Suara Kasih: Saling Bahu-Membahu
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Hutan bagaikan paru-paru yang berfungsi untuk menyucikan udara
| |||
Melihat bencana seperti ini,kita sungguh merasa takut. Di Kepulauan Canaria, Spanyol, ribuan 10.000 hektare hutan terbakar bagai lautan api. Saya sungguh sedih melihatnya. Planet Bumi hanya ada satu. Kita semua adalah manusia Bumi. Tak peduli seberapa jauh jarak Spanyol dari kita, kita sama-sama sebagai manusia Bumi hendaknya peduli dengan mereka. Lihatlah, ketidakselarasan unsur api saja bisa mendatangkan kerusakan bagi bumi. Taiwan yang merupakan sebuah pulau kecil juga mengalami kerusakan hutan akibat perbuatan manusia. Gunung yang sangat indah dan sangat kokoh juga diledakkan dengan bahan peledak untuk mengambil bebatuan di dalamnya, seperti batu marmer yang sangat berharga, batu giok, dan lain-lain. Ini semua akibat ketamakan umat manusia. Manusia melakukan segala hal tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini mengakibatkan gunung mengalami kerusakan. Sejak akhir bulan Juli lalu, kita semua terus mengkhawatirkan Topan Saola. | |||
| |||
Kemarin, Bupati Hualien berkunjung ke Griya Jing Si. Dia sangat bersungguh hati. Dia beserta lebih dari 20 pejabat pemerintah lainnya berkunjung ke Griya Jing Si. Mereka membawa foto-foto udara yang besar untuk menunjukkan kepada saya kondisi gunung dan jalan yang sudah rusak. Kita dapat melihat seluruh Jalan Tol Suhua dan pegunungan yang mengalami kerusakan parah. Setiap air terjun itu bagaikan gunung yang sedang menangis. Saya sungguh tidak tega dan sedih melihat seluruh gunung dirusak hingga demikian parah. Kita juga melihat banyaknya orang yang kehilangan rumah. Karena itu, Bupati berkata bahwa beliau ingin membangun rumah tinggal permanen. Saya berkata bahwa setiap orang hidup berdampingan dengan alam. Setiap orang di dunia ini adalah satu keluarga. Kita tidak tega melihat penderitaan mereka. Jika bisa mencari sebuah lokasi yang sangat aman, kita bisa membantu membangun rumah permanen untuk mereka. Tzu Chi selalu memilih membangun rumah di lokasi yang yang aman. Lokasi yang terlalu dekat dengan laut tidak aman, lokasi yang terlalu dekat dengan pegunungan juga tidak aman, terlebih lagi di daerah pegunungan. Saya tidak pernah berpikir untuk merusak pegunungan. Kita harus memikirkan generasi penerus, bukan hanya mencari lokasi yang aman dan tenang bagi orang generasi sekarang. Jika ada lokasi yang sesuai, barulah kita bisa membantu membangun rumah permanen untuk mereka. Sungguh, kita semua yang hidup di kolong langit dan di atas bumi yang sama adalah satu keluarga. Bagaimana mungkin kita tak memerhatikan mereka? Bagaimana mungkin kita berdiam diri dan tidak membantu mereka? Kita tidak bisa berdiam diri. | |||
| |||
Asalkan bisa menemukan lokasi yang aman, kita tidak ada permintaan yang lain. Kita hanya berharap mereka bisa tinggal di tempat yang aman. Selain itu, mereka harus tinggal di tengah masyarakat agar bisa mencari nafkah. Jika dua syarat ini terpenuhi, kita bisa membantu membangun rumah bagi mereka. Baiklah. Singkat kata, kita semua tahu bahwa setiap gedung yang ada di kota besar dibangun dengan menggunakan semen dan baja. Semua material bangunan itu berasal dari alam. Manusia mengeksploitasi sumber daya alam untuk membangun kota metropolitan. Bayangkanlah, manusia merusak alam demi menikmati kenyamanan hidup, bukankah ini berbahaya bagi diri sendiri? Kini bencana di bumi tengah berbalik menyerang manusia. Karena itu, kita harus mengendalikan diri dan sungguh-sungguh berintrospeksi. Dalam masa penuh kekacauan, diperlukan pertobatan besar; dalam masa penuh bencana, diperlukan pembinaan welas asih agung. Dalam masa penuh kekacauan ini, kita harus bisa membedakan yang benar dan salah. Untuk itu, kita harus memiliki kebijaksanaan. Akan tetapi, orang masa sekarang hanya berpikir bagaimana mencari keuntungan. Mereka telah diliputi oleh kegelapan batin. Kebijaksanaan mereka menjadi tertutup oleh nafsu dalam mengejar keuntungan. Karena itu, dalam era penuh kegelapan batin ini, kita harus membangkitkan kebijaksanaan agung. Singkat kata, kekuatan alam yang sangat besar sungguh tak bisa dilawan oleh manusia. Kita hidup bergantung pada takdir, tetapi takdir bergantung pada pikiran manusia. Jika pikiran manusia terkendali dan manusia hidup sesuai dengan hukum alam, maka secara alami empat unsur alam akan selaras dan kehidupan di dunia akan aman dan tenteram. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||
Artikel Terkait
Gathering Relawan Misi Amal, Bukan Gathering Biasa
22 November 2023Puisi berjudul Sukacita dalam Melayani dibacakan Rina dan Kristin dari staf Bakti Amal dengan penuh penghayatan pada Gathering Relawan Misi Amal, Sabtu 18 November 2023. Sebuah puisi untuk mengapreasiasi totalitas dan ketulusan para relawan Misi Amal dalam membantu dan mendampingi masyarakat yang tengah dalam kesulitan.
Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Memberikan Pelayanan dengan Sebaik-baiknya
21 Juni 2022Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat di mana pun, TIMA Indonesia kembali menggelar bakti sosial kesehatan. Pelayanan terbaik ini juga merupakan prinsip yang selalu dipegang oleh para relawan tim medis Tzu Chi.