Suara Kasih : Saling Membantu dan Berdoa
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Saling Membantu dan Berdoa Angin kencang dan hujan deras terasa lama bagaikan berkalpa-kalpa .
| |||
“Tentu saja saya sangat khawatir. Mengapa begitu? Karena airnya sangat deras, saya juga takut terjadi tanah longsor. Saya tak bisa tidur semalaman. Saya sangat khawatir topan akan datang, bagaimana mungkin bisa tidur? Saya trauma sejak Topan Morakot lalu. Karena genangan air yang tinggi dan banyaknya lumpur, semua orang mengalami kerugian yang besar,” kata seorang warga yang tinggal di daerah pegunungan Taiwan Selatan. “Hanya dapat disusun begini. Tak sempat disusun? Bukan, tak ada tempat untuk menyusunnya. Karena itu, saya hanya dapat menyusunnya setinggi mungkin,” cerita seorang warga lain yang sedang coba mengungsikan benda-bendanya untuk antisipasi badai. | |||
| |||
Topan Fanapi yang berkekuatan menengah membawa angin kencang dan hujan deras. Ketika saya berceramah di sini, terdengar suara angin dan hujan di luar yang sangat keras. Pada saat itu di luar terdapat banyak pohon, lampu jalan, dan rambu lalu lintas yang tumbang. Papan reklame pun beterbangan. Meski kita berada di dalam ruangan, namun dapat turut merasakan suara angin kencang dan hujan deras di luar. Saya yakin semua orang pasti ketakutan. Entah bagaimana rasa takut yang mereka alami dalam waktu yang singkat itu. Tentu saja, sekolah dan RS Tzu Chi juga mengalami beberapa kerusakan seperti tumbangnya pohon dan rusaknya jendela. Meski mengalami ketakutan, namun saya tetap mengkhawatirkan kerusakan di banyak tempat lainnya. Kita sungguh dapat merasakan rentannya hidup ini. Beberapa waktu lalu, kita terus membahas situasi di Pakistan. Banjir terus melanda dari utara Pakistan hingga wilayah selatan. Bencana banjir di Pakistan telah berlangsung lebih dari satu bulan dan hingga kini bencana banjir tersebut masih belum berlalu. Wilayah Taiwan sangat kecil. Sebuah topan dapat melingkupi seluruh Taiwan. Terlebih lagi, kini air laut tengah pasang. Di samping itu, warga Taiwan tak henti-hentinya memompa air tanah sehingga menyebabkan penurunan permukaan tanah dan air laut mengalami kenaikan. Ditambah lagi, kini mendekati bulan purnama, bagaimana mungkin tidak banjir? Kaohsiung dan Pingtung pun terus mengirimkan informasi. Saya mendengar bahwa empat daerah administratif di Kaohsiung telah tergenang banjir. Dari sana kita dapat mengetahui betapa luasnya area yang terlanda banjir. Hal ini sungguh mengkhawatirkan. Namun, asalkan orang-orang selamat, kerusakan yang lain masih dapat diperbaiki di kemudian hari. Saya berharap para korban yang mengalami kerugian akibat banjir dapat menerima hal ini dengan lapang dada. Asalkan kita selamat, segala hal dapat dimulai kembali dari awal. | |||
| |||
Saat melihat kerusakan pascabencana, kita dapat melihat kondisi yang menyedihkan. Pada saat itu, kita sungguh dapat merasakan penderitaan dalam kehidupan ini. Kita sering berkata bahwa kehidupan penuh penderitaan dan sangat singkat. Namun, saat bencana terjadi, penderitaan ini terasa panjang. Contohnya, hari kemarin yang sangat sulit dilalui. Bukan sehari, melainkan 86.400 detik yang tiap detiknya sangat sulit dilalui. Akhirnya, topan tersebut mulai meninggalkan Taiwan. Namun, tetap akan turun hujan selama beberapa hari ini. Jadi, kita semua janganlah lengah dan harus tetap meningkatkan kewaspadaan. Setelah topan berlalu, saya berharap orang yang selamat dari bencana dapat membantu keluarga yang tertimpa bencana. Semoga semua orang dapat mengulurkan tangan dan membantu orang lain bagai membantu keluarga sendiri. Jika keadaan dapat segera pulih, barulah kehidupan masyarakat dapat dibangun kembali. Kita semua sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Kita dapat melihat berbagai bencana yang datang sebagai peringatan bagi kita. Karena itu, kita harus senantiasa mengambil hikmah dari terjadinya bencana. Setiap detik, kita harus senantiasa mengingatkan diri untuk waspada. Bahkan pada saat berada dalam kondisi aman, kita harus tetap waspada. Janganlah lengah dan kehilangan sikap mawas diri dan tulus. Intinya, bencana topan ini telah terjadi, namun kita tetap harus tenang dan memikirkan cara untuk membersihkan lingkungan sekitar. Saudara sekalian, saya harap kalian dapat membangkitkan semangat kekeluargaan dalam membantu sesama. Semoga setiap orang dapat mengulurkan tangan untuk saling membantu. Kita juga harus tetap berdoa dengan tulus dan saling mendoakan keselamatan dan ketenteraman semua orang. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Meringankan Duka Para Pengungsi di Wamena
03 Oktober 2019Relawan Tzu Chi Biak memberikan perhatian dan bantuan kepada para pengungsi di Wamena, Jayapura, Papua (23/09/2019). Total ada 28 jenis barang bantuan seberat 15 ton yang yang diberikan Tzu Chi dan diangkut menggunakan pesawat Hercules dari Lanud Silas Papare. Bantuan terdiri dari yang diberikan berupa beras, mi instan, biskuit, air mineral, telur ayam, minyak goreng, tikar plastik dan selimut.
Merajut Jodoh Kebaikan
20 November 2014 He Qi Selatan melakukan tiga kegiatan yaitu, Sosialisasi Sekolah Tzu Chi Indonesia untuk tingkat SMP kelas 1 dan 2 di Pantai Indah Kapuk, pameran produk Jing Si dan sosialisasi untuk relawan baru.Paket Lebaran 2019: Mendekap Paket Lebaran Tzu Chi dengan Sukacita
20 Mei 2019Menjelang lebaran, hampir tiap komunitas relawan Tzu Chi membagikan paket lebaran bagi masyarakat yang kurang mampu. Kemarin, Minggu 19 Mei 2019, relawan di Komunitas He Qi Timur membagikan 900 paket lebaran di tiga tempat di Cilincing Jakarta Utara. Paket lebaran ini berisi 10 kilogram beras, 1 kilogram beras merah, 1 liter minyak goreng, serta 20 bungkus DAAI Mi.