Suara Kasih: Sebuah Nasihat dan Rasa Syukur

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Sebuah Nasihat dan Rasa Syukur
 

Upacara wisuda tiga sekolah
diselenggarakan pada hari yang sama    
Periode kehidupan yang paling bermakna
adalah saat mampu mengajar dan belajar Mengungkapkan rasa syukur dengan khidmat
Hubungan yang baik akan senantiasa tertanam
dalam hati para siswa

Saat pemberian ijazah, kita melihat harapan kehidupan. Saya sering berpikir periode manakah yang paling berharga dalam kehidupan seseorang. Menurut saya, periode yang paling berharga adalah saat kita mampu mengajar dan belajar. Periode inilah yang paling bermakna dalam kehidupan kita.

Pada tanggal 12 Juni lalu, universitas dan sekolah menengah Tzu Chi di Hualien serta Sekolah Menengah Tzu Chi di Tainan mengadakan upacara wisuda. Saya duduk di Aula Jing Si Hualien menyaksikan upacara yang diadakan Universitas Tzu Chi dan juga melihat upacara kelulusan di Sekolah Tzu Chi Tainan melalui konferensi video.

Di sini saya dapat melihat para siswa dari Sekolah Tzu Chi di Tainan, dan mereka pun dapat melihat saya. Mereka sangat gembira dan berkata, “Kakek Guru sedang melihat kita.” Mereka semua terlihat sangat gembira. Upacara wisuda mereka diadakan di Aula Jing Si Tainan. Ketika berada di Aula Jing Si Tainan, mereka sungguh teratur, khidmat, dan indah. Sulit untuk melukiskannya dengan kata-kata. Saya sungguh gembira melihatnya.

Tentu saja upacara wisuda adalah momen penting dalam kehidupan siswa. Pada upacara wisuda ini kita dapat melihat para mahasiswa dari berbagai jurusan telah lulus. Ada yang memperoleh gelar doktor, magister, dan sarjana. Mereka semua telah diwisuda. Para siswa tidak mengungkapkan rasa terima kasih dengan kata-kata, melainkan dengan mementaskan pertunjukan. Contohnya, para siswa mementaskan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

 

Para siswa dan dosen pun bersama-sama mengadakan pentas di atas panggung. Banyak orang tua maupun siswa yang terharu melihatnya dan sungguh terinspirasi untuk membangkitkan rasa bakti terhadap orang tua. Kita harus menyadari dan membalas budi luhur orang tua. Sungguh pertunjukan yang sangat menyentuh. 

Para ibu asuh dan siswa Tzu Chi juga membawakan sebuah lagu yang berjudul Jawaban. Lagu ini menggambarkan pertanyaan dan jawaban. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya.
Para ayah dan ibu asuh mendampingi para siswa selama masa kuliah dan telah menganggap para siswa bagaikan anak-anak mereka sendiri. Kini mereka merasa berat hati atas kepergian para siswa. Pertunjukan lagu ini sungguh meninggalkan kesan yang dalam di hati mereka. Saya percaya bahwa setelah lulus pun hubungan mereka akan tetap ada selamanya.

Kita juga melihat rektor dan para dosen yang membawakan lagu berjudul Nasihat dengan isyarat tangan. Jika para dosen memberikan nasihat kepada para siswa dengan tutur kata, maka para siswa akan lupa dengan cepat. Namun, melalui lagu ini rektor dan para dosen bersatu hati memberikan nasihat kepada para siswa dengan lirik yang sederhana dan irama yang indah. Para siswa pun dapat menyanyikan lagu ini. Melalui cara ini, nasihat dari para guru akan senantiasa diingat oleh para siswa karena telah meninggalkan kesan terdalam di hati mereka.
Para murid pun mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih mereka dengan lirik lagu dan isyarat tangan. Saya percaya bahwa para dosen dapat merasakan rasa syukur murid kepada gurunya. Upacara wisuda ini sungguh istimewa, teratur, dan khidmat. Sungguh, saya merasa yang terpenting dari pendidikan adalah terus mewariskan nilai-nilai moral kepada generasi penerus serta membimbing mereka menghadapi orang dan masalah dalam hidup. Dengan demikian, kelak mereka akan berjalan di arah yang benar.

Saya melihat bahwa Universitas Tzu Chi telah mencapai hal ini. Selain itu, siang hari tanggal 12 Juni juga diadakan upacara kelulusan siswa Sekolah Menengah Tzu Chi di Hualien. Rangkaian acara pada upacara tersebut semuanya diatur oleh para siswa. Mereka menulis naskah tanpa bantuan para guru. Mereka mengatur susunan acara sendiri. Mereka mempertunjukkan syair berirama.

Untuk melestarikan lingkungan, diperlukan penghematan energi. Ada banyak cara untuk melakukan hal ini. Kini saya akan memberi tahu kalian. Bervegetarian baik untuk kesehatan. Bervegetarian sekali makan dapat mengurangi 780 gram karbon dioksida.
Melindungi bumi dapat menciptakan berkah. Kegiatan daur ulang sangatlah penting. Daur ulang sekilo sampah manfaatnya bisa mengurangi 2.600 gram karbon dioksida. Mematikan komputer selama 12 jam dapat mengurangi 432 gram karbon dioksida. Mengurangi penggunaan komputer juga baik untuk kesehatan. Penyejuk ruangan memang sangat berguna di musim panas. Namun dengan mengurangi penggunaannya selama 1 jam, dapat mengurangi 570 gram karbon dioksida. Ketenangan pikiran mendatangkan kesejukan. Lihatlah mereka mampu berisyarat tangan, berpuisi, dan melakukan pementasan. Inilah yang dipentaskan para adik kelas untuk para kakak kelas.

 

Banyak sekali acara yang dipentaskan. Para siswa lulusan juga mengungkapkan rasa syukur mereka. Beberapa siswa lulusan berasal dari daerah lain, bahkan negara lain. Terdapat pula seorang sramanera (tahap persiapan menjadi bikhu) kecil yang berpenampilan gendut dan sangat manis. Ia juga bersekolah di sini. Para siswa sungguh beragam.
Di Universitas Tzu Chi terdapat kisah seorang siswa yang menyentuh. Siswa bermarga Li ini mengalami kecelakaan tiga tahun lalu. Ia tak sadarkan diri selama beberapa bulan. Kemudian, ia terus menjalani terapi. Yang paling membuat orang tersentuh adalah ibunya. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris untuk menjaga dan mendampingi anaknya.

 

Demi sepasang ibu dan anak ini, Univ. Tzu Chi menyediakan sebuah kamar agar sang ibu dapat terus mendampingi anaknya. Anaknya sungguh giat belajar. Jadi, ketika sang anak masuk kelas, ibunya pun turut mendampingi. Berkat pendampingan ibunya, akhirnya ia dapat mengikuti upacara wisuda. Dari sini kita dapat melihat kasih sayang seorang ibu.

Saya sungguh tersentuh dengan upacara wisuda ini. Saya juga sungguh berterima kasih kepada ayah dan ibu asuh Tzu Chi yang telah menjaga anak saya. Kepada para siswa, terima kasih atas bantuan kalian selama ini. Persahabatan dan perhatian kalian membantu anak saya keluar dari keterpurukan. Kini ia telah meninggalkan kursi rodanya. Meski belum dapat berjalan dengan baik, setidaknya kami dapat berjalan keluar kampus ini setelah anak saya menyelesaikan studinya.
Saya mewakili semua orang tua siswa mengucapkan selamat kepada semua lulusan. Kalian tumbuh di ladang berkah Tzu Chi, dan akan berkembang di masyarakat. Kita harus menciptakan kehidupan indah. Selamat untuk Anda semua. Terima kasih. Dalam upacara wisuda ini, kita dapat melihat para guru, orang tua, dan para siswa yang telah banyak membantunya. Mereka pun saling berterima kasih. Di sekolah-sekolah Tzu Chi kita senantiasa mendampingi dan bersumbangsih dengan penuh cinta kasih.

 
 

Artikel Terkait

Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih

Bersyukur, Menghormati, dan Cinta Kasih

17 Mei 2009 Di bulan Mei setiap tahunnya, seluruh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi di dunia merayakan ”Hari Waisak, Hari Ibu, dan Hari Tzu Chi Sedunia”. Demikian pula dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Bali yang ikut merayakannya pada tanggal 17 Mei 2009.
Membersihkan Rumah Kho Bun Sai

Membersihkan Rumah Kho Bun Sai

10 Desember 2024

Kho Bun Sai (78), penerima bantuan Tzu Chi sejak 5 tahun lalu, kini hidup sebatang kara dan kehilangan penglihatan akibat penyakit kataraknya. Ia tidak lagi leluasa beraktivitas. Relawan Tzu Chi Medan membantu membersihkan rumah Kho Bun Sai agar lebih bersih dan sehat.

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Imlek

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Imlek

15 Februari 2018

Desa Simpak merupakan salah satu desa binaan yang sampai saat ini terus melakukan komunikasi dengan relawan dari Tzu Chi Tangerang.  Sejak 2015, Desa Simpak rutin melakukan penuangan celengan bambu yang setiap 3 bulan sekali dikunjungi oleh relawan.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -