Suara Kasih: Pentingnya Berbakti

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menggalakkan Pentingnya Berbakti pada Hari Chongyang

Lansia yang tinggal di panti jompomerasa kesepian
Menggalakkan pentingnya berbaktipada Hari Chongyang
Relawan Tzu chi Kanada menyediakan makananbagi para lansia sebanyak 1.000 kali lebih
Relawan lansia mewariskan kebijaksanaan dan menjadi teladan nyata

 

Masyarakat begitu berjasa kepada kita, kami juga harus membalas budi masyarakat. Jika ada aktivitas sehari-hari, kita akan merasa sangat gembira. Coba ceritakan kepada kami bagaimana Anda begitu sehat dan muda. Saya membuat diri tidak ada waktu untuk bersantai tetapi saya masih sehat. Hari ini adalah Hari Chongyang. Lansia adalah permata bagi kita. Lihatlah masyarakat kita, jika bukan orang tua kita yang bekerja segenap tenaga, bagaimana mungkin kita memiliki kehidupan sebaik sekarang? Sungguh, kita semua harus menghormati dan mengasihi lansia.

Saat masih muda, mereka sangat bersungguh hati dalam mengurus keluarga serta mendedikasikan diri bagi komunitas, masyarakat, dan negara. Segala kontribusi mereka dimulai dari keluarga mereka sendiri dan terus meluas hingga ke masyarakat. Kontribusi mereka terhadap dunia sangatlah banyak. Banyak anak muda masa kini yang sibuk merintis karier sehingga menitipkan orang tua mereka di panti jompo. Setiap kali mendengar tentang ini, saya selalu merasa sedih. Mereka yang tinggal di panti jompo, setiap hari hanya bisa berhadapan dengan sesama lansia. Kehidupan seperti ini sungguh membosankan, bagai menunggu ajal tiba. Akan tetapi, ada sekelompok lansia yang sangat giat dan tidak merasa diri mereka sudah tua. Mereka terus bersumbangsih bagi masyarakat dengan menjadi relawan. Mereka sungguh lansia yang mengagumkan.

”Master sudah berusia 70 tahun lebih, kita jangan membuat beliau khawatir. Waktu tidak menunggu orang. Kita harus berusaha untuk bersumbangsih semaksimal mungkin. Semakin banyak berkontribusi, tubuh saya juga semakin sehat. Di sini adalah Panti Jompo Little Mountain. Saya sudah menjadi relawan di sini selama belasan tahun. Sekarang saya berusia 90 tahun.” Saat peringatan ultah Tzu Chi Kanada yang ke-20, saya mengulas tentang seorang lansia yang berusia 90 tahun. 15 tahun yang lalu, dia mulai menjadi relawan di panti jompo.

Sepertiga penghuni panti jompo tersebut adalah warga Tionghoa. Para relawan melihat lansia Tionghoa yang tinggal di panti jompo tersebut sangat lesu dan tidak bahagia. Ini bisa dimengerti karena mereka tinggal di negara asing dan harus beradaptasi dengan lingkungan orang berkulit putih. Selain mengalami kendala dalam berkomunikasi, mereka juga tidak terbiasa dengan makanan di sana. Karena itu, insan Tzu Chi bertekad untuk menyediakan masakan vegetarian ala Tionghoa kepada mereka seminggu sekali. Yang terpenting adalah insan Tzu Chi juga memberi semangat kepada mereka dengan berbagi Kata Perenungan Jing Si.

Dengan bahasa Inggris, Mandarin, dan Kanton, mereka berbagi Kata Perenungan Jing Si. Para lansia menganut agama yang berbeda-beda. Bagi lansia yang menganut agama Buddha, para relawan akan mengutip kisah dari Sutra untuk menjelaskan Kata Perenungan Jing Si, sedangkan bagi lansia yang menganut agama Katolik atau Kristen, para relawan akan menggunakan Alkitab untuk menjelaskan Kata Perenungan Jing Si.

Kata Perenungan Jing Si bisa dipraktikkan dalam keseharian untuk membantu para lansia agar terbebas dari rasa kesepian. Para relawan juga menyiapkan berbagai acara untuk menghibur para lansia. Mereka memijit punggung dan berinteraksi dengan para lansia untuk menenangkan hati para lansia. Kita dapat melihat sekelompok relawan lansia melayani para lansia di panti jompo dengan penuh cinta kasih. Mereka tidak merasa diri mereka sudah tua. Mereka masih mampu melayani orang yang lebih muda dari mereka. Banyak relawan yang sudah berusia 80 hingga 90-an tahun. Mereka telah bersumbangsih di panti jompo sebanyak 1.000 kali. Jumlah penghuni di panti jompo adalah 50 orang, artinya mereka sudah menyiapkan 50.000 porsi makanan.

Mereka sungguh telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang. Lihatlah setiap orang dipenuhi kegembiraan. Dengan mengerahkan kekuatan cinta kasih, barulah kita bisa menciptakan kehidupan yang bermakna. Janganlah kita merasa tua. Kita harus senantiasa memanfaatkan kehidupan kita yang singkat ini untuk bersumbangsih bagi orang lain. Kita juga dapat melihat para relawan di Kompleks Tzu Chi Guandu membantu para lansia memangkas rambut dan mengadakan baksos kesehatan untuk mereka. Para staf medis dari Rumah Sakit Tzu Chi dan Rumah Sakit Umum Cheng Shin bekerja sama dengan harmonis untuk memberi pelayanan medis bagi para lansia. Lihatlah masyarakat yang begitu harmonis. Para dokter, perawat, insan Tzu Chi, dan para siswa dari Universitas Tzu Chi bekerja sama untuk melayani para lansia dengan penuh cinta kasih dan rasa hormat.

Kita sungguh harus berterima kasih kepada orang-orang yang berbaik hati tersebut. Baik orang paruh baya maupun anak muda, semuanya turut bersumbangsih bagi masyarakat. Inilah kehidupan yang harmonis dan penuh cinta kasih. Saya sungguh berterima kasih. Akan tetapi, saya juga melihat sebuah berita di Da Ai TV yang sangat mengkhawatirkan. Ruangan panti jompo di sebuah rumah sakit di Tainan dilahap kobaran api pada pukul 3.29 pagi tadi. Korban yang terluka dan meninggal tidak sedikit. Pukul 3.29 pagi, saat kita semua masih tertidur lelap, di sana tengah terjadi kebakaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus mawas diri dan berhati tulus. Kehidupan ini tidaklah kekal. Kita juga dapat melihat beberapa berita dari mancanegara. Ada beberapa negara yang tengah terjadi bencana akibat ulah manusia. Di Italia, ada sekelompok buruh yang menggelar aksi unjuk rasa di jalan. Sesungguhnya, saat perekonomian di suatu negara sedang tidak stabil,  setiap orang hendaknya bersatu untuk mengatasinya. Jika kita masih menggelar aksi unjuk rasa, bagaimana kondisi masyarakat bisa stabil? Bagaimana perekonomian kita bisa pulih? Karena itu, kita harus menyelaraskan hati. Selain itu, Perancis juga diguyur hujan lebat yang mendatangkan bencana banjir.

Banyak turis yang harus dievakuasi dari hotel. Para turis telah menghabiskan banyak uang dan menempuh perjalanan yang jauh untuk bertamasya, tetapi malah terkena bencana dan merasa ketakutan. Mereka merasa ketakutan saat bertamasya, sungguh kasihan. Singkat kata, pada kehidupan ini, kita harus menunaikan kewajiban, mawas diri, dan berhati tulus agar bisa hidup tenteram. Orang yang bisa bersumbangsih adalah orang yang paling bahagia. Orang yang hidup tenteram dan bahagia adalah orang yang paling memiliki berkah. Baiklah. Singkat kata, saat bersumbangsih bagi orang lain, berarti kita tengah menapaki Jalan Boshisatwa. Lihatlah, para insan Tzu Chi di Kanada dan Taiwan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk bersumbangsih bagi para lansia dengan penuh hormat dan cinta kasih. Kegiatan mereka sungguh baik dan membawa keharmonisan bagi dunia. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun: Menguatkan Tekad di Hati

Pemberkahan Akhir Tahun: Menguatkan Tekad di Hati

22 Januari 2016
Sederhana namun bermakna. Inilah kesan dalam Pemberkahan Akhir Tahun yang diadakan Tzu Chi Bali pada 17 Januari 2016. Acara ini diikuti oleh 85 orang relawan dan donatur beserta keluarganya.
Meringankan Duka Korban Kebakaran di Simprug, Jakarta Selatan

Meringankan Duka Korban Kebakaran di Simprug, Jakarta Selatan

02 September 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Xie Li Selatan) memberikan 170 paket bantuan kepada korban musibah kebakaran di Jl. Simprug Golf II, Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Keras Melawan Keterbatasan Alam (Bag. 3)

Keras Melawan Keterbatasan Alam (Bag. 3)

24 Agustus 2010 Kondisi geografis Gunung Kidul yang berbatu dan kekurangan air, membuat para petani di desa ini terus berkutat dengan kemiskinan dan kekalutan. Keadaan inilah yang  mendorong banyak di antara kaum mudanya mencari pekerjaan di kota sebagai buruh, seniman bangunan atau pedagang makanan sehingga tinggal menyisakan orang-orang tua di desa.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -