Suara Kasih: Sebuah Tanah yang Suci
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli:
Mengubah Dunia yang Keruh Menjadi Tanah Suci Penyelamat hidup memberikan bimbingan dalam menyelami Sutra | |||
Setiap hari makan 1 kali menu vegetarian dapat mengurangi emisi karbon. Yang terpenting adalah menyelamatkan bumi. Sesungguhnya, menyelamatkan bumi sama dengan menyelamatkan diri sendiri. Jika bumi musnah, kita juga tak akan dapat bertahan hidup. Jadi, janganlah kita berkata ”menyelamatkan bumi”. Seharusnya kita berkata bahwa kita tengah menyelamatkan diri sendiri. Kita tak boleh membiarkan bumi musnah tanpa melakukan usaha apa pun. Setiap orang sungguh harus lebih berusaha lagi. ”Harapan terbesar kami adalah semester depan setiap orang di kelas ini bisa mengganti makanannya menjadi makanan vegetarian. Kami adalah murid dari Sekolah Menengah Dahwa. Mari bervegetarian bersama dengan kami!”ucap anak-anak. Lihatlah anak ini. Pada tahun 2010 dia mengikuti acara Waisak yang diadakan oleh Tzu Chi. Dia merasa sangat tersentuh. Karena itu, dia pun mulai bertanya pada ibunya, ”Apakah Tzu Chi memiliki kegiatan lain?” “Saya ingin berpartisipasi.” Sang ibu pun menjawab, “Ada, pementasan adaptasi Sutra.” Dia merasa sangat senang dan mendaftarkan diri. Akan tetapi, dia harus bervegetarian selama 108 hari. Dia pun mulai berpikir bahwa bervegetarian 108 hari sangatlah lama. Karena itu, dia bergumul di dalam hati. | |||
| |||
Ia berkata, ”Janganlah beranggapan bahwa bervegetarian akan kekurangan gizi. Saya bertambah tinggi 11 cm dari 148 cm menjadi hampir 160 cm. Sewaktu kelas 1 tinggi badan saya tak bertambah, sedangkan saat kelas 2, tinggi badan bertambah banyak.” Sungguh, setelah bervegetarian, setiap orang menjadi lebih sehat. Kita juga dapat melihat seorang anak muda yang bertemperamen buruk. Bahkan orang tuanya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dahulu dia memiliki temperamen yang buruk. “Suatu kali, kami pergi mengantar barang bersama. Dalam perjalanan pulang, dia merasa lapar, namun kami tak punya waktu untuk makan. Karena itu, dia pun ngebut supaya ditilang,” ucapnya. Karena lapar, lihatlah, saat emosi, dia pun ngebut di jalan pegunungan dan meluapkan emosinya sepanjang jalan. Tahun lalu seorang insan Tzu Chi mengundangnya untuk berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Karena memiliki hati yang baik, dia pun bersedia mengikuti pementasan adaptasi Sutra tersebut. Pada saat itu dia juga ingin mendonorkan sumsum tulang. Saat itu, dia ingin mendonorkan dan diberitahu bahwa ada pasien yang cocok untuk menerimanya. Akan tetapi, darahnya terlalu kental. Dia sungguh berhati baik. Dia pun berpikir asalkan memiliki badan sehat dan peredaran darah yang lancar, maka dia berkesempatan untuk membantu orang lain. Karena itulah, dia pun mulai bervegetarian dan mengubah segala tabiat buruknya. Lihatlah, kini dia terlihat sangat tampan dan berhati baik. Kini dia telah bervegetarian. Ia berkata, “Saya ingin memulainya dari diri sendiri dan menginspirasi seluruh anggota keluarga agar keluarga kami menjadi semakin harmonis. Sejak mengikuti penyelaman Sutra hingga pementasan adaptasi Sutra berakhir,saya berikrar untuk bervegetarian dari kehidupan ke kehidupan dan mengajak teman-teman untuk bervegetarian bersama-sama.” Hanya dengan bervegetarian dan menyerap Dharma ke dalam hati, dia dapat mengubah segala tabiat buruknya. | |||
| |||
Untuk menyatukan hati kita dengan hati Buddha dan Bodhisatwa, batin kita harus murni tanpa noda serta berdoa dengan mawas diri dan hati yang tulus. Selain itu, kita juga harus menunjukkan ketulusan hati dalam menaati sila dan bervegetarian agar para makhluk pelindung Dharma dapat melihat dengan jelas ketulusan hati setiap orang yang tercermin dalam gerakan yang kompak dan harmonis dalam organisasi yang penuh keindahan dan kebajikan ini. Semoga ketulusan yang terpancar dari setiap tindakan kita dapat menyentuh para makhluk pelindung Dharma. Semoga siklus yang penuh kebajikan ini dapat membawa ketenteraman bagi dunia. Karena itu, kita harus menyelaraskan hati dan ucapan.Setiap hari kita berdoa agar semua orang dapat menyelaraskan hati dan ucapannya serta mengubah jalinan jodoh buruk menjadi jalinan jodoh baik. Kita berdoa agar dunia dapat bebas dari bencana selamanya. Semoga masyarakat kita dapat damai dan harmonis. dengan penuh cinta kasih. Lihatlah, Tzu Chi berawal dari Taiwan dan terus menyebar ke seluruh dunia untuk membentangkan jalan yang lapang dan lurus ini. Kita terus menyebarkan benih cinta kasih di seluruh dunia ini dengan harapan atmosfer cinta kasih universal dapat memenuhi seluruh penjuru dunia. Semoga dengan menebarkan cinta kasih di dunia, bumi ini akan dapat terbebas dari bencana. Inilah ketulusan hati setiap orang. Di setiap tempat, setiap orang menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya ke dalam tindakan. dan mempraktikkan Dharma ke dalam tindakan. Sungguh indah. Karena itu, kita harus berhati tulus. Di dunia yang indah ini, kita harus melenyapkan segala kekeruhan sehingga bumi ini dapat menjadi Tanah Suci.Inilah doa yang harus kita panjatkan dengan hati yang tulus. Semoga setiap orang dapat mengikuti pementasan adaptasi Sutra dan berdoa dengan hati yang tulus. Semoga setiap orang dapat menyelami Dharma dan menyerap aliran jernih ini ke dalam hati. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. | |||
Artikel Terkait
Perayaan HUT TNI AL ke-79: Berbagi Berkah Kepada Masyarakat
18 September 2024Menyambut perayaan HUT TNI AL yang ke-79, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia turut mendukung kegiatan ini dengan memberikan 1.000 paket sembako, berupa beras, minyak goreng, gula, dan mi instan untuk diberikan kepada masyarakat kurang mampu.
Merawat Anak Spesial Bernama Aini
03 September 2020Hidup menjadi ringan apabila seseorang menjalaninya dengan tulus dan ikhlas. Itulah pelajaran dari Sri Mulyani, ibu dari Aini, anak umur delapan tahun yang lahir dengan spinal muscular atrophy type 2 sekaligus pneumonia akut.
Jayanti dan Diana Menanti Rumah Idaman Mereka
01 Agustus 2024Relawan Tzu Chi berkunjung ke lokasi Program Bebenah Kampung dengan konsep rumah model konsolidasi tanah vertikal di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Ada 11 kepala keluarga yang nantinya akan menempati rumah baru ini.