Suara Kasih: Sumber Segala Potensi
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Hati : Sumber Segala Potensi Menemukan penyelamat di masa-masa suram | |||
“Kini saya memiliki temperamen yang sangat aneh. Sebelumnya saya memiliki sifat yang lembut, namun karena kelumpuhan yang saya alami pada umur 24 tahun, saya menjadi cepat emosi. Saya tak bisa menerima kenyataan sehingga saya menjadi sangat pemarah. Selama 2 tahun 4 bulan saya tidak berbicara sepatah kata pun,” kata Li Wei. Inilah yang diungkapkan Tuan Li Wei, seorang pasien penanganan khusus kita. Ia terserang stroke pada usia 24 tahun. Siapa yang menyangkanya? Setelah mengalami stroke, ia mulai putus asa, cepat marah, dan sering bersungut-sungut. Akibatnya, istrinya pun meninggalkannya. Karena itu, ia mengalami masa-masa suram dalam hidupnya. Coba pikirkan, bagaimana mungkin anak muda dapat menerima kenyataan ini? Tentu saja temperamennya menjadi sangat buruk, sering marah, minum minuman keras, dan lain-lain. Namun, ia sangat beruntung karena dapat selamat dari bencana gempa bumi di Sichuan, Tiongkok tahun 2008 dan mulai menjalin jodoh dengan Tzu Chi. Insan Tzu Chi mulai mengunjunginya untuk memerhatikan, mendampingi, dan membimbingnya keluar dari keputusasaan. “Sesungguhnya, kami hanya meneruskan cinta kasih kakak-kakak se-Dharma dari Taiwan. Jika ada warga yang memiliki masalah, kami akan segera mempelajari kasusnya dan memberi perhatian kepada mereka,” kata seorang relawan Tzu Chi di Tiongkok. “Setiap kali mengunjunginya, saya dapat melihat senyumannya. Terlebih lagi, kali ini saya tak dapat menahan diri untuk berkata padanya, ‘Li Wei, saya senang melihat senyumanmu.’ Saya melihat dirinya berubah,” lanjut relawan itu. Kini Li Wei telah mengatasi keputusasaannya. Terlebih lagi, setiap hari ia membantu aktivitas di ruang pengatur suara. Setiap hari ia tiba di sana pukul 6 pagi untuk menyiapkan peralatan guna menyaksikan ceramah di pagi hari. Ia harus mempersiapkan konferensi video agar para relawan di sana dapat mendengarkan ceramah saya dan juga mendengarkan cerita dari para relawan RS Tzu Chi. | |||
| |||
Saya juga sangat berterima kasih kepada Lu Kai-Sheng, salah satu staf Da Ai TV. Ia juga turut mendampingi Zhou Qin dan memberinya pekerjaan. Ia meminta bantuan Zhou Qin untuk mencatat isi videonya. Saat mencatat isi video, ia melihat berbagai kisah orang lain. Berbagai kisah tersebut telah membawa pengaruh baginya. Ia membandingkan dirinya dengan orang lain dan menyadari bahwa dirinya masih lebih beruntung. Dengan demikian, ia mampu keluar dari penderitaan batinnya dan merasa bahagia. Jadi, setelah keluar dari rumah sakit, ia terus mengerjakan pencatatan isi video. Selain itu, ia juga menyadari pentingnya menolong bumi. Ia dan ibunya bersama-sama melakukan kegiatan daur ulang dan menjadikan halaman depan rumahnya sebagai posko daur ulang. Ketika para relawan tengah mensosialisasikan kegiatan daur ulang, kita juga dapat melihat Zhou Qin yang duduk di kursi rodanya bergabung dengan para insan Tzu Chi dalam mengimbau para tetangga melalui mikrofon. Ketika para tetangga telah berkumpul di depan rumahnya, mereka pun mulai menjelaskan tentang pelestarian lingkungan. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. | |||
| |||
Saya sungguh bersyukur. Gempa bumi di Sichuan telah berlalu selama 2 tahun. Namun, para Bodhisattva dunia tetap menggunakan waktu 2 tahun ini untuk bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Hingga kini sumbangsih mereka tak pernah terputus. Dengan cinta kasih yang penuh kesadaran, mereka menolong para warga dan terus melanjutkan estafet cinta kasih. Benih-benih cinta kasih di sana telah disemai oleh para petani batin ini. Para petani batin ini telah menggarap ladang batin dengan baik. Kini cinta kasih warga setempat juga telah terbangkitkan. Kita juga dapat melihat wakil kepala Biro Pelestarian Lingkungan Deyang. Beliau mengajak para stafnya untuk belajar konsep daur ulang Tzu Chi. Mereka bergabung dengan para insan Tzu Chi dalam mengumpulkan barang daur ulang. Dengan penuh kerendahan hati, mereka belajar dari pengalaman kita. Saya sungguh tersentuh melihatnya. “Berkat imbauan dan bimbingan kalian, saya yakin warga lokal telah menyadari pentingnya melestarikan lingkungan. Inilah kesan yang saya dapatkan dari warga perumahan sementara. Kedua, cara kerja kalian sungguh membuat saya tersentuh. Di bawah teriknya matahari, kalian masih tetap bekerja keras. Saya sungguh tersentuh. Kami harus belajar tentang ini,” kata kepala biro tersebut. Para pemimpin Biro Pelestarian Lingkungan telah mengajak para stafnya mengunjungi posko daur ulang kita beberapa kali. Jadi, saya yakin akan adanya harapan untuk melestarikan lingkungan di sini. Lagipula, pelestarian lingkungan sangatlah diperlukan di Tiongkok. Tak hanya di Tiongkok, melainkan di seluruh dunia. Jika kita semua dapat senantiasa menghargai sumber daya alam, hidup hemat, dan menjaga kebersihan barang yang kita gunakan, bukankah itu merupakan cara terbaik untuk mengurangi emisi karbon? Untuk itu, semua orang harus diinspirasi agar bencana dapat sungguh-sungguh berkurang dan manusia dapat hidup aman dan tenteram. Baiklah. Singkat kata, melihat cahaya harapan ini, saya sungguh dipenuhi rasa sukacita. Diterjemahkan oleh: Erni & Hendry Chayadi / Foto: Da Ai TV Taiwan | |||
Artikel Terkait
Tiga Ribu Rumah: Berdana dengan Sukacita
23 Oktober 2018Sejak penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam pembangunan 3.000 unit rumah untuk masyarakat Lombok (Nusa Tenggara Barat), Palu, Sigi, dan Donggala (Sulawesi Tengah), yang dilaksanakan pada 15 Oktober 2018 lalu, relawan Tzu Chi pun mulai menggalang dana untuk itu.
Warung Cinta Kasih di Bulan Ramadan 2023
05 April 2023Muda-Mudi Tzu Chi (Tzu Ching) kembali menggelar aksi Warung Cinta Kasih (WCK) yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang pada Minggu, 26 Maret 2023.