Suara Kasih: Setiap Orang adalah Sutra Hidup

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

  Setiap Orang Adalah Sutra Hidup

 

Semua makhluk terombang-ambing dalam lautan penderitaan mengikuti kekuatan karma
Para Buddha menyerukan agar semua makhluk sadar dan menyeberang ke pantai kebahagiaan
Semua makhluk adalah Sutra hidup
Kisah hidup para Bodhisatwa dunia menunjukkan kebenaran akan ketidakkekalan

"Kami berjalan dari wilayah selatan Somalia selama 15 hari, baru tiba di Kenya. Istri saya meninggal di perjalanan. Anak saya sangat kekurangan gizi. Saya menggendongnya sepanjang jalan. Kami tidak punya makanan dan minuman," tutur pengungsi Somalia.

Lihatlah Somalia. Sebanyak sekitar 640.000 anak menghadapi risiko meninggal akibat kelaparan. Selain bencana kelaparan, warga Somalia juga mengalami bencana akibat ulah manusia. Anak-anak yang lahir di sana sungguh tak berdaya. Kekuatan karma membuat mereka tak dapat memilih dilahirkan di mana. Orang yang melihat dan mendengar kondisi setempat semuanya merasa takut. Namun, mereka malah terlahir di lingkungan seperti itu. Mereka sungguh tak berdaya. Sangatlah sulit bagi kita untuk membantu mereka.

Buddha terus mengingatkan kita bahwa lautan penderitaan tak bertepi. Setiap kali mendengar hal ini, saya sungguh merasa sedih. Sungguh, kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Sejak lebih dari 2.000 tahun yang lalu hingga kini, Buddha terus mengingatkan kita bahwa Dharma tak lapuk oleh waktu. Setiap saat Dharma ada di dalam hati kita, hanya saja ada orang yang enggan menerimanya. Mereka hanya menggunakan pengetahuan tanpa menumbuhkan kebijaksanaan.

 

Noda batin manusia mengakibatkan semakin banyak bencana terjadi di dunia. Bukankah saya sering berkata bahwa tabiat manusia berkaitan dengan iklim? Agar dunia bebas dari bencana, kita harus kembali pada hakikat yang murni. Hanya dengan melenyapkan kemelakatan dan noda batin, barulah kita dapat memiliki tabiat yang baik. Inilah yang terus diajarkan oleh Buddha kepada kita. Namun, makhluk hidup masih tak henti-hentinya terbelenggu oleh noda batin. Hal ini sungguh disesalkan.

 

Belakangan ini, kita juga sangat khawatir dengan topan Muifa. Meski topan telah mengarah ke utara, namun aliran udaranya telah berdampak pada wilayah selatan Filipina sehingga bencana kembali terjadi. Lihatlah, bencana ini terjadi di bumi yang juga kita tinggali. Meski terjadi di tempat yang berbeda, semuanya terjadi di bumi yang sama. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus mawas diri, berhati tulus, dan bertobat. Saat bertobat atas suatu kesalahan, janganlah kita menambah noda batin lain. Pertobatan seperti itu tidak ada gunanya. Bila kita melenyapkan noda batin lama, namun membangkitkan noda batin yang baru, maka kita tidak dapat sungguh-sungguh mengikis karma buruk. Sulit terlahir sebagai manusia, namun kini kita sudah terlahir. Sulit untuk mendengar Dharma, namun kita sudah mendengarnya.

Pada masa sekarang ini, kita semua memiliki jalinan jodoh untuk berkumpul bersama dan memiliki kesempatan untuk menyelami ajaran Buddha. Kita berharap setiap orang dapat tersadarkan dari kegelapan batin. Kita harus memahami ajaran Buddha sepenuhnya. Jangan hanya memahaminya setengah-setengah. Jika kita hanya memahaminya setengah-setengah dan berpikir bahwa kita sudah menyelami Dharma hanya dengan mengikuti pementasan, berarti kita hanyalah ikut-ikutan dan melekat pada bentuk luar. Bila kita tak kembali pada hakikat yang murni, bersih, dan tanpa noda serta tidak melenyapkan noda batin dan mengubah tabiat buruk, maka mengikuti pementasan Sutra juga tidak ada gunanya. Bodhisatwa sekalian, saya terus menjelaskan hal ini agar kalian dapat memahaminya.

"Pementasan Sutra membuat hati saya menjadi tenang. Saya menjadi jarang khawatir. Banyak sekali hal yang saya khawatirkan seperti pernikahan dan kesehatan saya," tutur salah seorang relawan.

Lihatlah relawan Shu Hui. Ia menjadi donatur Tzu Chi pada tahun 1985. Namun, karena pernikahan yang kurang bahagia, tak lama kemudian ia bercerai dengan suaminya. Ia membesarkan 3 orang anaknya seorang diri. Namun, hatinya masih tetap memikirkan suaminya. Meski telah bercerai, namun ia masih terbelenggu oleh noda batin. Setelah bercerai, ia pun pindah ke tempat lain dan kehilangan kontak dengan Tzu Chi. Hingga saat didiagnosis menderita kanker payudara dan menjalani kemoterapi, barulah ia kembali teringat Tzu Chi. Ia pun menghubungi anggota komite Tzu Chi. Sejak saat itu, ia sangat mendedikasikan dirinya dalam kegiatan Tzu Chi.

Namun, sel kankernya telah menyebar hingga ke tulang. Meski berulang kali menjalani operasi, ia tak pernah menangis.Namun, ia menangis pada pementasan kali ini karena ia telah memahami betapa rentannya kehidupan ini. "Dokter berkata kepada saya bahwa hidup saya tinggal 2 tahun. Namun, selama saya masih hidup, saya akan menghargai setiap hari yang saya miliki. Saya menganggap pementasan sutra kali ini adalah hadiah perpisahan bagi saya," tutur Shu Hui.

Kini, ia selalu menganggap setiap detik bagai detik terakhir dalam hidupnya. Ia sungguh telah tersadarkan. Ia sangat bersungguh hati dan tidak pernah absen dalam mengikuti latihan. Saat mendengar lirik yang berbunyi "nafsu akan cinta yang dalam dan sulit dilepas" dan "tenggelam dalam lautan nafsu", ia merasa lirik ini seperti sedang berbicara tentang dirinya. Sungguh menderita. Namun, ia telah tersadarkan. Lihatlah, ia sangat berani. Ini semua tergantung pada sebersit niat. Ia sungguh Bodhisatwa yang mengagumkan. Ia menunjukkan penderitaan dan ketidakkekalan yang ia alami kepada setiap orang yang belum sadar melalui pementasan. Semoga kisah hidupnya dapat menginspirasi orang lain.

Bodhisatwa sekalian, pada kehidupan ini, setiap orang adalah Sutra hidup yang menunjukkan kebenaran tentang penderitaan. Sebagian Sutra ini menunjukkan penderitaan dan ada sebagian yang menunjukkan harapan. Intinya, apapun Sutra hidup yang dibabarkan oleh para Bodhisatwa dunia, kita harus menghargai, menghormati, dan mensyukurinya.Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.

 

 
 

Artikel Terkait

Menjaga Interaksi yang Baik Dengan Orang Lain

Menjaga Interaksi yang Baik Dengan Orang Lain

27 September 2023

Relawan Tzu Chi Pekanbaru menjadi salah satu narasumber dalam mengisi materi Latihan Dasar Kepemimpinan di SMA Dharma Loka, Pekanbaru.

Berkah Ramadan Menyelimuti Warga Kelurahan Mangga Dua Selatan

Berkah Ramadan Menyelimuti Warga Kelurahan Mangga Dua Selatan

14 April 2023

Sambut Idul Fitri, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kembali menyalurkan paket sembako bagi warga prasejahtera. Salah satu lokasi pembagian paket sembako ini ada di Depo Tzu Chi Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat pada Sabtu, 8 April 2023. 

Baksos Kesehatan: Wujud Kasih Sayang untuk Gan En Hu

Baksos Kesehatan: Wujud Kasih Sayang untuk Gan En Hu

13 Juni 2016
Perhatian Tzu Chi kepada para penerima bantuan, tak hanya soal biaya hidup  atau bantuan pendidikan, namun juga terkait kesehatan mereka. Minggu, 5 Juni 2016, Tzu Chi komunitas He Qi Utara mengadakan bakti sosial kesehatan umum dan gigi khusus untuk Gan En Hu dan Anak Asuh.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -