Suara Kasih: Semua Makhluk Hendaknya Hidup Saling Berdampingan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

 

Judul Asli:

Semua Makhluk Hendaknya Hidup Saling Berdampingan

Menanam benih buruk akibat pembunuhan terhadap hewan
Melindungi semua makhluk demi menghentikan peperangan di dunia
Menghemat energi, mengurangi emisi karbon, dan kembali pada pola hidup sederhana
Semua makhluk hendaknya hidup saling berdampingan dan harmonis

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di berbagai Negara yang sangat giat mengemban misi Tzu Chi yang sangat giat mengemban misi Tzu Chi dan menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia. Mereka menyerap ajaran Buddha ke dalam hati dan menyebarkan semangat cinta kasih universal ke negara tempat tinggal masing-masing. Saya sungguh berterima kasih. Saya berterima kasih kepada setiap Bodhisatwa dunia yang telah memberi manfaat bagi semua makhluk. Saya sungguh berterima kasih. Akan tetapi, penggalangan Bodhisatwa dunia sepertinya berjalan sedikit lambat. Bukan sedikit lambat, namun sangat lambat. Berkat perkembangan teknologi masa kini, kita bisa melihat berbagai bencana yang terjadi di seluruh dunia.

Kekuatan karma buruk akibat perbuatan manusia sungguh sangat besar. Kita dapat melihat sebuah pejagalan di Provinsi Jilin, Tiongkok yang meledak tanpa diketahui penyebab yang jelas. Korban jiwa mencapai ratusan orang. Inilah ketidakkekalan di dunia. Di pejagalan yang sebesar itu, berapa banyak hewan yang dibunuh setiap hari? Demi memenuhi nafsu makan, manusia terus membunuh hewan untuk disantap. Selama masih ada orang ingin menyantap daging hewan, karma buruk membunuh yang tercipta juga akan semakin lama semakin besar. Ada orang pernah bertanya, “Bagaimana cara menghentikan peperangan di dunia?” Seorang yang bijaksana menjawab, “Anda pergilah mendengar suara di pejagalan.” Jika sudah tak suara hewan dijagal, maka peperangan juga akan berhenti. Akan tetapi, orang masa kini mengembangkan berbagai cara untuk membunuh hewan.

Kini, kita sulit mendengar suara hewan di pejagalan. Mengapa demikian? Karena hewan sudah disetrum hingga pingsan dahulu sebelum dibunuh. Kini, pembunuhan hewan semakin banyak dan semakin kejam. Selain pembunuhan terhadap babi, kambing, banyak hewan kecil juga terus dibunuh. Baik saat acara pernikahan maupun pemakaman, banyak hewan dibunuh untuk disantap. Untuk merayakan kelahiran seorang bayi, banyak hewan dibunuh demi mengadakan perjamuan makan. Awalnya itu adalah hal yang membahagiakan, namun manusia malah menambah banyak karma buruk membunuh. Karena itu, kita harus meningkatkan kebijaksanaan. Janganlah membiarkan kegelapan batin menutupi kebijaksanaan kita.

Kita dapat melihat kobaran api besar yang telah melahap hutan di Amerika Serikat selama berhari-hari. Kebakaran ini mendatangkan kerusakan besar bagi bumi dan menciptakan polusi yang sangat besar. Bumi adalah tempat tinggal semua makhluk hidup. Jika bumi sudah terluka, bagaimana dengan kehidupan kita? Selain manusia, juga ada makhluk hidup lain. Apakah kita semua masih bisa hidup dengan aman dan tenteram? Karena itu, kita sungguh harus meningkatkan kesadaran.

Selain itu, ada pula bencana banjir di Eropa Tengah. Kali ini, hujan lebat yang turun selama beberapa hari berturut-turut mengakibatkan banyak Negara dilanda bencana banjir. Inilah ketidakselarasan unsur air. Kita juga melihat kemarin, di Taipei, hujan petir yang disertai hujan es dan angin ribut menumbangkan beberapa pohon dalam waktu sekejap. Kondisi iklim menjadi ekstrem akibat pikiran manusia yang tidak harmonis. Orang masa kini tidak hidup sesuai hukum alam dan nilai moralitasnya juga sudah merosot. Akibatnya, secara perlahan-lahan, kekuatan karma buruk manusia semakin lama semakin berat. Kini bencana alam tengah berbalik menyerang manusia. Melihat itu, bisakah kita tidak meningkatkan kewaspadaan?

Kini, di seluruh dunia juga tengah digalakkan pelestarian lingkungan. Untuk melestarikan lingkungan, yang terpenting adalah kita harus menghemat energi dan mengurangi emisi karbon. Bumi memiliki sumber daya alam yang terbatas. Demi meningkatkan perekonomian, manusia terus mendukung sesama untuk bersikap konsumtif. Karena itulah, manusia terus mengeksploitasi dan menyedot minyak bumi secara berlebihan. Jika setiap orang bisa mengubah gaya hidupnya hingga menjadi lebih sederhana, maka kita akan bisa melindungi dan membawa manfaat besar bagi bumi.

Hari ini adalah tanggal 5 Juni, kita memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Untuk melestarikan lingkungan, kita harus melakukan daur ulang, menjaga lingkungan agar tetap bersih, serta berusaha mengurangi emisi karbon. Ini bukan hanya slogan semata, melainkan harus kita wujudkan lewat praktik nyata. Ini semua demi semua makhluk, bukan hanya demi kita sendiri. Kita harus membimbing semua orang untuk melakukan hal yang sama seperti kita. Selain harus melakukannya sendiri, kita juga mempengaruhi orang lain agar menjalani pola hidup sederhana. Kita sendiri juga harus menjalani pola hidup sederhana. Terhadap semua makhluk yang memerlukan, kita harus membantu dengan penuh keikhlasan. Janganlah kita terus terbuai oleh ketamakan. Kita harus tahu  mengapa kita sulit mengerti ajaran Buddha dan tidak memahami kondisi batin Buddha? banyak sekali rintangan batin. Berbagai rintangan batin timbul akibat akumulasi nafsu ketamakan kita. Akumulasi nafsu ketamakan mengakibatkan kita sehingga hakikat murni kita menjadi tertutupi. Karena itulah, manusia sulit untuk memahami Dharma, menyerap Dharma ke dalam hati, dan sulit kembali pada sifat hakiki yang bersih dan tanpa noda. Ini karena manusia hidup terlalu boros dan memiliki banyak noda batin. Saat ketamakan, kebencian, kebodohan,  kesombongan, iri hati, terbangkitkan manusia akan melakukan banyak hal yang memicu terjadinya peperangan, konflik, serta mencemari lingkungan dan merusak bumi. Ini semua terjadi akibat ulah manusia.

Lihatlah insan Tzu Chi yang kembali ke Griya Jing Si. Beberapa hari lalu, insan Tzu Chi AS mengikuti kelas pelatihan di Griya Jing Si. Mereka meluangkan satu hari untuk merasakan bagaimana menggunakan tenaga sendiri untuk membersihkan lingkungan sekitar, membersihkan kebun, dan lain-lain. Mereka merasakan kehidupan di Griya Jing Si yang semuanya mengandalkan tenaga manusia bagai kehidupan orang zaman dahulu. Kehidupan seperti ini juga membuat kami merasa bahagia. Setiap hari kami dipenuhi rasa syukur. Meski dibasuh keringat, kami merasa sangat sehat dan dipenuhi sukacita. Jika semua orang bisa hidup saling berdampingan di dunia ini, maka kehidupan kita pasti aman dan tenteram. Asalkan setiap orang bisa menyelaraskan hati dan berinteraksi dengan baik, maka kehidupan kita akan penuh sukacita. Singkat kata, kita harus mawas diri, berhati tulus, serta bertobat kepada bumi pertiwi. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 
 

Artikel Terkait

Training Relawan: Menyerap Dharma

Training Relawan: Menyerap Dharma

23 Maret 2013 Untuk pertama kalinya training yang biasa diadakan di Taiwan ini diadakan di luar negeri dan negara pertama yang dikunjungi adalah Indonesia. Sebanyak 4 orang Shifu (Biksuni di Griya Jing Si) dan 8 orang relawan Taiwan  hadir ke Indonesia untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai Tzu Chi.
Peringatan Waisak: Doa Jutaan Insan

Peringatan Waisak: Doa Jutaan Insan

10 Mei 2015
“Semua agama mengajarkan kebaikan, dan saya senang relawan Tzu Chi juga terdiri dari berbagai agama. Jika kita bersatu dan harmonis maka negara kita akan makmur,” kata Ahok.
Merayakan Imlek Bersama Gan En Hu

Merayakan Imlek Bersama Gan En Hu

19 Januari 2017

Di Tanjung Balai Karimun, relawan Tzu Chi merayakan tahun baru Imlek bersama para penerima bantuan Tzu Chi. Relawan mengawalinya dengan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -