hualien segera dikerahkan ke lokasi kejadian untuk memberikan bantuan darurat. Jarak antara Fengbin dan Hualien lumayan jauh.  Terlebih lagi harus melalui jalan gunung. Untuk bisa segera tiba ke lokasi bencana sungguh tidak mudah. Insan Tzu Chi juga pergi ke empat RS setempat untuk segera mencurahkan perhatian. Tindakan insan Tzu Chi dalam memberikan bantuan sungguh sangat cepat. Saya sungguh berterima kasih  karena insan Tzu Chi dapat segera bergerak untuk memberikan bantuan bagi para korban tepat pada saatnya. Tentu saja polisi dan petugas pemadam kebakaran juga bergerak sangat cepat.

Saat berada dalam kondisi aman dan tenteram, kita harus senantiasa mawas diri. Saat bencana terjadi,  sungguh diperlukan orang-orang di sekitar  untuk segera memberikan bantuan darurat. Ini sungguh penting. Bencana terjadi silih berganti di dunia. Di Bolivia, terjadi tanah longsor  akibat hujan lebat yang terus turun. Siaran berita melaporkan bahwa lebih dari 7.000 keluarga di sana terkena dampak bencana. Ketidakselarasan empat unsur alam mengakibatkan bencana banjir maupun badai salju. Setiap orang harus menjaga keselamatan diri sendiri dan tidak melakukan perjalanan yang tak diperlukan. Kehidupan manusia sungguh tidak kekal. Ketidakkekalan yang terjadi dapat mendatangkan tragedi yang menyedihkan.

Akan tetapi, ada pula bencana yang terjadi akibat kesengajaan manusia. Di Honduras, terdapat sebuah penjara yang dapat menampung lebih dari 400 napi. Akan tetapi, di dalam penjara tersebut ternyata terdapat lebih dari 800 napi. Kualitas hidup dan kondisi lingkungan yang buruk mengakibatkan  emosi sebagian napi yang menjalani tahanan menjadi tidak stabil. Kabarnya, seorang napi sengaja membakar penjara sehingga lebih dari 300 orang napi tewas terbakar. Setiap napi yang tewas terbakar bagaikan arang dan sulit untuk diidentifikasi. Karena itu, pemerintah setempat mendirikan tenda-tenda sementara guna menampung lebih dari 500 keluarga korban.

Kondisi demikian mengakibatkan emosi mereka semakin bergejolak. Mereka juga kekurangan makanan dan minuman. Di sana, terdapat sebuah yayasan amal yang ingin menyediakan makanan bagi mereka. Akan tetapi, organisasi itu kesulitan membeli makanan akibat krisis pangan. Karenanya, mereka pun memberi tahu Tzu Chi. Mendengar itu, Relawan Chang beserta putra dan teman-teman putranya segera memberikan 11 kotak besar nasi instan kepada yayasan tersebut agar dapat memberi makan lebih dari 500 keluarga korban selama kurang lebih lima hari. Inilah

manfaat dari nasi instan yang dapat segera dikonsumsi di mana pun. Inilah bencana yang terjadi akibat ulah manusia. Jika batin manusia dapat senantiasa damai dan tenteram, maka di dunia ini tak akan ada lagi orang yang melanggar hukum dan berbuat kejahatan. Saat berada di kondisi iklim yang ekstrem, setiap orang harus menjaga dirinya sendiri agar bisa hidup aman dan tenteram.

Setiap hari kita dapat melihat masalah di dunia dan banyak berita lainnya. Krisis pangan akan menjadi masalah yang serius  di masa depan. Selain menghadapi krisis pangan, kita juga akan menghadapi krisis air. Saya sungguh mengkhawatirkam masa depan. Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu untuk segera membangkitkan cinta kasih guna memerhatikan sesama dan menenangkan batin manusia. Kita harus menyeleraskan batin manusia dan membimbing mereka agar memiliki pola pikir yang baik serta berjalan di arah yang benar. Inilah yang harus kita lakukan sekarang. Selain itu, kita juga harus segera melakukan kegiatan daur ulang. Sungguh, kita harus menenangkan batin manusia, melakukan kegiatan daur ulang, serta senantiasa mempersiapkan diri  memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Inilah yang harus senantiasa kita persiapkan.

Kita dapat melihat posko daur ulang Tzu Chi. Pembawa acara Su Fen akan membawa kita untuk melihat posko daur ulang yang berada di Jianshan, Miaoli. Tuan Xu Yuchao telah menyediakan sebidang tanah ini untuk melakukan daur ulang. Sesungguhnya, dia adalah penjual kayu. Berhubung telah memahami cara melindungi bumi, dia pun menutup usahanya tersebut dan mulai melakukan kegiatan daur ulang. Seluruh pabrik selebar 3.306 meter persegi direnovasi untuk melakukan daur ulang. Dia juga menata lingkungan tersebut dengan sangat apik dan indah. Segala sesuatu yang terlihat oleh mata kita semua terbuat dari bahan daur ulang. Barang yang masih dapat digunakan lagi akan segera didaur ulang.

Selain mendaur ulang barang yang tak terpakai, dia juga selalu mendaur ulang sumber air. Dia selalu menampung setetes demi setetes air hujan ke dalam tong besar. Jika tong tersebut telah penuh, dia akan mengambil tong yang lainnya. Ada pula sebuah kolam bunga teratai  sebagai tempat untuk menampung air hujan. Dia sangat bersungguh hati. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi di seluruh posko daur ulang Taiwan yang telah melindungi bumi dan melakukan kegiatan daur ulang. Selain mengasihi orang lain dengan cinta kasih, mereka juga mengasihi bumi pertiwi.

Insan Tzu Chi di Filipina terampil dalam mengelola barang daur ulang. Kali ini, saat menhadiri rapat tahunan, mereka juag membawa kerajinan tangan kembali ke Taiwan dan menghadiahkannya kepada saya. Semua terbuat bahan dari daur ulang. Dengan kesungguhan hati, mereka mengubahnya menjadi kerajinan tangan yang sangat indah. Ada pula kain perca yang dibuat menjadi sepatu bayi. Mereka juga menggunakan botol-botol plastik untuk membuat banyak barang lainnya. Tak peduli tutup maupun botol plastik, semuanya dapat didaur ulang. Mereka membawa ini semua kembali ke Taiwan. Inilah yang terjadi di Filipina. Sekelompok Bodhisatwa dunia ini mengembangkan kebijaksanaan mereka dalam membuat kerajinan tangan. Insan Tzu Chi Amerika Serikat juga demikian. Kerajinan tangan yang mereka buat sungguh indah sungguh bagaikan barang baru. Barang yang masih dapat didaur ulang akan diubah menjadi barang bernilai seni dengan keterampilan tangan yang mereka miliki.

Setiap orang dapat melakukan hal ini. Kita harus berjalan di arah yang benar, berpikiran positif, serta melakukan hal yang benar. Segala sesuatu di bumi ini dapat kita pergunakan kapan saja dan senantiasa memberikan pendidikan kepada manusia. Karena itu, kita harus bersungguh hati. Baiklah, kita harus senantiasa bersungguh hati, menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran kita dengan baik. Setiap orang harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus serta berdoa agar dunia dapat terbebas dari bencana. Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.


Artikel Terkait

Relawan dan Warga Tanjung Balai Karimun Gelar Gerakan 111

Relawan dan Warga Tanjung Balai Karimun Gelar Gerakan 111

16 Januari 2017
Semangat yang luar biasa ditunjukkan para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dalam kegiatan gerakan sehari bervegetaris sedunia. Sejak pukul 05.00 WIB, relawan Tzu Chi sudah tiba di kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Relawan yang bertugas di bagian konsumsi langsung menyiapkan masakan yang akan dihidangkan untuk sarapan warga yang mengikuti gerakan bervegetaris sedunia.
Memikul Tanggung Jawab

Memikul Tanggung Jawab

16 April 2012 Minggu, 8 April 2012 diadakan kegiatan Pendalaman Misi Tzu Chi yang dilakukan relawan Tzu Chi dari He Qi Barat.
Sukacita Donor Darah Membawa Manfaat Bagi Masyarakat

Sukacita Donor Darah Membawa Manfaat Bagi Masyarakat

29 November 2023

Relawan Tzu Chi di Kota Dumai, Riau mengadakan Donor Darah di Citimall Dumai, (12/11/2023). Donor darah ini dilaksanakan rutin setahun tiga kali dan untuk tahun 2023 ini total sudah terkumpul sebanyak 167 kantong.

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -