Suara Kasih: Tekad Luhur di Bidang Medis

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Mengembangkan Tekad Luhur di Bidang Medis

      

Menyelaraskan batin manusia dan membangkitkan niat bajik
Menghargai dan berterima kasih kepada tim medis yang telah menyelamatkan kehidupan
Saling menginspirasi sesama untuk memiliki hati yang murni dan tekad luhur
Mengembangkan tekad luhur di bidang medis

Dalam acara perayaan Ulang Tahun Tzu Chi yang ke-46, para staf dari Rumah Sakit Tzu Chi Dalin mengatakan akan selamanya mengingat nasihat Master Cheng Yen ke dalam hati, mereka berkata, ”Semoga Master sehat selalu dan senantiasa memutar roda Dharma. Semoga cinta kasih Tzu Chi dapat menyebar ke seluruh dunia. Kami akan senantiasa menjunjung hati Buddha dan tekad Guru. Kami percaya dengan tulus semua ajaran Master. Kami akan selamanya mengikuti langkah Master. Seluruh insan Tzu Chi dan staf medis dari RS Tzu Chi Taichung akan senantiasa mengingat ajaran Master,”kata mereka, ”cukup makan 80 persen kenyang dan 20 persen untuk membantu sesama; hidup sederhana dan kaya secara spiritual; bervegetarian adalah obat mujarab; senantiasa membangkitkan niat bajik dan welas asih. Saya mengasihi Master Cheng Yen. Perahu Dharma telah digerakkan! Semoga tekad melatih diri terus terjaga, Bodhisatwa mempraktikkan Sutra Makna Tanpa Batas secara luas.Perahu cinta kasih telah digerakkan menuju lautan Dharma yang luas. Perahu Dharma Tzu Chi selamanya tidak akan berhenti. Kakek Guru yang terkasih, dan pembabaran Dharma di Puncak Gunung Nasar tak akan pernah berakhir. Kami mendukung pola makan cukup makan 80 persen kenyang dan menggunakan 20 persennya untuk menolong sesama. Bervegetarian bebas dari kerisauan! Mengisi celengan bambu hingga penuh! Kami bertekad untuk menjadi semut kecil yang akan mendampingi Kakek Guru mendaki Gunung Sumeru.”

Tanggal 16 April adalah hari kedua Tzu Chi memasuki tahun ke-47. Setiap hari saya selalu berharap agar Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma dapat tersebar ke seluruh dunia. Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma ini tak terlepas dari menggalang Bodhisatwa dunia. Bodhisatwa dunia dapat menciptakan berkah dan menjaga ketenteraman di dunia. Akibat empat unsur alam yang tidak selaras, bencana pun terjadi silih berganti di dunia. Ketidakselarasan empat unsur alam bisa terjadi karena batin manusia yang tidak selaras. Yang dapat kita lakukan kini adalah menyelaraskan batin manusia. Kita bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk bersama-sama berbuat kebajikan.

Selama 46 tahun ini, Tzu Chi terus membimbing setiap orang untuk memperbanyak kebajikan dan menghindari kejahatan. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Apa yang harus kita lakukan untuk membantu orang lain? Kita harus menjalankan misi amal. Kemiskinan dan penyakit selalu datang bersamaan. Jadi, untuk menolong yang kurang mampu, kita juga memerlukan misi kesehatan. Di dalam misi kesehatan, lebih dibutuhkan lagi misi pendidikan. Yang harus kita bina adalah dokter dan perawat yang baik.

Saya sering menyebut para perawat dengan sebutan Bodhisatwa Avalokitesvara. Disebut sebagai Orang Suci Berjubah Putih karena putih melambangkan murni tanpa noda. Setiap orang memiliki hakikat yang murni tanpa noda. Kondisi batin Buddha dan Bodhisatwa adalah murni tanpa noda. Cinta kasih universal-Nya selalu tercurah bagi semua makhluk di dunia ini. Semangat ini sungguh mulia. Jadi, misi kesehatan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi orang yang menderita. Di dunia ini, penderitaan terbesar adalah penyakit. Saat terserang penyakit, kita sungguh mengalami penderitaan yang tak terhingga. Yang dapat menghilangkan rasa sakit, menjaga  kesehatan, dan memperpanjang kehidupan pasien, satu-satunya adalah dokter dan perawat.

Karena itu, saya kerap berkata membina dokter dan perawat sangatlah penting. Kita harus giat menggarap ladang berkah ini. Semoga setiap orang di misi kesehatan memiliki batin yang murni tanpa noda dan memiliki cinta kasih penuh kesadaran. Setelah para calon tenaga medis dibina, mereka akan dapat menyelamatkan kehidupan, melindungi kehidupan,dan menjaga kesehatan setiap orang di dunia ini dengan cinta kasih. Inilah tujuan dari misi kesehatan dan misi pendidikan Tzu Chi. Akan tetapi, kondisi dunia medis kini sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Banyak anak muda yang berpikir merawat orang sakit adalah pekerjaan yang berat. Karenanya, sebelum benar-benar menjadi perawat, mereka telah menyerah sebelum mencobanya. Kabarnya, dari 230.000 warga Taiwan yang lulus dari keperawatan, yang benar-benar menjadi perawat tidak sampai 60 persen. Kehilangan sumber daya manusia seperti ini sungguh disayangkan. Ada pula meski telah bekerja sebagai perawat, cinta kasih mereka luluh dengan cepat. Cinta kasih mereka hilang karena perlakuan buruk masyarakat, media massa, dan pola pikir masyarakat kini yang menyimpang.

Saya kerap berkata setiap orang hendaknya senantiasa bersyukur. Buddha berkata bahwa tubuh ini tidaklah bersih. Yang paling tidak bersih adalah tubuh manusia. Perawat bersedia membangkitkan tekad untuk memerhatikan pasien sungguh merupakan tekad yang sangat mulia. Akan tetapi, apakah setiap orang di masyarakat dapat memahami hal ini? Mereka tak memiliki hati penuh syukur dan beranggapan merawat pasien adalah kewajiban para perawat sehingga membuat para perawat kehilangan cinta kasih universal yang murni itu. Tindakan ini tak seharusnya dilakukan. Tim medis telah melindungi, merawat, serta menyelamatkan pasien dengan penuh cinta kasih. Setiap orang hendaknya menghargai dan berterima kasih kepada mereka. Contohnya, seorang turis yang datang ke Hualien dan mengalami cedera. Dia pun segera diantar ke Rumah Sakit Tzu Chi di Hualien. Staf Medis Rumah Sakit Tzu Chi Hualien melindungi dan merawatnya dengan penuh cinta kasih. Temannya merasa sangat tersentuh dan mulai membangkitkan tekad dia akan bergabung dengan Tzu Chi setelah lulus nanti. “Para relawan Tzu Chi pernah membantu kami. Kami merasa sangat baik. Berhubung tidak kenal dengan siapa pun,kami merasa lebih tenang. Saya sering menyaksikan Da Ai TV. Karenanya, kesan saya terhadap RS Tzu Chi cukup baik,” ujar remaja yang berasal dari Hungkuang.

Kita dapat melihat sekelompok Bodhisatwa muda dari Universitas Hungkuang. Mereka saling mengajak satu dengan lainnya untuk bekerja di Rumah Sakit Tzu Chi. Saya sangat senang mendengarnya. Inilah sumbangsih penuh ketulusan dan cinta kasih yang dapat menyentuh orang lain. Ada pula seorang perawat bernama Yijun yang menderita penyakit leukemia. Dia pernah bolak-balik ke rumah sakit untuk berobat. Sungguh penuh kesulitan. Akan tetapi, cita-citanya dari kecil adalah ingin menjadi perawat.

Dia pernah bekerja di RS Tzu Chi Hualien. Saat berada di Hualien, penyakit leukemianya kambuh lagi. Akan tetapi, tekadnya sangatlah teguh. Setelah kembali ke Taipei, dia tetap memilih menjadi perawat di RS Tzu Chi Taipei. Yijun mengatakan,“Berhubung saya sendiri pernah sakit, saya bisa lebih memahami penderitaan para pasien saat sakit para pasien saat sakit dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Saya merasa pekerjaan sebagai seorang perawat memberikan makna yang besar bagi saya karena saya dapat berbagi kisah dan pengalaman saya dengan orang lain.”

Melihat tekad dan hatinya yang murni, saya merasa sungguh tersentuh. Baiklah. Singkat kata, dalam era sekarang diperlukan pemahaman atas benar dan salah karena kehidupan manusia tidak terlepas dari lahir, tua, sakit, dan mati. Kita harus menganggap setiap orang di dunia ini bagai keluarga kita sendiri. Bila keluarga kita jatuh sakit, apakah kita sampai hati tidak merawatnya? Karena itu, kita memerlukan orang yang membangkitkan tekad seperti ini di dunia. Tekad ini adalah tekad yang mulia.

Di Taiwan, kita menghabiskan banyak sumber daya alam di masyarakat untuk membimbing para perawat. Akan tetapi, hanya setengah dari mereka yang mengabdi di bidang medis. Sungguh disayangkan. Baiklah. Kita harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Saya berharap para staf medis dapat senantiasa mempertahankan tekad luhur dan berdedikasi di bidangnya. Diterjemahkan oleh Laurencia Lou.


Artikel Terkait

Menanam Kebajikan Sejak Usia Dini

Menanam Kebajikan Sejak Usia Dini

14 Agustus 2017

Rabu, 9 Agustus 2017, Tzu Chi Bandung menerima kunjungan 18 murid sekolah BPK Penabur Banda. Kunjungan ini merupakan salah satu program sekolah tersebut untuk mengenal berbagai organisasi yang ada di masyarakat.

Mengantarkan Oma Phan Kin Lan ke Panti Sahabat Baru

Mengantarkan Oma Phan Kin Lan ke Panti Sahabat Baru

29 Desember 2021

Memprihatinkan betul kondisi Oma Phan Kin Lan (76), warga Kapuk Muara, Jakarta Utara. Sekujur kakinya dipenuhi luka melepuh, kondisinya juga makin parah karena sudah enam bulan ini ia tak bisa berjalan.

Kebahagiaan di Indonesia Timur

Kebahagiaan di Indonesia Timur

15 November 2017

Selasa, 17 Oktober 2017, relawan Tzu Chi Sinarmas Xie Li Papua mengadakan Penyuluhan Kesehatan Gigi di wilayah Indonesia Timur, Provinsi Papua, tepatnya di Desa Lapua, Distrik Kaureh, Kabupaten Jayapura.

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -