Suara Kasih: Sumbangsih Tim Medis

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Sumbangsih Tim Medis Mendatangkan Kehangatan di Dunia

Kondisi iklim yang ekstrem mengakibatkan bencana datang silih berganti
Mengadakan baksos kesehatan dan mensosialisasikan daur ulang demi mengasihi bumi
Misi kesehatan berbudaya humanis sungguh-sungguh melindungi kehidupan
Sumbangsih tim medis mendatangkan kehangatan di dunia

Cuaca sangat panas. Orang yang berada di ruangan berpenyejuk udara haruslah bersyukur. Akan tetapi, di Griya Jing Si, kita tidak memiliki penyejuk udara. Pikiran yang tenang akan mendatangkan kesejukan. Kita dapat melihat tayangan berita yang melaporkan tentang gelombang panas. Musim panas tahun ini sangatlah tidak normal. Akan tetapi, beberapa tempat lain menghadapi kondisi cuaca yang sangat dingin.

Contohnya Argentina yang terletak di bumi bagian selatan. Kita dapat melihat insan Tzu Chi yang tengah menyalurkan bantuan di sana. Menurut laporan berita, kondisi cuaca tahun ini sungguh lebih dingin dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, orang yang kekurangan sangat sulit melewati musim dingin. Karena itu, insan Tzu Chi segera pergi untuk menyalurkan bantuan. Melihat tayangan berita itu, saya merasa sangat tersentuh.

Kita juga melihat Yordania. Lihatlah dokter gigi yang mengadakan baksos kesehatan di sana, juga penuh dengan kehangatan. Selain memberikan pengobatan, insan Tzu Chi juga memberikan pendidikan kesehatan. Berhubung ada anak kecil yang merasa ketakutan, relawan muda Tzu Chi pun memberikan pendampingan. Pemandangan ini sungguh penuh pemandangan.

Kita juga melihat tayangan lain yang juga penuh kehangatan. Kehangatan itu datang dari Filipina. Insan Tzu Chi Filipina menyalurkan bantuan beras ke pemukiman kumuh. Pada pembagian itu, kita dapat melihat orang yang kekurangan kembali membalas budi. Ini karena sebelum menyalurkan bantuan, insan Tzu Chi berbagi tentang celengan bambu dan bagaimana Tzu Chi bermula dari uang 50 sen yang dikumpulkan setiap hari. Selain itu, insan Tzu Chi juga membimbing warga untuk mengasihi bumi agar mereka dapat memahami pentingnya mendaur ulang sumber daya alam. Jadi, saat datang menerima bantuan beras, mereka juga antusias membawa barang daur ulang. Selain itu, meskipun hidup kekurangan, mereka sangat berharap mereka juga memiliki kekuatan untuk membantu orang lain. Karena itu, mereka pun mengajukan permintaan kepada insan Tzu Chi agar memberi mereka celengan bambu. Mereka ingin menggunakan sedikit uang logam yang mereka miliki untuk melakukan satu kebajikan setiap hari, mengembangkan sebersit niat baik, dan menciptakan sedikit berkah. Cara ini sangatlah baik. Selain itu, ini juga merupakan metode penyaluran yang penuh kehangatan. Kita harus banyak belajar dari mereka.

Dalam menyalurkan bantuan, selain memberikan bantuan materi, kita hendaknya juga membimbing orang lain. Dalam Empat Misi Tzu Chi, selain ada misi amal, penyaluran bantuan, kita juga harus mengasihi bumi, dan melindungi kesehatan para warga. Ini juga merupakan semangat misi kita. Jadi, dengan adanya pandangan kesetaraan yang penuh welas asih, kita akan memiliki semangat misi untuk melindungi kesehatan semua makhluk.

Dalam perjalanan kali ini, saya mengelilingi seluruh wilayah Taiwan. Hari ini saya akan berbagi tentang misi kesehatan dengan kalian semua. Dalam menyelamatkan nyawa orang, para staf medis Tzu Chi sungguh tidak membedakan usia tua maupun muda. Selama ada pasien memerlukan pertolongan tim medis, tim medis Tzu Chi akan mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk menyelamatkan mereka.

Pertama-tama, saya berkunjung ke RS Tzu Chi yang berada di Xindian, Taipei. Sehari sebelum saya ke sana, ada seorang nenek berusia 104 tahun. Nenek berusia 104 tahun ini baru keluar dari rumah sakit tersebut. Akibat pembuluh darah yang tersumbat, kaki nenek ini mengalami sakit yang luar biasa hingga dia tidak bisa tidur pada malam hari.  Berhubung nenek ini sudah berusia lanjut, yakni 104 tahun, tidak ada dokter yang berani mengobatinya. Sang nenek pun dibawa ke RS Tzu Chi Taipei dan diterima. dr. Huang sangat bersungguh hati  mempelajari kondisi sang nenek. dr. Huang menghabiskan waktu lebih dari 2 jam membantu nenek membersihkan pembuluh darah yang tersumbat. dr. Huang berkata bahwa operasi yang menghabiskan lebih dari 2 jam itu terhitung sangat lancar. Operasi berjalan dengan sangat lancer karena sang nenek telah bervegetarian selama 50 tahun lamanya. Jadi, 3 hari pascaoperasi sang nenek sudah bisa keluar rumah sakit. Nenek berusia 104 tahun tersebut sangat memiliki kualitas pelatihan diri. Selain itu, dia menerima penyakitnya dengan ikhlas dan senantiasa bersukacita serta bersyukur. Terlebih lagi anggota keluarganya, mereka berkata bahwa kesembuhan sang nenek sungguh merupakan mukjizat. Mereka sangat berterima kasih.

Di Rumah Sakit Tzu Chi Taichung juga terdapat seorang bayi. Saat sang bayi masih berada dalam kandungan, tepatnya pertengahan bulan Februari lalu, sang ibu mengalami kecelakaan yang sangat parah dan segera diantar ke Rumah Sakit Tzu Chi Taichung. Sesaat setelah dilahirkan melalui bedah sesar, berat sang bayi adalah sekitar 1.900 gram. Akan tetapi, berselang beberapa waktu, berat sang bayi terus turun. Karena itu, staf medis kita menjaganya dengan bersungguh hati. Selain itu, di ruang perawatan intensif, para staf medis juga bekerja keras merawat sang ibu. Jadi, staf medis merawat ibu dan anak tersebut dengan sangat bersungguh hati. Berat badan sang bayi pun pelan-pelan bertambah. Saat saya berkunjung ke sana, enek dan ibunya sudah menggendong bayi tersebut. Kini sang bayi telah hampir berusia 5 bulan. Dia pun dibawa ke hadapan saya. Lihat, betapa menggemaskannya dia. Lihatlah wajahnya yang bulat, sungguh cantik. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Ini adalah perawatan penuh kesungguhan dan cinta kasih.

Ada pula seorang lansia berusia 93 tahun yang dipindahkan dari rumah sakit Rongzong karena sangat sulit dirawat dan sulit dilayani. Dia menderita sakit ginjal hingga berat badannya tinggal 39 kilogram. Dia menolak perawatan medis dan tidak mau bekerja sama dengan tim medis. Berhubung selalu menolak mengonsumsi kalsium dan makanan suplemen lainnya, dia pun dipindahkan ke RS Tzu Chi Taichung. Staf medis Tzu Chi pun membujuknya. Mengetahui sang kakek adalah seorang mayjen,vtim medis membuatnya merasa bangga hingga bersedia minum obat, dan lain-lain. Akhirnya, berat badan kakek itu pun bertambah 4 kilogram. Selain itu, perawat kita selalu membuatnya bahagia setiap hari.

Singkat kata, hari itu, saya melihat  baik pasien tua maupun muda, para staf medis Tzu Chi telah berhasil menolong mereka. Inilah cinta kasih. Kita juga dapat melihat RS Tzu Chi Dalin. Staf medis di sana sangat berbudaya humanis dan senantiasa menyelami Dharma. Singkat kata, dalam melindungi kehidupan, melindungi kesehatan, dan melindungi cinta kasih, para staf medis misi kesehatan Tzu Chi sangatlah bersungguh hati. Terlebih lagi, budaya humanis dalam misi kesehatan ini sungguh membuat orang tersentuh.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Belajar Menghargai Budi Orang Tua

Belajar Menghargai Budi Orang Tua

15 Maret 2013 Kunjungan ini merupakan wujud kasih dan perhatian relawan Tzu Chi kepada para penghuni panti yang kesepian dan sebatang kara. Diharapkan dengan adanya penghiburan dari relawan, dapat mengukir seutas senyum pada wajah mereka (opa-oma).
Mendidik Melalui Kelas Budi Pekerti

Mendidik Melalui Kelas Budi Pekerti

25 Juli 2022

Minggu, 10 Juli 2022 menjadi hari yang penuh sukacita bagi Tim Pendidikan Tzu Chi Pekanbaru, karena kelas budi pekerti kembali diadakan secara tatap muka dengan dua kelas yakni Qin Zi Ban Kecil untuk murid kelas 1-3 SD dan kelas Tzu Shao untuk murid SMP-SMA.

Belajar Sejak Dini

Belajar Sejak Dini

20 Agustus 2013 Pembelajaran hari itu memiliki tema menabung di celengan bambu yang dimulai sejak kecil. Fungsi menabung sejak dini untuk menanamkan dan melatih diri hidup hemat pada jiwa anak-anak. Membekali hidup hemat pada usia dini anak, maka akan bisa menghargai apa yang dimiliki.
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -