Suara Kasih : Saling Membantu dan Berdoa

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Saling Membantu dan Berdoa
     

Angin kencang dan hujan deras terasa lama bagaikan berkalpa-kalpa
Kaohsiung dan Pingtung dilanda bencana banjir
Mengerahkan banyak orang untuk membersihkan lingkungan dan memulihkan kondisi
Tetap tenang dan berdoa dengan penuh ketulusan

.

 

“Tentu saja saya sangat khawatir. Mengapa begitu? Karena airnya sangat deras, saya juga takut terjadi tanah longsor. Saya tak bisa tidur semalaman. Saya sangat khawatir topan akan datang, bagaimana mungkin bisa tidur? Saya trauma sejak Topan Morakot lalu. Karena genangan air yang tinggi dan banyaknya lumpur, semua orang mengalami kerugian yang besar,” kata seorang warga yang tinggal di daerah pegunungan Taiwan Selatan.

“Hanya dapat disusun begini. Tak sempat disusun? Bukan, tak ada tempat untuk menyusunnya. Karena itu, saya hanya dapat menyusunnya setinggi mungkin,” cerita seorang warga lain yang sedang coba mengungsikan benda-bendanya untuk antisipasi badai.

 

Saya sering mengatakan bahwa waktu berlalu dengan cepat dan banyak hal yang tak sempat dilakukan. Namun, kemarin waktu berjalan dengan lambat dan hari terasa sangat panjang bagaikan tengah melewati 86.400 kalpa. Satu detik yang kita lalui terasa seperti satu kalpa. Saya sering mengatakan bahwa kalpa adalah satuan waktu yang digunakan dalam ajaran Buddha untuk menggambarkan waktu yang sangat panjang. Sungguh, kemarin kita melewati satu detik bagai satu tahun, bahkan kalpa.

Topan Fanapi yang berkekuatan menengah membawa angin kencang dan hujan deras. Ketika saya berceramah di sini, terdengar suara angin dan hujan di luar yang sangat keras. Pada saat itu di luar terdapat banyak pohon, lampu jalan, dan rambu lalu lintas yang tumbang. Papan reklame pun beterbangan. Meski kita berada di dalam ruangan, namun dapat turut merasakan suara angin kencang dan hujan deras di luar. Saya yakin semua orang pasti ketakutan. Entah bagaimana rasa takut yang mereka alami dalam waktu yang singkat itu. Tentu saja, sekolah dan RS Tzu Chi juga mengalami beberapa kerusakan seperti tumbangnya pohon dan rusaknya jendela. Meski mengalami ketakutan, namun saya tetap mengkhawatirkan kerusakan di banyak tempat lainnya.

Kita sungguh dapat merasakan rentannya hidup ini. Beberapa waktu lalu, kita terus membahas situasi di Pakistan. Banjir terus melanda dari utara Pakistan hingga wilayah selatan. Bencana banjir di Pakistan telah berlangsung lebih dari satu bulan dan hingga kini bencana banjir tersebut masih belum berlalu. Wilayah Taiwan sangat kecil. Sebuah topan dapat melingkupi seluruh Taiwan. Terlebih lagi, kini air laut tengah pasang. Di samping itu, warga Taiwan tak henti-hentinya memompa air tanah sehingga menyebabkan penurunan permukaan tanah dan air laut mengalami kenaikan. Ditambah lagi, kini mendekati bulan purnama, bagaimana mungkin tidak banjir?

Kaohsiung dan Pingtung pun terus mengirimkan informasi. Saya mendengar bahwa empat daerah administratif di Kaohsiung telah tergenang banjir. Dari sana kita dapat mengetahui betapa luasnya area yang terlanda banjir. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Namun, asalkan orang-orang selamat, kerusakan yang lain masih dapat diperbaiki di kemudian hari. Saya berharap para korban yang mengalami kerugian akibat banjir dapat menerima hal ini dengan lapang dada. Asalkan kita selamat, segala hal dapat dimulai kembali dari awal.

 

 

Setelah badai topan berlalu, hal penting yang harus kita lakukan adalah memulihkan dan membersihkan wilayah yang terkena dampak, karena setelah topan dan hujan berlalu, cuaca akan menjadi sangat panas. Karena itu, setelah topan berlalu kita harus segera membersihkan genangan air demi menjaga kesehatan lingkungan sekitar. Jadi, setelah topan berlalu kita harus mengerahkan banyak orang. Pada saat itu, orang-orang hendaknya saling memerhatikan, menjaga, serta saling membantu.

.

 

Saat melihat kerusakan pascabencana, kita dapat melihat kondisi yang menyedihkan. Pada saat itu, kita sungguh dapat merasakan penderitaan dalam kehidupan ini. Kita sering berkata bahwa kehidupan penuh penderitaan dan sangat singkat. Namun, saat bencana terjadi, penderitaan ini terasa panjang. Contohnya, hari kemarin yang sangat sulit dilalui. Bukan sehari, melainkan 86.400 detik yang tiap detiknya sangat sulit dilalui. Akhirnya, topan tersebut mulai meninggalkan Taiwan. Namun, tetap akan turun hujan selama beberapa hari ini. Jadi, kita semua janganlah lengah dan harus tetap meningkatkan kewaspadaan.

Setelah topan berlalu, saya berharap orang yang selamat dari bencana dapat membantu keluarga yang tertimpa bencana. Semoga semua orang dapat mengulurkan tangan dan membantu orang lain bagai membantu keluarga sendiri. Jika keadaan dapat segera pulih, barulah kehidupan masyarakat dapat dibangun kembali. Kita semua sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Kita dapat melihat berbagai bencana yang datang sebagai peringatan bagi kita. Karena itu, kita harus senantiasa mengambil hikmah dari terjadinya bencana. Setiap detik, kita harus senantiasa mengingatkan diri untuk waspada. Bahkan pada saat berada dalam kondisi aman, kita harus tetap waspada. Janganlah lengah dan kehilangan sikap mawas diri dan tulus.

Intinya, bencana topan ini telah terjadi, namun kita tetap harus tenang dan memikirkan cara untuk membersihkan lingkungan sekitar. Saudara sekalian, saya harap kalian dapat membangkitkan semangat kekeluargaan dalam membantu sesama. Semoga setiap orang dapat mengulurkan tangan untuk saling membantu. Kita juga harus tetap berdoa dengan tulus dan saling mendoakan keselamatan dan ketenteraman semua orang. Diterjemahkan oleh: Lena

 

Artikel Terkait

Tzu Chi Binjai Bagikan 1.114 Paket Lebaran 2022 untuk Kecamatan Binjai

Tzu Chi Binjai Bagikan 1.114 Paket Lebaran 2022 untuk Kecamatan Binjai

18 Mei 2022

Peringatan ulang tahun Master Cheng Yen dilaksanakan di sekolah Gajah Mada Binjai ini membagikan 1.114 paket lebaran 2022 yang berisi beras dan minyak goreng.

Tzu Chi Indonesia Dukung Produk Inovasi Karya Anak Bangsa

Tzu Chi Indonesia Dukung Produk Inovasi Karya Anak Bangsa

17 Juni 2020

Tzu Chi Indonesia mendukung bermunculannya produk-produk riset, teknologi, dan inovasi karya anak bangsa terkait penanganan wabah Covid-19. Kemarin, Selasa 16 Juni 2020, Tzu Chi Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pemanfaatan produk-produk tersebut bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), perwakilan enam BUMN, swasta, dan filantropi.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -